Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan pihaknya akan mempromosikan program penanaman mangrove digital sebagai salah satu tujuan wisata dan pelestarian lingkungan yang ada di Wisata Mangrove Telok Bediri di Desa Sungai Kupah, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar.
"Menurut saya penanaman mangrove digital ini sangat menarik konsepnya, karena memadukan konsep pelestarian lingkungan, wisata dan digitalisasi yang digerakkan oleh para pemuda di Kubu Raya, " kata Sandiaga di Pontianak, Kamis.
Ini tentu akan didukung dan dipromosikan, karena dunia juga saat ini sedang memberikan perhatian untuk penanaman Mangrove dan Kubu Raya bisa menjadi barometer," ata Sandiaga di Pontianak, Kamis.
Di objek Wisata Mangrove, Telok Berdiri Desa Sungai Kupah ini, masyarakat bisa berpartisipasi untuk ikut menanam mangrove dengan membeli bibitnya. Setelah di beli, nantinya, pengelola akan melakukan penanaman dan dilaporkan via aplikasi, sehingga si penanam atau pembeli bibit bisa memantau perkembangan pertumbuhan mangrove tersebut melalui itu
"Ini yang membuat saya sangat tertarik, karena idenya sangat menarik dan akan kita dukung," tuturnya.
Menurutnya, perubahan iklim yang mengancam dunia saat ini, menjadikan para pemimpin negara di dunia ini berfokus untuk menahan lajunya perubahan iklim tersebut.
Area Mangrove di Kalbar mencapai 177.023,738 hektar dan Kubu Raya menjadi daerah yang memiliki luas hutan mangrove paling besar di Kalbar dengan luas 129.604,125 hektar serta memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang langka antara lain Bakau Mata Buaya yang hanya terdapat di 4 negara yaitu Singapura, Malaysia, Papua Nugini, dan Indonesia.
Hutan Mangrove Kubu Raya terdapat mangrove sebanyak 33 jenis dari 40 jenis mangroveyang ada di Indonesia.
Hal ini membuat Pemerintah Kalbar untuk menjadikan Kubu Raya sebagai World Mangrove Centre, sebagai upaya menjaga ekosistem mangrove yang kaya akan keunikan dan keanekaragaman hayati sehingga kedepannya akan menjadi pusat penelitian dan pendidikan hingga wisata hijau yang akan dikelola langsung oleh masyarakat pesisir.
"Dengan promosi yang baik dan pengelolaan yang baik saya yakin, mata dunia akan tertuju pada Mangrove Kubu Raya dan kita akan mendorong pihak luar untuk ikut berpartisipasi mengembangkannya," kata Sandiaga.
Di tempat yang sama, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengharapkan kehadiran Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kubu Raya diharapkan bisa membuat pengelola desa wisata dan masyarakat Kubu Raya untuk jauh lebih bersemangat sehingga bisa terus meningkatkan kreativitasnya generasi muda di kabupaten itu.
"Selain pengembangan Mangrove, kami di Pemkab Kubu Raya juga menggandneg sejumlah pihak untuk mengembangkan produk turunan dari Mangrove ini, seperti pengelolaan buah nipah, madu mangrove, serta produk olahan perikanan yang berada di sekitar kawasan mangrove," tuturnya.
Dengan demikian, kata Muda, selain mengembangkan potensi wisata, perekonomian masyarakat di sekitar kawasan wisata tersebut juga bisa lebih terangkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Menurut saya penanaman mangrove digital ini sangat menarik konsepnya, karena memadukan konsep pelestarian lingkungan, wisata dan digitalisasi yang digerakkan oleh para pemuda di Kubu Raya, " kata Sandiaga di Pontianak, Kamis.
Ini tentu akan didukung dan dipromosikan, karena dunia juga saat ini sedang memberikan perhatian untuk penanaman Mangrove dan Kubu Raya bisa menjadi barometer," ata Sandiaga di Pontianak, Kamis.
Di objek Wisata Mangrove, Telok Berdiri Desa Sungai Kupah ini, masyarakat bisa berpartisipasi untuk ikut menanam mangrove dengan membeli bibitnya. Setelah di beli, nantinya, pengelola akan melakukan penanaman dan dilaporkan via aplikasi, sehingga si penanam atau pembeli bibit bisa memantau perkembangan pertumbuhan mangrove tersebut melalui itu
"Ini yang membuat saya sangat tertarik, karena idenya sangat menarik dan akan kita dukung," tuturnya.
Menurutnya, perubahan iklim yang mengancam dunia saat ini, menjadikan para pemimpin negara di dunia ini berfokus untuk menahan lajunya perubahan iklim tersebut.
Area Mangrove di Kalbar mencapai 177.023,738 hektar dan Kubu Raya menjadi daerah yang memiliki luas hutan mangrove paling besar di Kalbar dengan luas 129.604,125 hektar serta memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang langka antara lain Bakau Mata Buaya yang hanya terdapat di 4 negara yaitu Singapura, Malaysia, Papua Nugini, dan Indonesia.
Hutan Mangrove Kubu Raya terdapat mangrove sebanyak 33 jenis dari 40 jenis mangroveyang ada di Indonesia.
Hal ini membuat Pemerintah Kalbar untuk menjadikan Kubu Raya sebagai World Mangrove Centre, sebagai upaya menjaga ekosistem mangrove yang kaya akan keunikan dan keanekaragaman hayati sehingga kedepannya akan menjadi pusat penelitian dan pendidikan hingga wisata hijau yang akan dikelola langsung oleh masyarakat pesisir.
"Dengan promosi yang baik dan pengelolaan yang baik saya yakin, mata dunia akan tertuju pada Mangrove Kubu Raya dan kita akan mendorong pihak luar untuk ikut berpartisipasi mengembangkannya," kata Sandiaga.
Di tempat yang sama, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengharapkan kehadiran Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kubu Raya diharapkan bisa membuat pengelola desa wisata dan masyarakat Kubu Raya untuk jauh lebih bersemangat sehingga bisa terus meningkatkan kreativitasnya generasi muda di kabupaten itu.
"Selain pengembangan Mangrove, kami di Pemkab Kubu Raya juga menggandneg sejumlah pihak untuk mengembangkan produk turunan dari Mangrove ini, seperti pengelolaan buah nipah, madu mangrove, serta produk olahan perikanan yang berada di sekitar kawasan mangrove," tuturnya.
Dengan demikian, kata Muda, selain mengembangkan potensi wisata, perekonomian masyarakat di sekitar kawasan wisata tersebut juga bisa lebih terangkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022