Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kalimantan Barat (Kalbar) kembali mengingatkan, bahwa elpiji tabung tiga kilogram atau subsidi hanya untuk masyarakat atau orang miskin saja.
"Kenaikan elpiji non subsidi 5,5 kilogram dan 12 kilogram akan membuat konsumen beralih menggunakan elpiji subsidi atau tiga kilogram, padahal elpiji itu hanya untuk masyarakat miskin saja," kata Korwil Hiswana Migas Rayon 5 Kalbar, Wendi Jayanto di Pontianak, Selasa.
Dia menjelaskan, kenaikan harga minyak mentah dunia yang mengalami lonjakan tajam, tercatat pada Kamis (3/3) telah menembus 110 dolar AS per barel, menyusul konflik Rusia-Ukraina yang semakin memanas, sehingga harga minyak mentah dunia ini adalah yang tertinggi sejak tahun 2014 yang rata-rata mencapai 93,17 dolar AS per barel.
Baca juga: Pertamina naikkan harga elpiji nonsubsidi mulai 27 Februari
"Sehingga kami khawatir tren konsumsi masyarakat akan bergerak ke elpiji subsidi, sehingga kami juga mendukung adanya kenaikan harga produk mengingat harga minyak dan gas atau elpiji dunia terus naik," ujarnya.
Wendi menegaskan untuk harga elpiji subsidi tabung tiga kilogram belum mengalami kenaikan dengan harga normal yaitu Rp16 ribu hingga Rp18 ribu per tabung atau ada perbedaan harga yang cukup besar dengan produk Bright Gas 5,5 kilogram yang berada di kisaran harga Rp94 ribu per tabung dan ukuran 12 kilogram yang naik menjadi Rp197 ribu per tabung.
"Melihat disparitas harga yang sangat jauh, ditambah dengan situasi pandemi COVID-19 dan situasi ekonomi dunia yang tidak stabil, bisa menjadi penyebab adanya migrasi konsumen dari pengguna non subsidi ke elpiji subsidi," ujar Wendi.
Baca juga: Pertamina siagakan 26 SPBU sepanjang Natal dan Tahun Baru di Kalbar
Untuk itu, Wendi mengajak kepada masyarakat yang tergolong mampu agar tetap menggunakan bahan bakar non subsidi. "Pertamina terus berupaya menjaga saluran distribusi dan penyediaan elpiji demi energi kebahagiaan keluarga Indonesia terus menyala," ujarnya.
Maka gunakanlah elpiji sesuai dengan kemampuan, jangan gunakan elpiji subsidi karena diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu atau miskin saja. "Jangan kita rampas hak mereka yang tidak mampu," harapnya.
Hal senada disampaikan oleh Area Manager Communication and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Susanto August Satria. Pertamina terus mencermati kenaikan harga minyak mentah dunia dan berkomitmen dalam menjaga pasokan serta distribusi energi hingga ke tangan masyarakat meskipun dihadapkan dengan tantangan harga minyak mentah dunia yang terus melambung.
Baca juga: Disperindag Singkawang temukan pedagang jual tiga truk tabung elpiji subsidi ilegal
Demi menjaga pemanfaatan elpiji sesuai kebutuhan, Satria berharap dukungan dan sinergitas dari semua pihak dalam pengawasan produk elpiji subsidi agar dapat dimanfaatkan bagi yang benar-benar membutuhkannya.
"Karena elpiji bersubsidi tabung tiga kilogram tersebut hanya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu atau miskin saja, kami harap masyarakat yang lebih mampu dapat menggunakan produk elpiji Bright Gas 5,5 kilogram ataupun produk elpiji 12 kilogram," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Kenaikan elpiji non subsidi 5,5 kilogram dan 12 kilogram akan membuat konsumen beralih menggunakan elpiji subsidi atau tiga kilogram, padahal elpiji itu hanya untuk masyarakat miskin saja," kata Korwil Hiswana Migas Rayon 5 Kalbar, Wendi Jayanto di Pontianak, Selasa.
Dia menjelaskan, kenaikan harga minyak mentah dunia yang mengalami lonjakan tajam, tercatat pada Kamis (3/3) telah menembus 110 dolar AS per barel, menyusul konflik Rusia-Ukraina yang semakin memanas, sehingga harga minyak mentah dunia ini adalah yang tertinggi sejak tahun 2014 yang rata-rata mencapai 93,17 dolar AS per barel.
Baca juga: Pertamina naikkan harga elpiji nonsubsidi mulai 27 Februari
"Sehingga kami khawatir tren konsumsi masyarakat akan bergerak ke elpiji subsidi, sehingga kami juga mendukung adanya kenaikan harga produk mengingat harga minyak dan gas atau elpiji dunia terus naik," ujarnya.
Wendi menegaskan untuk harga elpiji subsidi tabung tiga kilogram belum mengalami kenaikan dengan harga normal yaitu Rp16 ribu hingga Rp18 ribu per tabung atau ada perbedaan harga yang cukup besar dengan produk Bright Gas 5,5 kilogram yang berada di kisaran harga Rp94 ribu per tabung dan ukuran 12 kilogram yang naik menjadi Rp197 ribu per tabung.
"Melihat disparitas harga yang sangat jauh, ditambah dengan situasi pandemi COVID-19 dan situasi ekonomi dunia yang tidak stabil, bisa menjadi penyebab adanya migrasi konsumen dari pengguna non subsidi ke elpiji subsidi," ujar Wendi.
Baca juga: Pertamina siagakan 26 SPBU sepanjang Natal dan Tahun Baru di Kalbar
Untuk itu, Wendi mengajak kepada masyarakat yang tergolong mampu agar tetap menggunakan bahan bakar non subsidi. "Pertamina terus berupaya menjaga saluran distribusi dan penyediaan elpiji demi energi kebahagiaan keluarga Indonesia terus menyala," ujarnya.
Maka gunakanlah elpiji sesuai dengan kemampuan, jangan gunakan elpiji subsidi karena diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu atau miskin saja. "Jangan kita rampas hak mereka yang tidak mampu," harapnya.
Hal senada disampaikan oleh Area Manager Communication and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Susanto August Satria. Pertamina terus mencermati kenaikan harga minyak mentah dunia dan berkomitmen dalam menjaga pasokan serta distribusi energi hingga ke tangan masyarakat meskipun dihadapkan dengan tantangan harga minyak mentah dunia yang terus melambung.
Baca juga: Disperindag Singkawang temukan pedagang jual tiga truk tabung elpiji subsidi ilegal
Demi menjaga pemanfaatan elpiji sesuai kebutuhan, Satria berharap dukungan dan sinergitas dari semua pihak dalam pengawasan produk elpiji subsidi agar dapat dimanfaatkan bagi yang benar-benar membutuhkannya.
"Karena elpiji bersubsidi tabung tiga kilogram tersebut hanya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu atau miskin saja, kami harap masyarakat yang lebih mampu dapat menggunakan produk elpiji Bright Gas 5,5 kilogram ataupun produk elpiji 12 kilogram," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022