Deputi KBKR BKKBN, Eni Gustina menjelaskan BKKBN lakukan strategi dengan melakukan penguatan program Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) melalui intervensi pada kelompok pembinaan kegiatan termasuk intervensi stunting.

"BKKBN melalui  kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL) ini merupakan langkah kita untuk memulai kegiatan intervensi untuk penguatan Pembangunan Keluarga,  Bangga Kencana termasuk intervensi stunting," kata Eni Gustina di Melawi, Jumat.

Deputi KBKR BKKBN menerangkan, titik awalnya mulai dari anak remaja intervensi dari hulu harus disiapkan anak remaja agar betul-betul mereka itu siap dan BKKBN selalu tanamkan berorientasi berkeluarga atau orientasi masa depan.

Baca juga: Melawi tetapkan 15 lokus stunting di setiap kecamatan dan desa

"Kami juga menyiapkan aplikasi el-simil, mereka diminta untuk mengisi sehingga bisa melihat dirinya sendiri. Kemudian setelah itu mereka bisa menginjak pada usia pernikahan, tentu kami harapkan mereka sudah sadar betul kesiapan fisik, mental, finansial, pendidikan dan sosial," ujarnya.

Karena ujarnya menambahkan, kalau berkeluarga bukan berarti hanya menyatukan dua insan lelaki dan perempuan, akan tetapi betul-betul membangun sebuah keluarga, "yang nantinya disitu akan lahir generasi berkualitas serta mempunyai tingkat pendapatan ekonomi yang bisa diandalkan untuk menghidupi anak-anak nya. Sehingga tidak terjadi generasi kekurangan bahan pangan dan anak nya menjadi stunting," terang Eni Gustina.

Ia mengatakan, BKKBN melakukan segala upaya dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia termasuk di Kalbar terutama di Kabupaten Melawi.

"Kabupaten Melawi termasuk 3 besar di Kalbar angka stunting nya tinggi dan Kalbar masuk dalam 12 besar se Indonesia, jadi memang ini menjadi salah satu titik alasan kita untuk peningkatan penurunan/pencegahan stunting di Kalbar," katanya.

Baca juga: Kapuas Hulu kembangkan pekarangan lestari untuk mengatasi stunting

Menurutnya, BKKBN dalam hal ini ditunjuk sebagai koordinator pelaksana. "Jadi kami sifatnya adalah mengkoordinir kegiatan kegiatan yang sudah ada karena selama ini kita tahu lintas kementerian memang sudah ada program penurunan stunting. BKKBN dalam hal ini telah membentuk TPK, dimana TPK itu berfungsi menyatukan mengintegrasikan atau mengkonvergensikan  semua program nasional yang sifatnya untuk keluarga melalui TPK akan dibawa," paparnya.

Dijelaskanya Tim Pendamping Keluarga ada tiga fungsi, yang pertama mengedukasi, fungsi kedua menyalurkan rujukan ketika terjadi gangguan dalam secara kesehatan dan fungsi ke tiga memfasilitasi untuk mendapatkan bantuan bantuan sosial seperti bantuan sosial dari kementerian sosial, PUPR dan instansi/lembaga lainnya.

Disampaikan juga, BKKBN selama ini sudah bekerja sama cukup baik dan sangat didukung oleh Komisi IX DPR RI. "Alhamdulillah selama ini BKKBN bekerja sama cukup baik dan sangat didukung oleh Komisi IX DPR RI yang kita rasakan setiap kali kita rapat mulai dari penyusunan undang undang kemudian juga dari sisi budgeting dan dari sisi pengawasan mereka ikut terlibat semuanya," kata Eni Gustina.


Baca juga: Pemkab Sambas optimalkan peran kader TP PKK dalam pencegahan stunting
Baca juga: Kolaborasi atasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kapuas Hulu

 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022