Masyarakat Trans Desa Seret Ayon, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas bersyukur dan berterima kasih kepada mahasiswa Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) atas kedatangan dan motivasi serta dedikasi kepada mereka terkait pendidikan dan masalah sosial yang dialami warga.

Udin Zainuddin salah satu Tokoh Masyarakat disana mengatakan bahwa masyarakat sangat berterima kasih atas datang nya mahasiswa Poltesa ke Desa trans Seret Ayon.

"Mulai dari pembangunan perpustakaan mini dan taman pendidikan Al-Qur'an sampai selesai dan sampai sekarang terus meninjau peningkatan pendidikan anak-anak di TPA," katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa masyarakat di Trans Seret Ayon menginginkan agar anak-anak dapat menggapai cita-cita mereka dan bisa seperti adik-adik mahasiswa.

"Ada beberapa faktor yang menjadi kendala masyarakat di sini salah satu jauh dari keramaian, akses jalan yang sulit, ekonomi yang kurang memadai, dan sarana pendidikan yang terbatas," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa umur anak-anak yang ada di DesaTrans Seret Ayon ada sekitar 87 dan yang ikut pendidikan di TPA sekitar 40 orang mulai dari umur tiga tahun sampai 13 tahun.

"Kita berharap kepada Pemda khusus Bupati Kabupaten Sambas agar memperhatikan kondisi masyarakat yang ada di sini terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan transportasi," ujar udin.

Ia menjelaskan kondisi yang kurang memadai di sana dan meminta tanggung jawab pemerintah terkait hal tersebut karena mereka bukan merantau tetapi orang-orang yang ikut program pemerintah yaitu transmigrasi pada tahun 2007.

Sementara itu Rohayati Ibu dari salah satu murid di TPA mengatakan bahwa kedatangan Mahasiswa memberikan hal positif bagi anak-anak dan juga masyarakat.

"Anak-anak jadi lebih banyak belajar baik dari segi agama mereka belajar adab dan sopan santun serta etika kepada orang tua, serta mengucapkan ribuan terimakasih banyak atas kedatangan Mahasiswa di daerah kami ini, kita sebagai orang tua sangat berharap anak-anak kami dapat seperti mahasiswa dan menggapai cita-cita," ujarnya.

Presiden Mahasiswa Poltesa Idrus, mengatakan turut perhatian atas kondisi pendidikan di Desa Seret Ayon, banyak ditemukan anak-anak putus sekolah, rata-rata hanya sampai jenjang SMP. 

"Saat ditanya anak-anak di sana sebenarnya berkeinginan untuk melanjutkan ke jejang yang lebih tinggi, cuman masih terkendala oleh akses menuju ke sekolah," katanya. 

Ia menyebut Infrastruktur menuju sekolah juga masih sampai saat ini menjadi penghambat untuk ke sekolah, belum lagi kalau musim hujan sudah dipastikan sulit untuk di lewati. 

"Mendengar curhatan masyarakat di sana sebenar nya ada tiga poin yang menjadi keresahan mereka, pertama adalah pendidikan masih banyak angka putus sekolah, pola pikir anak-anak disana itu masih mementingkan bekerja dari pada bersekolah, kedua adalah kesehatan yang sampai ini masih terkendala oleh akses yang jauh dari jalan yang tak memadai, yang ketiga yang paling terpenting infrastruktur yang seharusnya menjadi perhatian pemda, karena sampai saat ini jalan di Desa Seret Ayon masih menggunakan tanah, kalau musim hujan sudah dipastikan susah untuk di lewati, masyarakat di sana juga mengeluh kan jalan yang rusak dan ini cukup Menghabat perekonomian masyarakat disana, seperti pengangkutan barang seperti hasil kebun kami (sawit)," ujarnya.

Sementara itu Menteri Luar Negeri (Menlu) Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Sambas (BEM poltesa), Amirul Romadhan, menyebutkan bahwa kedatangan Mahasiswa Poltesa sebagai bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan tinggi dan pembukaan UUD negara 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Kita selalu ingatkan kepada diri sendiri sebagai mahasiswa bahwa kita merupakan bagian dari masyarakat dan akan kembali kepada masyarakat," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa kedatangan mereka ke Desa Trans Seret Ayon sebagai bagian dari monitoring perkembangan perpustakaan dan TPA yang dibuat pada bulan Maret tahun 2021, serta memberikan edukasi kepada masyarakat disana bahwa pentingnya pendidikan.

"Banyak hal dan permasalahan sosial di sana mendengarkan curhatan dan keluh kesah masyarakat maka dari itu kita ingatkan kepada Pemda terkhusus Bupati untuk menyelesaikan permasalahan dan mendengarkan keluh kesah masyarakat. Apalagi lagi bupati memiliki visi Sambas yang berkemajuan," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Sambas tahun 2020, 67,03 persen dan tahun 2021 hanya naik beberapa angka 67,10 persen masih kalah dengan Bengkayang yang IPM nya Tahun 2021 sendiri mencapai 68,04 persen.

" Kita meminta kepada pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kualitas tersebut karena berkaca dari sejarah kemakmuran dan perekonomian yang baik berasal dari pendidikan yang baik contoh saja negara Singapura yang pertama kali mereka pikirkan saat membentuk negara adalah pendidikan," ujarnya.

Ia juga meminta kepada Pemda untuk mengoptimalkan kerja Dinas-dinas terkait jangan hanya sebatas formalitas kerja belaka tanpa adanya inovasi dan terobosan baru, tegas Amirul.
 

Pewarta: Dedi/Amirul

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022