Kesehatan mental adalah fondasi agar anak bisa beradaptasi dengan masa yang akan datang.

Dokter spesialis anak dr. Margareta Komalasari, Sp.A mengatakan penting untuk memperhatikan kondisi mental anak. Menurutnya, jika orang tua abai, bisa berisiko memperburuk kondisi mental ketika remaja hingga dewasa.

"Kesehatan mental anak adalah suatu cara bagaimana anak berpikir dirinya sendiri dan bagaimana dia dengan sekelilingnya. Kesehatan mental anak sangat penting karena ini merupakan proses dia beradaptasi dengan lingkungannya dan mempengaruhi kesehatan mentalnya ketika dewasa nanti," ujar dr. Margareta dikutip dari siaran resmi Kalbe Farma pada Jumat.

Lebih lanjut, dr. Margareta mengatakan saat ini banyak isu orang stres dan bipolar. Penyakit tersebut ditakutkan akan meningkat jika orang tua tidak memperhatikan kesehatan mental anak.

Orang tua harus menyadari perubahan tindakan maupun emosi anak, misalnya ketika melihat anak yang lincah tiba-tiba murung atau tidak mau berinteraksi dengan orang lain.

"Kondisi anak akan lebih baik jika orang tua dapat cepat mendeteksinya. Deteksi kesehatan mental anak sudah bisa dimulai sejak usia sekolah, karena anak sudah terpapar dengan stres," kata dr. Margareta.

Menjaga kesehatan mental bisa dilakukan sejak anak masih usia dini. Misalnya saja, saat menyusui, ibu juga mengajak anaknya berkomunikasi, memberikan perhatian penuh kepada si kecil. Sebab, tiga aspek tumbuh kembang anak ialah asah, asih, dan asuh.

Baca juga: Guru berperan penting jaga kesehatan mental anak saat pandemi

Anak yang terlalu banyak melihat konten spirit doll di media sosial dapat mempercayai keyakinan yang salah dan bertentangan dengan kenyataan, menurut psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto.
 
Pasalnya, kata Kasandra, konten-konten yang beredar di media sosial belakangan ini kerap menampilkan orang-orang yang memperlakukan spirit doll seperti makhluk hidup.
 
"Karena otaknya yang belum berkembang penuh, anak-anak cenderung untuk mempercayai apapun yang dilihat baik secara online ataupun langsung," ujar Kasandra saat dihubungi ANTARA, ditulis Sabtu.
 
Meski demikian, lanjut dia, menonton tayangan spirit doll tidak serta merta mengembangkan delusi pada anak yang merupakan gangguan psikotik.

Baca selelengkapnya: Jika anak terlalu banyak melihat konten "spirit doll" ini akibatnya

Pewarta: Maria Cicilia

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022