Sambas (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sambas optimis bisa mencapai target yang diberikan Presiden yakni angka stunting 14 persen pada 2024 mendatang. Terkait hal itu, Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi menyebutkan berbagai upaya telah pihaknya lakukan dalam upaya percepatan penurunan stunting (kekerdilan) atau gagal tumbuh pada anak.
"Upaya percepatan penurunan Ini menjadi tantangan sendiri bagi Kabupaten Sambas, akan tetapi kami optimis angka stunting itu bisa ditekan sesuai arahan presiden," kata Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi saat mengikuti puncak peringatan Harganas ke 29 bersama presiden secara virtual di aula Kantor di Sambas, Kamis.
Baca juga: TPPS Bengkayang dampingi keluarga dengan anak risiko stunting
Baca juga: Seribu mitra jadi bapak asuh untuk mempercepat penurunan stunting di Kalbar
Dihadapan Sektretaris BKKBN perwakilan Kalbar, Abdul Rahman, Wabup Sambas itu menyebutkan beberapa langkah yang dilakukan diantaranya dengan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, kecamatan dan desa. Hingga saat ini sudah terbentuk 193 tim TPPS ditingkat desa diseluruh Kabupaten Sambas.
"Selain itu kami juga telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) serta rembuk stunting yang sudah hampir rampung diseluruh desa. Lalu ditambah dengan sosialisasi percepatan penurunan stunting melalui khotbah jumat bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Serta melakukan MoU dengan Kementrian Agama juga dilakukan untuk program pendampingan calon pengantin," jelasnya.
Wabup Rofi juga mengungkapkan upaya intevensi spesifik juga dilakukan diantaranya dengan peningkatan kunjungan ANC (Antenatal Care) atau pemeriksaan kehamilan minimal enam kali kunjungan. Lalu kelas ibu hamil dengan melibatkan majelis taklim serta kelas Calon Pengantin (Catin) yang juga sudah dijalankan.
"Di Sambas ini, Balita yang memiliki masalah gizi juga ditangani lebih di puskesmas kalau tidak langsung ke pusat pemulihan gizi atau RSUD Sambas sudah kita buka jalurnya," ungkapnya.
Dirinya menjelaskan upaya pencegahan juga dilakukan dengan pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri di sekolah dan posyandu remaja. Selain itu upaya intervensi sensitif juga dilakukan melalui program jamban sehat melalui dari pemda maupun pusat.
Baca juga: AIMI Kalimantan Barat bersama kader Posyandu gencarkan sosialisasi PMBA
Baca juga: Satgas Percepatan Penurunan Stunting gelar konsolidasi dan koordinasi
Tidak hanya itu lanjutnya, program fasilitasi air minum layak yang juga masih berjalan hingga saat ini. Hal tersebut dalam upaya penyediaan air bersih bagi masyarakat di pedesaan. Lalu fortifikasi melalui penyebaran benih bernutrisi bernutri zinc yang disebarkan ke titik-titik yang beresiko besar stunting.
"Upaya kami juga masih dalam rangka menurunkan stunting yaitu dengan memberi materi stunting bagi calon pengantin BP4 di Kantor Urusan Agaman (KUA) di setiap kecamatan," pungkasnya.
Baca juga: Norsan minta Pemerintah Kabupaten Sambas maksimalkan upaya pencegahan stunting
Baca juga: Bantu cegah stunting, Mahasiswa perlu lakukan identifikasi masalah di desa
Baca juga: BKKBN gandeng perguruan tinggi di Kalimantan Barat cegah stunting