Direktur Poltekkes Pontianak, Didik Hariyadi menilai Panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal (PGSBPL) penting dihadirkan untuk menjadi bagian langkah untuk mengatasi stunting di Sambas, Kalimantan Barat.

"Poltekkes Pontianak bekerjasama dengan SEAMEO RECFON sudah membuat satu pedoman PGSBPL. Itu khusus untuk kelompok balita Sambas khusus untuk remaja-remaja Sambas. Jadi gunakan pedoman itu untuk mencegah terjadinya malnutrisi atau masalah gizi yang ada di Kabupaten Sambas," ujarnya di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa masalah gizi dan stunting di Kalbar dan termasuk di Kabupaten Sambas seharusnya rendah. Hal itu karena sumber daya pangan lokal begitu melimpah. Kembali, untuk penyajian supaya lengkap sesuai PGSBPL yang telah ada. Sehingga bisa mencegah stunting.

"Provinsi ini kaya akan sumber daya alam pangan lokal khususnya di Sambas. Di Sambas itu begitu banyak pangan lokal yang bisa dikembangkan untuk penanganan masalah masalah gizi salah satunya adalah makanan lokal yang cukup terkenal dari Kabupaten Sambas itu adalah bubur pedas pedas. Itu yang merupakan salah satu pangan lokal yang mempunyai sumber zat gizi yang luar biasa artinya kalau ini bisa dikembangkan belum lagi beberapa pangan lokal yang lain maka insya Allah Sambas akan menjadi satu kabupaten yang apa bisa menurunkan prevalensi stunting dalam waktu yang cukup cepat," kata dia.

Menurutnya, semua pihak dari multi sektor memiliki peran penting juga agar bekerja sama untuk menurunkan stunting di Kabupaten Sambas. Dengan bebas stunting maka generasi akan lebih baik dan produktif serta lainnya. Target  secara nasional pada 2024 adalah 14 persen.

"Saat ini angka stunting di Kabupaten Sambas masih 32,8 persen atau masih di atas angka stunting Kalbar yakni 29,8 persen. Untuk mencapai target nasional menurunkan sampai14 persen saya kira bukan pekerjaan mudah sehingga perlu multisektor untuk sektor," jelas dia.

Ia menambahkan penurunan stunting tentu dengan dua langkah utama yaitu spesifik dan juga sensitif spesifik. 

"Langkah sensitif itu terkait dengan  penanganan penyebab terhadap yang tidak langsung seperti kemiskinan kemudian, ada terkait dengan lingkungan air bersih pola asuh dan lain-lain. Sedangkan sensitif spesifik itu yang terkait dengan hal-hal yang langsung ini biasanya itu difokuskan kepada di kesehatan," kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022