Uskup Ketapang Mgr Pius Riana Prapdi sejak beberapa hari lalu diisolasi di Rumah Sakit Fatima Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, karena terkonfirmasi positif COVID-19.
"Saya kemarin dan hari ini tidak ada kontak, karena beliau (uskup Ketapang, red.) sedang diisolasi. Kondisi sebelumnya beliau biasa-biasa saja," ungkap Vikaris Jenderal Keuskupan Ketapang Rd Laurensius Sutadi, saat dihubungi di Ketapang, Minggu.
Rd Laurensius mengatakan sebelum diketahui terpapar COVID-19, Uskup Mgr Pius Riana Prapdi mengikuti rapat secara tatap muka, dan ternyata dalam rapat tersebut ada peserta yang positif COVID-19. "Karena Pak Uskup duduk dekat yang positif itu, maka menjalani tes antigen dengan hasil pertama negatif," tuturnya.
Dia menambahkan meski negatif, karena massa inkubasinya tiga hari, Uskup tetap menjalani isolasi. Pada Kamis (10/2) pagi uskup diperiksa melalui PCR dan sore hasilnya keluar, dan hasil PCR positif.
Selanjutnya, Uskup langsung diisolasi di Rumah Sakit Fatima dan mendapatkan obat-obatan dan vitamin untuk penanganan COVID-19. "Gejala awal yang dialami Pak Uskup tenggorokan gatal dan pusing-pusing," kata Rd Laurensius.
Selama menjalani isolasi, Uskup Ketapang dikontrol oleh dokter rumah sakit setempat dan uskup hanya mengikuti kegiatan melalui rapat zoom meeting.
"Sebenarnya sejak Minggu (6/2), beliau dijadwalkan rapat dengan biarawati dan para suster di Fatima selama sepuluh hari. Jadi, rapat itu sekarang tetap lanjut dan beliau mendampingi lewat zoom saja," ujarnya.
Ia menambahkan terhadap jajaran Keuskupan Ketapang lain tidak ada yang terpapar COVID-19. Karena Uskup sejak Senin (8/2) lalu sudah menjalani isolasi, diharapkan waktu isolasi selama 10 hari hasilnya sudah negatif.
"Jadi, selama masa isolasi, saya berharap Pak Uskup tidak dibebani masalah-masalah rapat. Sehingga, suasana batin dan pikiran Pak Uskup lebih tenang demi kesembuhannya," katanya.
Menurut Dinas Kesehatan Kalbar melalui situs resmi: https://dinkes.kalbarprov.go.id, angka sebaran COVID-19 yang diperbarui pada 12 Februari 2022, pasien terkonfirmasi COVID-19 di Ketapang sejak ditemukan pertama kali di Indonesia pada Maret 2020 mencapai 2.756 positif COVID-19, sebanyak 2.656 pasien telah sembuh, pasien dalam perawatan 41 orang, dan meninggal 59 kasus.
Ketapang saat ini berada di zona rendah penyebaran COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Saya kemarin dan hari ini tidak ada kontak, karena beliau (uskup Ketapang, red.) sedang diisolasi. Kondisi sebelumnya beliau biasa-biasa saja," ungkap Vikaris Jenderal Keuskupan Ketapang Rd Laurensius Sutadi, saat dihubungi di Ketapang, Minggu.
Rd Laurensius mengatakan sebelum diketahui terpapar COVID-19, Uskup Mgr Pius Riana Prapdi mengikuti rapat secara tatap muka, dan ternyata dalam rapat tersebut ada peserta yang positif COVID-19. "Karena Pak Uskup duduk dekat yang positif itu, maka menjalani tes antigen dengan hasil pertama negatif," tuturnya.
Dia menambahkan meski negatif, karena massa inkubasinya tiga hari, Uskup tetap menjalani isolasi. Pada Kamis (10/2) pagi uskup diperiksa melalui PCR dan sore hasilnya keluar, dan hasil PCR positif.
Selanjutnya, Uskup langsung diisolasi di Rumah Sakit Fatima dan mendapatkan obat-obatan dan vitamin untuk penanganan COVID-19. "Gejala awal yang dialami Pak Uskup tenggorokan gatal dan pusing-pusing," kata Rd Laurensius.
Selama menjalani isolasi, Uskup Ketapang dikontrol oleh dokter rumah sakit setempat dan uskup hanya mengikuti kegiatan melalui rapat zoom meeting.
"Sebenarnya sejak Minggu (6/2), beliau dijadwalkan rapat dengan biarawati dan para suster di Fatima selama sepuluh hari. Jadi, rapat itu sekarang tetap lanjut dan beliau mendampingi lewat zoom saja," ujarnya.
Ia menambahkan terhadap jajaran Keuskupan Ketapang lain tidak ada yang terpapar COVID-19. Karena Uskup sejak Senin (8/2) lalu sudah menjalani isolasi, diharapkan waktu isolasi selama 10 hari hasilnya sudah negatif.
"Jadi, selama masa isolasi, saya berharap Pak Uskup tidak dibebani masalah-masalah rapat. Sehingga, suasana batin dan pikiran Pak Uskup lebih tenang demi kesembuhannya," katanya.
Menurut Dinas Kesehatan Kalbar melalui situs resmi: https://dinkes.kalbarprov.go.id, angka sebaran COVID-19 yang diperbarui pada 12 Februari 2022, pasien terkonfirmasi COVID-19 di Ketapang sejak ditemukan pertama kali di Indonesia pada Maret 2020 mencapai 2.756 positif COVID-19, sebanyak 2.656 pasien telah sembuh, pasien dalam perawatan 41 orang, dan meninggal 59 kasus.
Ketapang saat ini berada di zona rendah penyebaran COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022