Harga jual hewan kurban berupa sapi di Kota Pontianak di tingkat peternak atau penjual meningkat signifikan capai Rp2 juta per ekor dampak adanya wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).
"Saat ini memang harga sapi pada naik semua dampak PMK. Harga naik signifikan dari periode Idul Adha sebelumnya. Kenaikan kisaran Rp2 juta - Rp3 juta per ekor," ujar peternak sapi, Kalham di Pontianak, Jumat.
Baca juga: Dinas Perkebunan dan Peternakan proyeksikan kebutuhan hewan kurban 8.000 ekor sapi
Ia menjelaskan bahwa wabah PMK sangat berdampak pada jumlah hewan ternak. Peternak tidak bisa memasok sapi dari luar.
"Pada sisi kami selaku peternak, harga naik ini sangat diuntungkan. Namun dari sisi jumlah hewan ternak kami yang tidak bisa dipasok dari luar," jelas dia.
Kenaikan harga hewan ternak juga disampaikan pelaku usaha jual ternak Saleh Taufik. Menurutnya harga sapi saat ini naik capai Rp2 juta per ekor dibanding musim Idul Adha sebelumnya.
Ia mengatakan pelaku usaha saat ini kesulitan dalam memasok hewan dan hanya mengandalkan dari lokal.
"Hewan ternak untuk kurban saat ini hanya didatangkan dari lokal. Dari luar Kalbar hewan ternak tidak bisa masuk. Hal itu berdampak pada harga jual," jelas dia.
Satu di antara pembeli, Sadran mengaku kesulitan mencari sapi untuk ibadah kurban.
"Saat ini sulit cari hewan ternak sapi untuk kurban. Kalau ada pun itu harga naik signifikan. Kenaikan karena PMK. Hal itu kata peternak," jelas dia.
Baca juga: Pemerintah Kota Pontianak sebar 12 ekor sapi kurban
Baca juga: CMI salurkan 9 ekor sapi kurban ke warga
Selain itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kalimantan Barat Munsif mengatakan penyediaan hewan ternak yang menjadi kebutuhan masyarakat harus disiapkan secara hati-hati untuk mengurangi beban, apalagi daerah pemasok yang biasa mendatangkan sapi ke Kalbar sedang berada dalam zona merah.
Ia juga mengimbau masyarakat membeli hewan kurban dari zona hijau. Meski demikian, saat ini sudah ada sembilan kabupaten yang melaporkan adanya kasus.
"Muslim yang ingin berkurban hendaknya mencari hewan ternak dari zona hijau. Kita sedang diskusikan bagaimana kemungkinan berkurban dengan cara yang lain, apabila harus ditampilkan ternak itu tentu perlu cara khusus yang harus kita sepakati pengamanannya. Sehingga selesai Idul Adha tidak terjadi ledakan kasus," sebut dia.
Baca juga: Gubernur Kalbar serahkan sapi kurban 923 kilogram dari Presiden
Baca juga: Peternak sapi di Pontianak akui ada penurunan permintaan hawan kurban
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Saat ini memang harga sapi pada naik semua dampak PMK. Harga naik signifikan dari periode Idul Adha sebelumnya. Kenaikan kisaran Rp2 juta - Rp3 juta per ekor," ujar peternak sapi, Kalham di Pontianak, Jumat.
Baca juga: Dinas Perkebunan dan Peternakan proyeksikan kebutuhan hewan kurban 8.000 ekor sapi
Ia menjelaskan bahwa wabah PMK sangat berdampak pada jumlah hewan ternak. Peternak tidak bisa memasok sapi dari luar.
"Pada sisi kami selaku peternak, harga naik ini sangat diuntungkan. Namun dari sisi jumlah hewan ternak kami yang tidak bisa dipasok dari luar," jelas dia.
Kenaikan harga hewan ternak juga disampaikan pelaku usaha jual ternak Saleh Taufik. Menurutnya harga sapi saat ini naik capai Rp2 juta per ekor dibanding musim Idul Adha sebelumnya.
Ia mengatakan pelaku usaha saat ini kesulitan dalam memasok hewan dan hanya mengandalkan dari lokal.
"Hewan ternak untuk kurban saat ini hanya didatangkan dari lokal. Dari luar Kalbar hewan ternak tidak bisa masuk. Hal itu berdampak pada harga jual," jelas dia.
Satu di antara pembeli, Sadran mengaku kesulitan mencari sapi untuk ibadah kurban.
"Saat ini sulit cari hewan ternak sapi untuk kurban. Kalau ada pun itu harga naik signifikan. Kenaikan karena PMK. Hal itu kata peternak," jelas dia.
Baca juga: Pemerintah Kota Pontianak sebar 12 ekor sapi kurban
Baca juga: CMI salurkan 9 ekor sapi kurban ke warga
Selain itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kalimantan Barat Munsif mengatakan penyediaan hewan ternak yang menjadi kebutuhan masyarakat harus disiapkan secara hati-hati untuk mengurangi beban, apalagi daerah pemasok yang biasa mendatangkan sapi ke Kalbar sedang berada dalam zona merah.
Ia juga mengimbau masyarakat membeli hewan kurban dari zona hijau. Meski demikian, saat ini sudah ada sembilan kabupaten yang melaporkan adanya kasus.
"Muslim yang ingin berkurban hendaknya mencari hewan ternak dari zona hijau. Kita sedang diskusikan bagaimana kemungkinan berkurban dengan cara yang lain, apabila harus ditampilkan ternak itu tentu perlu cara khusus yang harus kita sepakati pengamanannya. Sehingga selesai Idul Adha tidak terjadi ledakan kasus," sebut dia.
Baca juga: Gubernur Kalbar serahkan sapi kurban 923 kilogram dari Presiden
Baca juga: Peternak sapi di Pontianak akui ada penurunan permintaan hawan kurban
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022