PT PLN (Persero) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tentang perlindungan informasi dan transaksi elektronik. Melalui kerja sama ini, PLN semakin optimistis dapat menghadirkan pelayanan ketenagalistrikan yang semakin andal dan aman.
Nota kesepahaman ditandatangani Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dan Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (28/6). Turut hadir dalam acara ini Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PLN Sinthya Roesly, serta Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi Irjen Pol Dono Indarto.
Baca juga: Penyesuaian tarif listrik berlaku hanya untuk pelanggan mampu 3.500 VA ke atas
Baca juga: Hanya Rp100 ribu, Pelanggan bisa nikmati diskon tambah daya lewat promo Lebaran Ceria
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebutkan kolaborasi antara PLN dengan BSSN sudah berjalan secara intensif selama 3 tahun. Bahkan, BSSN dari awal perencanaan dan pembangunan digitalisasi yang dijalankan PLN, hingga operasional transformasi digital PLN adalah tim yang sudah terintegrasi.
"Dalam proses perkembangan zaman, PLN menghadapi tantangan luar biasa. Untuk itu atas dukungan BSSN, PLN melakukan digitalisasi secara holistik. Baik itu pembangkit, command center, transmisi, distribusi, smart meter, hingga pelayanan pelanggan," ujarnya.
Dengan penguatan kerja sama melalui MoU ini, Darmawan berharap sistem ketenagalistrikan yang berbasis pada digital yang tengah dikembangkan PLN dapat menjadi sistem yang sangat kokoh. Terlebih karena sistem ini menjadi bagian penting dari ketahanan energi nasional.
Baca juga: PLN UP3 Wamena bagi kompor induksi ke pelanggan
Baca juga: PLN Grup Kalimantan jalin sinergitas dengan Polda Kalbar
Lebih jauh Darmawan bercerita, dulu PLN tidak pegang data pelanggan, sementara sekarang PLN adalah pusat data pelanggan. Begitu juga dengan pelayanan PLN yang dulu masih manual, sekarang seluruh layanan telah dilayani secara digital. Namun, digitalisasi ini memiliki potensi risiko keamanan siber.
Kepala BSSN Hinsa Siburian menyampaikan, BSSN sesuai dengan tugas pokoknya berkomitmen untuk memberikan perlindungan terhadap infrastruktur informasi vital nasional, salah satunya adalah PLN. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital yang diterbitkan pada Mei 2022.
Baca juga: Ramai warga beralih ke kompor induksi terbukti lebih praktis dan hemat
Baca juga: Pendapatan PLN capai Rp25,13 triliun di Januari 2022
"PLN yang sebelumnya adalah bagian dari Objek Vital Nasional, karena menggunakan jaringan internet, kini sudah masuk ke dalam infrastruktur informasi vital nasional," ucap dia.
Hinsa pun menyebutkan, ancaman di ruang siber itu dari tren global ada 3 kategori ancaman, yaitu kontrol informasi, spionase pencurian data, dan sabotase. Dengan kontribusi sektor ekonomi digital yang besar, BSSN harus mewaspadai berbagai ancaman yang muncul.
Maka dari itu, BSSN berharap PLN sebagai BUMN yang sangat penting bagi kemakmuran rakyat dapat membangun keamanan siber yang mumpuni. Tak hanya dari sisi proses maupun teknologi, BSSN yang sudah memiliki pusat pengembangan SDM, dan Politeknik Siber dan Sandi, siap bekerja sama untuk meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia PLN.
Baca juga: Fitur PLN Magazine memudahkan pelanggan mengakses informasi terkini
Baca juga: Penjualan listrik PLN sepanjang 2021 naik 5,77 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
Nota kesepahaman ditandatangani Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dan Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (28/6). Turut hadir dalam acara ini Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PLN Sinthya Roesly, serta Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi Irjen Pol Dono Indarto.
Baca juga: Penyesuaian tarif listrik berlaku hanya untuk pelanggan mampu 3.500 VA ke atas
Baca juga: Hanya Rp100 ribu, Pelanggan bisa nikmati diskon tambah daya lewat promo Lebaran Ceria
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebutkan kolaborasi antara PLN dengan BSSN sudah berjalan secara intensif selama 3 tahun. Bahkan, BSSN dari awal perencanaan dan pembangunan digitalisasi yang dijalankan PLN, hingga operasional transformasi digital PLN adalah tim yang sudah terintegrasi.
"Dalam proses perkembangan zaman, PLN menghadapi tantangan luar biasa. Untuk itu atas dukungan BSSN, PLN melakukan digitalisasi secara holistik. Baik itu pembangkit, command center, transmisi, distribusi, smart meter, hingga pelayanan pelanggan," ujarnya.
Dengan penguatan kerja sama melalui MoU ini, Darmawan berharap sistem ketenagalistrikan yang berbasis pada digital yang tengah dikembangkan PLN dapat menjadi sistem yang sangat kokoh. Terlebih karena sistem ini menjadi bagian penting dari ketahanan energi nasional.
Baca juga: PLN UP3 Wamena bagi kompor induksi ke pelanggan
Baca juga: PLN Grup Kalimantan jalin sinergitas dengan Polda Kalbar
Lebih jauh Darmawan bercerita, dulu PLN tidak pegang data pelanggan, sementara sekarang PLN adalah pusat data pelanggan. Begitu juga dengan pelayanan PLN yang dulu masih manual, sekarang seluruh layanan telah dilayani secara digital. Namun, digitalisasi ini memiliki potensi risiko keamanan siber.
Kepala BSSN Hinsa Siburian menyampaikan, BSSN sesuai dengan tugas pokoknya berkomitmen untuk memberikan perlindungan terhadap infrastruktur informasi vital nasional, salah satunya adalah PLN. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital yang diterbitkan pada Mei 2022.
Baca juga: Ramai warga beralih ke kompor induksi terbukti lebih praktis dan hemat
Baca juga: Pendapatan PLN capai Rp25,13 triliun di Januari 2022
"PLN yang sebelumnya adalah bagian dari Objek Vital Nasional, karena menggunakan jaringan internet, kini sudah masuk ke dalam infrastruktur informasi vital nasional," ucap dia.
Hinsa pun menyebutkan, ancaman di ruang siber itu dari tren global ada 3 kategori ancaman, yaitu kontrol informasi, spionase pencurian data, dan sabotase. Dengan kontribusi sektor ekonomi digital yang besar, BSSN harus mewaspadai berbagai ancaman yang muncul.
Maka dari itu, BSSN berharap PLN sebagai BUMN yang sangat penting bagi kemakmuran rakyat dapat membangun keamanan siber yang mumpuni. Tak hanya dari sisi proses maupun teknologi, BSSN yang sudah memiliki pusat pengembangan SDM, dan Politeknik Siber dan Sandi, siap bekerja sama untuk meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia PLN.
Baca juga: Fitur PLN Magazine memudahkan pelanggan mengakses informasi terkini
Baca juga: Penjualan listrik PLN sepanjang 2021 naik 5,77 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022