Asisten Direktur Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalbar, Jeffri Pakpahan menyebutkan Merchants Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sudah mencapai 171.950.

"Berdasarkan data implementasi QRIS di Kalbar telah mencapai 171.950 Merchants yang terdiri dari sektor UMKM, rumah ibadah, lembaga pemerintahan, sektor pariwisata serta pasar tradisional," ujarnya di Pontianak, Kamis.

Ia menjelaskan terus melakukan sosialisasi dan memacu penggunaan QRIS di berbagai sektor sehingga keuangan digital di Kalbar semakin meningkat.

"Kami ingin meningkatkan inklusi keuangan, menekan angka unbankable dan terpenting memperkuat peran ekonomi melalui keuangan digital," jelasnya.

Menurut dia, pembayaran secara non tunai terutama QRIS memiliki banyak keuntungan di antaranya meminimalisir penggunaan uang palsu sehingga masyarakat dapat merasa aman dalam bertransaksi.

"Selain itu juga higenis dan tentunya mengikuti perkembangan zaman menuju arah transformasi digital. Dilihat dari tata kelola, penggunaan QRIS akan memudahkan dalam melakukan pembukuan transaksi usaha serta membangun profil perusahaan yang dapat digunakan dalam pengajuan kredit ke lembaga keuangan," katanya.

Ia menambahkan, langkah konkrit yang terus digalakkan terkait QRIS yakni juga menyasar pedagang di pasar tradisional melalui program Sehat, Inovasi, dan Aman Pakai Quick Response Code Indonesian Standard (SIAP QRIS).

Menurut dia, saat ini di Kota Pontianak yakni Pasar Kemuning menjadi agenda kedua SIAP QRIS yang menyasar pasar tradisional setelah implementasi SIAP QRIS pada Pasar Flamboyan pada Desember 2021 lalu.

"Hal itu agar keuangan digital kepada seluruh masyarakat terus meningkat dan kami terus berupaya untuk mensosialisasikan mengenai implementasi transaksi pembayaran digital berupa QRIS kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk di pasar tradisional," jelasnya.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022