Bupati Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Karolin Margret Natasa meminta pemerintah pusat untuk mengendalikan harga pupuk yang cukup tinggi di pasaran sehingga mengakibatkan banyak petani mengeluh.

"Sudah beberapa bulan ini petani holtikultura dan sawit bertanya kepada saya mengenai tingginya harga pupuk, di mana kenaikan harga pupuk ini terjadi merata, baik pupuk produksi BUMN dan swasta," kata Karolin di Ngabang, Kamis.

Karolin menyebutkan, harga pupuk di Landak cukup bervariasi dan cukup tinggi.

Dia mencontohkan, harga pupuk NPK untuk tanaman sawit di tingkat pengecer telah mencapai Rp12.500 per kilogram atau sekitar Rp625.000 per sak padahal, sebelumnya hanya Rp280.000 per sak.

"Demikian juga herbisida dan obat-obatan lainnya. Padahal secara ekonomi, jika harga pupuk dan herbisida tidak terkendali, biaya produksi dipastikan semakin tak terkendali juga, sehingga para petani sawit bangkrut," tuturnya.

Kemudian di bidang pertanian padi dan tanaman hortikultura serta perkebunan kopi, lada dan lainnya, harga pupuk non-subsidi yang juga tinggi dan keberadaan pupuk subsidi yang langka mengakibatkan petani kesulitan bercocok tanam.

"Jika ini terus berlanjut, akan banyak petani yang tidak bisa mendapatkan hasil panen yang baik dan tentu Ini tentu juga akan mengganggu ketahanan pangan di daerah dan nasional," katanya.

Untuk itu, Karolin berharap semoga pemerintah dapat segera mengambil langkah bijak terkait regulasi minyak sawit agar tidak merugikan petani dan tetap dapat menjamin stabilitas harga kebutuhan pokok.

"Semoga situasi ini bisa segera teratasi agar petani kita benar-benar bisa mendapatkan penghasilan yang layak dari kerja keras mereka," tuturnya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022