Bupati Sambas Satono mendorong organisasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah kabupaten setempat untuk menghilangkan ego sektoral dalam rangka percepatan penanganan stunting di daerah itu.
"Saya ingin, setiap instansi di Kabupaten Sambas yang punya peran di situ, harus menghilangkan ego sektoral jika ingin berhasil menurunkan angka stunting. Semuanya harus saling bersinergi, bersatu padu, saling koordinasi, dan berjalan beriringan," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Kalimantan Barat, Selasa.
Baca juga: Norsan minta Pemerintah Kabupaten Sambas maksimalkan upaya pencegahan stunting
Ia menegaskan bahwa kepala dan wakil kepala daerah tidak akan mampu menangani stunting jika instansi di bawahnya tidak saling bersinergi dan memaksakan ego sektoral masing-masing.
"Saya tidak ingin lagi mendengar ada kepala dinas di Kabupaten Sambas yang tidak mau bekerja sama dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting. Ingat ya, kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Angka stunting di Kabupaten Sambas ini bahkan lebih tinggi dari angka stunting Provinsi Kalbar. Karenanya kita harus bersatu padu. Tim Percepatan Penurunan Stunting sudah ada, sekarang bagaimana kita melakukan intervensi sesuai pemetaan lokus stunting di Kabupaten Sambas," katanya.
Baca juga: Bantu cegah stunting, Mahasiswa perlu lakukan identifikasi masalah di desa
Satono berterima kasih dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sambas, serta Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Barat yang telah bekerja sama dalam menjalankan program percepatan penurunan angka stunting.
"Saya sangat berterima kasih sekali kepada Kadis Kesehatan, dan Kadis P3AP2KB, serta Kepala BKKBN Provinsi Kalbar yang telah bersinergi dengan Pemda Sambas dalam menjalankan program percepatan penurunan stunting. Inilah yang kita harapkan, jangan sampai anggaran yang begitu besar dikucurkan pemerintah untuk penanganan stunting menjadi sia-sia," kata dia.
Baca juga: BKKBN gandeng perguruan tinggi di Kalimantan Barat cegah stunting
Baca juga: Dengan anggaran terbatas, BKKBN tetap beristiar turunkan angka stunting
Baca juga: Dari Rp34 triliun, BKKBN dapat anggaran Rp810 miliar untuk tangani stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Saya ingin, setiap instansi di Kabupaten Sambas yang punya peran di situ, harus menghilangkan ego sektoral jika ingin berhasil menurunkan angka stunting. Semuanya harus saling bersinergi, bersatu padu, saling koordinasi, dan berjalan beriringan," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Kalimantan Barat, Selasa.
Baca juga: Norsan minta Pemerintah Kabupaten Sambas maksimalkan upaya pencegahan stunting
Ia menegaskan bahwa kepala dan wakil kepala daerah tidak akan mampu menangani stunting jika instansi di bawahnya tidak saling bersinergi dan memaksakan ego sektoral masing-masing.
"Saya tidak ingin lagi mendengar ada kepala dinas di Kabupaten Sambas yang tidak mau bekerja sama dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting. Ingat ya, kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Angka stunting di Kabupaten Sambas ini bahkan lebih tinggi dari angka stunting Provinsi Kalbar. Karenanya kita harus bersatu padu. Tim Percepatan Penurunan Stunting sudah ada, sekarang bagaimana kita melakukan intervensi sesuai pemetaan lokus stunting di Kabupaten Sambas," katanya.
Baca juga: Bantu cegah stunting, Mahasiswa perlu lakukan identifikasi masalah di desa
Satono berterima kasih dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sambas, serta Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Barat yang telah bekerja sama dalam menjalankan program percepatan penurunan angka stunting.
"Saya sangat berterima kasih sekali kepada Kadis Kesehatan, dan Kadis P3AP2KB, serta Kepala BKKBN Provinsi Kalbar yang telah bersinergi dengan Pemda Sambas dalam menjalankan program percepatan penurunan stunting. Inilah yang kita harapkan, jangan sampai anggaran yang begitu besar dikucurkan pemerintah untuk penanganan stunting menjadi sia-sia," kata dia.
Baca juga: BKKBN gandeng perguruan tinggi di Kalimantan Barat cegah stunting
Baca juga: Dengan anggaran terbatas, BKKBN tetap beristiar turunkan angka stunting
Baca juga: Dari Rp34 triliun, BKKBN dapat anggaran Rp810 miliar untuk tangani stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022