Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyelesaian pandemi COVID-19 perlu didukung kapasitas riset dan manufaktur kesehatan yang merata serta berkeadilan di seluruh dunia.

"Karena saat pandemi terjadi, kalau tidak memiliki kapasitas yang merata di seluruh dunia, pandemi itu tidak akan selesai," kata Budi Gunadi Sadikin dalam agenda konferensi pers di Nusa Dua, Provinsi Bali, Senin.

Secara saintifik, kata dia, penyakit menular berpotensi memicu gelombang pandemi secara berulang saat dibawa oleh pelaku perjalanan ke berbagai negara dan terjadi interaksi. Bahkan, beberapa negara seperti Amerika Serikat, sudah berulang kali mengalami gelombang pandemi COVID-19.

Baca juga: Dinas Kesehatan Kalimantan Barat antisipasi masuknya varian Omicron BA.4 dan BA.5

Baca juga: Lansia dan pasien komorbit tetap menggunakan masker saat beraktivitas

"Konsepnya adalah, seluruh umat manusia di dunia harus diobati. Itu prinsipnya pandemi," katanya.

Untuk itu, Indonesia mendorong pengembangan kapasitas penelitian, produksi obat, dan alat kesehatan di seluruh negara melalui Forum G20.

"Tidak mungkin satu negara saja bisa menyelesaikan pandemi yang sifatnya global. Karena penularan itu terjadi lintas negara," katanya.

Menkes mengatakan pandemi COVID-19 telah memberi pelajaran bahwa kapasitas yang tidak adil untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin, pengobatan, dan diagnostik di seluruh dunia, menyebabkan keterlambatan dalam memenuhi permintaan global yang cepat selama keadaan darurat kesehatan.

Baca juga: Tetapkan tarif PCR, Dinkes Kalbar tutup laboratorium swasta di PLBN Entikong

"Karena pandemi COVID-19 mulai mereda secara global, tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk bekerja memastikan tidak hanya akses yang adil, tetapi juga adil dalam mengembangkan vaksin, terapi, dan alat diagnostik secara global," katanya.

Sepanjang 2022, katanya, Indonesia telah berkontribusi dalam upaya memperkuat arsitektur kesehatan global melalui tiga agenda utama.

Pertama, memperkuat ketahanan sistem kesehatan global yang menghasilkan ketersediaan sumber daya keuangan, akses ke tindakan medis darurat, serta membangun jaringan global laboratorium pengawasan genom dan memperkuat mekanisme berbagi data terpercaya.

Agenda kedua, menyelaraskan standar protokol kesehatan global yang menghasilkan sertifikat vaksin yang saling diakui antarnegara bagi para pelaku perjalanan internasional.

Sedangkan pada agenda ketiga yang dibahas dalam 3rd Health Working Group (HWG) di Bali 22-24 Agustus 2022, mengangkat isu utama memperluas manufaktur global dan pusat penelitian untuk pandemi, pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR).

"Hasil yang ingin dicapai adalah perluasan manufaktur global dan pusat penelitian untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi," demikian Budi Gunadi Sadikin.

Baca juga: Menkes : Kalbar belum capai target 70 persen vaksin dosis pertama

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengingatkan para lanjut usia (lansia) yang ada di Kabupaten Kubu Raya untuk segera mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis penguat (booster), karena mampu mengurangi risiko kesakitan dan kematian hingga 20 persen.

"Kalau pun yang sudah vaksinasi penguat masih kena COVID-19, tidak akan sampai terkena risiko dirawat di rumah sakit atau sampai meninggal. Untuk itu saya imbau agar bapak ibu lansia segera mendapatkan vaksinasi booster," kata Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri Gebyar Vaksinasi COVID-19 Lansia Bahagia di Kabupaten Kubu Raya, Selasa.

Baca selengkapnya: Menkes sebut vaksinasi penguat dapat cegah kematian pada lansia


 

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022