Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (ASPEKPIR) Kalbar, Marjitan mengaku bahwa dengan larangan ekspor minyak kelapa sawit atau CPO yang dicabut oleh pemerintah membuat petani kembali bergairah dan bisa meningkatkan nilai tambah petani.

"Ekspor CPO dibuka kembali maka harga TBS sawit di tingkat petani akan normal kembali. Itu yang kami kawal. Saat ini petani bersyukur dan kembali bergairah," ujarnya di Pontianak, Jumat.

Dengan harga sawit kembali normal, semangat petani untuk menanam atau budaya juga akan meningkat baik melalui program yang digalakkan pemerintah Peremajaan Kelapa Sawit (PSR) maupun secara swadaya.

"Kami prediksikan keperluan bibit siap edar tentu akan meningkat dengan gairah sawit semakin baik. Dilarang ekspor sempat petani kecewa karena harga di tingkat petani diambil hanya kisaran Rp2.000 an saja," ucap dia.

Meski larangan ekspor CPO sudah dicabut, pemerintah tetap dimintanya untuk memberikan perhatian pada tanaman yang telah menjadi komoditas unggulan daerah yakni terkait pupuk dan herbisida.

"Ada satu hal yang perlu perhatian pemerintah yaitu dengan tingginya harga pupuk dan herbisida. Tingginya harga menjadi biaya rawat meningkatkan. Hal itu bisa mengurangi nilai tukar petani atau pendapatan petani," ucapnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo melalui keterangan resminya Kamis (19/5/2022) menyampaikan bahwa keran ekspor CPO dan minyak goreng dibuka kembali dan berlaku mulai 23 Mei 2022.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022