Bupati Sambas, Kalimantan Barat Satono mengikuti rapat koordinasi audit perkebunan sawit se-Indonesia bersama Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI) di Puri Agung Grand Hotel Sahid Jaya Sudirman, guna perjuangkan nasib petani sawit.
"Saya telah ikut langsung rapat koordinasi audit perkebunan sawit se-Indonesia di Jakarta. Kegiatan itu merupakan upaya dan perjuangan untuk mensejahterakan para petani sawit di daerah dan mempercepat pembangunan melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari hasil perkebunan kelapa sawit," ujarnya saat dihubungi dari Sambas, Jumat.
Baca juga: Pemerintah percepat ekspor CPO untuk dongkrak harga sawit tingkat petani
Baca juga: DPRD Sintang desak perusahaan penuhi tuntutan petani plasma
Baca juga: Petani sawit Sintang kesulitan jual TBS sejak larang ekspor CPO
Satono mengatakan, ia prihatin dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang sedang turun saat ini, khususnya di Kabupaten Sambas. Situasi tersebut membuat semangat para petani sawit mandiri menjadi lemah. Belum lagi masalah lain yang dihadapi seperti mahalnya harga pupuk dan lain-lain.
Menurut Satono, untuk mengatasi masalah anjloknya harga TBS di tingkat petani, pemerintah pusat harus mengeluarkan sebuah regulasi yang mengatur tentang sawit dari hulu ke hilir. Sehingga semuanya bisa di tata dengan baik.
"Kita ketahui bersama, saat ini petani sawit di Kabupaten Sambas banyak mengeluh tentang harga TBS yang anjlok. Dalam rapat koordinasi dengan AKPSI di Jakarta sudah kita bahas semuanya. Kita minta pemerintah pusat mengatur tata kelola sawit dari hulu hingga ke hilir," katanya.
Baca juga: Dampak larangan ekspor sawit mulai dirasakan petani
Baca juga: Petani sawit Kapuas Hulu dilatih cara mencegah dan mengatasi kebakaran
Baca juga: Sawit dan optimisme kesejahteraan petani di Kalbar
Satono sangat memikirkan bagaimana agar para petani sawit di Kabupaten Sambas bisa sejahtera. Berbagai upaya dilakukan untuk mendorong agar harga TBS di tingkat petani sawit mandiri bisa sesuai dan kompetitif.
"Kita tidak ingin ada yang terbebani, baik itu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) maupun petani sawit mandiri. Kita ketahui saat ini banyak PKS yang beroperasi di Kabupaten Sambas, kita harap itu bisa mensejahterakan para petani sawit mandiri, dengan membeli TBS harga tinggi," katanya.
Dalam rapat koordinasi tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia (BPKP RI), Muhammad Yusuf Ateh, dan Ketua Umum AKPSI yang juga Bupati Seruyan Kalimantan Tengah, Yulhaidir.
Baca juga: Pemerintah diharapkan segera berikan solusi pulihkan harga sawit
Sebelumnya harga TBS Sawit di Kalbar kembali alami kontraksi, tertinggi hanya Rp2.523,82/Kg
Harga sawit di Provinsi Kalbar kembali mengalami penurunan baik itu tandan buah segar (TBS), minyak mentah sawit atau CPO maupun karnel (PK).
Berdasarkan data bersumber dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar sebagaimana hasil tim penetapan harga untuk periode II 2022 pada Kamis (30 Juni 2022), harga tertinggi untuk TBS sawit pada umur 10 - 20 tahun hanya RpRp2.523,82/Kg. Terendah di umur 3 tahun Rp1.882.28.
Untuk harga CPO berdasarkan hasil penetap Rp11.443,71/ Kg dan PK Rp6.050,26/Kg. Tren penurunan harga sawit di Kalbar sebagaimana juga secara nasional pasca adanya pelarangan ekspor produk dari sawit tersebut. Baca selengkapnya: Harga TBS Sawit di Kalbar Rp2.523,83 per kilogram
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Saya telah ikut langsung rapat koordinasi audit perkebunan sawit se-Indonesia di Jakarta. Kegiatan itu merupakan upaya dan perjuangan untuk mensejahterakan para petani sawit di daerah dan mempercepat pembangunan melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari hasil perkebunan kelapa sawit," ujarnya saat dihubungi dari Sambas, Jumat.
Baca juga: Pemerintah percepat ekspor CPO untuk dongkrak harga sawit tingkat petani
Baca juga: DPRD Sintang desak perusahaan penuhi tuntutan petani plasma
Baca juga: Petani sawit Sintang kesulitan jual TBS sejak larang ekspor CPO
Satono mengatakan, ia prihatin dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang sedang turun saat ini, khususnya di Kabupaten Sambas. Situasi tersebut membuat semangat para petani sawit mandiri menjadi lemah. Belum lagi masalah lain yang dihadapi seperti mahalnya harga pupuk dan lain-lain.
Menurut Satono, untuk mengatasi masalah anjloknya harga TBS di tingkat petani, pemerintah pusat harus mengeluarkan sebuah regulasi yang mengatur tentang sawit dari hulu ke hilir. Sehingga semuanya bisa di tata dengan baik.
"Kita ketahui bersama, saat ini petani sawit di Kabupaten Sambas banyak mengeluh tentang harga TBS yang anjlok. Dalam rapat koordinasi dengan AKPSI di Jakarta sudah kita bahas semuanya. Kita minta pemerintah pusat mengatur tata kelola sawit dari hulu hingga ke hilir," katanya.
Baca juga: Dampak larangan ekspor sawit mulai dirasakan petani
Baca juga: Petani sawit Kapuas Hulu dilatih cara mencegah dan mengatasi kebakaran
Baca juga: Sawit dan optimisme kesejahteraan petani di Kalbar
Satono sangat memikirkan bagaimana agar para petani sawit di Kabupaten Sambas bisa sejahtera. Berbagai upaya dilakukan untuk mendorong agar harga TBS di tingkat petani sawit mandiri bisa sesuai dan kompetitif.
"Kita tidak ingin ada yang terbebani, baik itu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) maupun petani sawit mandiri. Kita ketahui saat ini banyak PKS yang beroperasi di Kabupaten Sambas, kita harap itu bisa mensejahterakan para petani sawit mandiri, dengan membeli TBS harga tinggi," katanya.
Dalam rapat koordinasi tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia (BPKP RI), Muhammad Yusuf Ateh, dan Ketua Umum AKPSI yang juga Bupati Seruyan Kalimantan Tengah, Yulhaidir.
Baca juga: Pemerintah diharapkan segera berikan solusi pulihkan harga sawit
Sebelumnya harga TBS Sawit di Kalbar kembali alami kontraksi, tertinggi hanya Rp2.523,82/Kg
Harga sawit di Provinsi Kalbar kembali mengalami penurunan baik itu tandan buah segar (TBS), minyak mentah sawit atau CPO maupun karnel (PK).
Berdasarkan data bersumber dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar sebagaimana hasil tim penetapan harga untuk periode II 2022 pada Kamis (30 Juni 2022), harga tertinggi untuk TBS sawit pada umur 10 - 20 tahun hanya RpRp2.523,82/Kg. Terendah di umur 3 tahun Rp1.882.28.
Untuk harga CPO berdasarkan hasil penetap Rp11.443,71/ Kg dan PK Rp6.050,26/Kg. Tren penurunan harga sawit di Kalbar sebagaimana juga secara nasional pasca adanya pelarangan ekspor produk dari sawit tersebut. Baca selengkapnya: Harga TBS Sawit di Kalbar Rp2.523,83 per kilogram
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022