Komandan Korem 121/Alambhanna Wannawai, Brigadir Jenderal TNI Ronny, mengajak agar generasi muda khususnya di Kalimantan Barat agar terus memupuk rasa nasionalisme, persatuan dan kesatuan serta cinta tanah air dalam upaya menangkal paham-paham radikalisme dan terorisme yang dapat merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Menanggapi adanya isu Negara Islam Indonesia (NII), kebetulan dulu saya di bagian pencegahan paham radikalisme, jadi salah satu upaya pencegahannya dengan menanamkan rasa cinta tanah air kepada para generasi muda agar tidak terkontaminasi paham-paham berbahaya tersebut," kata dia, di Pontianak, Rabu.
Menurut dia, paham-paham radikalisme jelas menyimpang dan dapat merusak kedaulatan NKRI. Paham-paham tersebut selalu menggunakan agama secara berlebihan bahkan sudah keluar dari akar-akar ajaran yang benar tentang agama itu sendiri.
"Ini perlu secara bersama-sama mencegahnya, karena paham radikalisme dan terorisme itu sangat berbahaya terutama bagi generasi muda sehingga harus ditanamkan cinta tanah air, menghargai perbedaan, karena kita memang berbeda-beda tetapi tetap satu, memiliki dasar negara yaitu Pancasila dan bernaung di bawah NKRI," ujarnya.
Ia bilang, upaya pencegahan merebaknya paham-paham redikalisme itu dimulai dengan menanamkan kebanggaan rasa nasionalisme kepada anak-anak sejak di bangku SD hingga di perguruan tinggi.
"Ini sangat penting dilakukan, sebab saat ini kebanggaan seperti itu sudah mulai luntur. Lihat saja, orang kita ini lebih bangga menggunakan bendera Brazil, bendera Inggris, Amerika dan sebagainya, ketimbang menggunakan bendera kita sendiri. Inilah contoh orang-orang kita sudah kehilangan kebanggaan terhadap negara kita sendiri," ujarnya.
Tak kalah pentingnya adalah para guru-guru agar terus memberi pendidikan kesadaran terhadap siswa di tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Di mana, bangsa Indonesia ini merupakan bangsa yang besar, bermartabat dan merupakan bangsa pejuang.
"Di mana dulu nenek moyang kita bersatu padu berjuang merebut kemerdekaan. Kemerdekaan yang kita peroleh saat ini bukanlah hadiah dari penjajah, akan tetapi dengan persatuan dan kesatuan, pengorbanan harta, darah bahkan nyawa dari segenap anak bangsa," katanya.
Sehingga Indonesia mampu menjadi negara besar dan berdiri sampai saat ini. "Ini yang perlu diberikan para guru di sekolah kepada anak-anak didik agar tidak terjerumus pada paham-paham pemecah belah bangsa dan negara ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Menanggapi adanya isu Negara Islam Indonesia (NII), kebetulan dulu saya di bagian pencegahan paham radikalisme, jadi salah satu upaya pencegahannya dengan menanamkan rasa cinta tanah air kepada para generasi muda agar tidak terkontaminasi paham-paham berbahaya tersebut," kata dia, di Pontianak, Rabu.
Menurut dia, paham-paham radikalisme jelas menyimpang dan dapat merusak kedaulatan NKRI. Paham-paham tersebut selalu menggunakan agama secara berlebihan bahkan sudah keluar dari akar-akar ajaran yang benar tentang agama itu sendiri.
"Ini perlu secara bersama-sama mencegahnya, karena paham radikalisme dan terorisme itu sangat berbahaya terutama bagi generasi muda sehingga harus ditanamkan cinta tanah air, menghargai perbedaan, karena kita memang berbeda-beda tetapi tetap satu, memiliki dasar negara yaitu Pancasila dan bernaung di bawah NKRI," ujarnya.
Ia bilang, upaya pencegahan merebaknya paham-paham redikalisme itu dimulai dengan menanamkan kebanggaan rasa nasionalisme kepada anak-anak sejak di bangku SD hingga di perguruan tinggi.
"Ini sangat penting dilakukan, sebab saat ini kebanggaan seperti itu sudah mulai luntur. Lihat saja, orang kita ini lebih bangga menggunakan bendera Brazil, bendera Inggris, Amerika dan sebagainya, ketimbang menggunakan bendera kita sendiri. Inilah contoh orang-orang kita sudah kehilangan kebanggaan terhadap negara kita sendiri," ujarnya.
Tak kalah pentingnya adalah para guru-guru agar terus memberi pendidikan kesadaran terhadap siswa di tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Di mana, bangsa Indonesia ini merupakan bangsa yang besar, bermartabat dan merupakan bangsa pejuang.
"Di mana dulu nenek moyang kita bersatu padu berjuang merebut kemerdekaan. Kemerdekaan yang kita peroleh saat ini bukanlah hadiah dari penjajah, akan tetapi dengan persatuan dan kesatuan, pengorbanan harta, darah bahkan nyawa dari segenap anak bangsa," katanya.
Sehingga Indonesia mampu menjadi negara besar dan berdiri sampai saat ini. "Ini yang perlu diberikan para guru di sekolah kepada anak-anak didik agar tidak terjerumus pada paham-paham pemecah belah bangsa dan negara ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022