Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dalam pekan ini telah mengevakuasi dua buaya peliharaan warga di Kota Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur, serta melepaskannya ke habitat asli mereka.

"Kemarin kami mengevakuasi seekor buaya muara betina. Panjangnya sekitar dua meter," kata Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit Muriansyah di Sampit, Kamis.

Menurut dia, petugas BKSDA mengevakuasi buaya itu di kompleks penginapan dan rumah makan di wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dengan bantuan anggota Manggala Agni dan komunitas pencinta binatang.

Baca juga: Buaya muara serang siswa SD di Agam saat mandi pagi

Baca juga: Telur buaya muara menetas di kebun warga

"Kami berterima kasih karena warga yang memelihara buaya ini mau menyerahkan untuk kami evakuasi. Buaya muara ini dilindungi. Selain itu, buaya adalah binatang yang membahayakan untuk dipelihara, apalagi kalau sudah sebesar ini," kata Muriansyah.

Ia mengatakan bahwa pada Senin (5/9) petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kotawaringin Timur juga mengevakuasi satu buaya dari tempat warga di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

Zulhaidir, pemilik rumah makan dan penginapan yang memelihara buaya, mengaku menyerahkan satwa yang dia pelihara kepada BKSDA dengan senang hati. 

"Saya juga berpikir tentang perkembangan buaya itu sendiri, karena dia perlu berkembang biak walaupun selama ini di sini pun makanan dan kesehatannya kami jaga," kata Zulhaidir, yang menjabat sebagai Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotawaringin Timur.

Baca juga: Buaya di Sungai Singkawang Hebohkan Warga

Baca juga: Buaya Ternyata Bisa Memanjat Pohon

Zulhaidir menuturkan bahwa seorang rekannya di Kabupaten Seruyan menitipkan buaya itu kepadanya sejak 2011, ketika buaya itu panjangnya masih sekitar 15 centimeter. 

"Tapi buayanya kan semakin besar. Bingung juga karena tidak ada tempatnya. Ini juga sangat berisiko terhadap keselamatan. Makanya ketika BKSDA menghubungi, kami persilakan saja (dievakuasi)," katanya.

Sedangkan Reni, pemelihara buaya yang lain, sampai menangis saat berpisah dengan buaya yang selama ini dia rawat.

"Sedih rasanya harus berpisah. Tapi ini yang terbaik untuk buaya ini. Dia memang harus dilepas ke alam bebas agar bisa hidup lebih baik dan bisa berkembang biak," kata Reni seraya menyeka air mata.

Muriansyah mengatakan bahwa dua buaya yang dievakuasi dari tempat warga selanjutnya dilepaskan di Suaka Margasatwa Lamandau.

"Kemarin sore dibawa ke Kantor SKW II Pangkalan Bun, selanjutnya dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Lamandau. Mudah-mudahan nanti buaya-buaya itu bisa cepat beradaptasi," katanya.


Baca juga: BKSDA Kotim Selidiki Pembunuhan Buaya Muara
 

Seekor buaya sepanjang empat meter dengan berat sekitar 125 kilogram dievakuasi tim gabungan dari rumah warga di Gang Amkor, Jalan Swadaya, Kelurahan Pasiran, Singkawang Barat, Rabu, pukul 15.00 wib.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang BKSDA Kalimantan Barat, Agus Arianto mengatakan, buaya muara tersebut merupakan milik almarhum Robertus David Darol yang dipeliharanya sejak kecil.

"Untuk mengevakuasinya kita turunkan tim gabungan sebanyak 20 orang yang terdiri dari Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang BKSDA Kalbar, Manggala Agni, dan lembaga konservasi Sinka Zoo," kata Agus di Singkawang.

Dikatakan Agus, buaya muara itu akan dievakuasi dari kandang ke tempat konservasi di Sinka Zoo Singkawang Selatan.

Menurutnya, evakuasi yang dilakukan merupakan wujud nyata bahwa tingkat kesadaran masyarakat di Singkawang umumnya di Kalbar terkait satwa-satwa yang dilindungi cukup tinggi.
"Terbukti dengan adanya penyerahan satwa secara sukarela yang dilakukan warga Jalan Swadaya, Kelurahan Pasiran ke kita," katanya.

Baca selengkapnya: Buaya Sepanjang Empat Meter Dievakuasi di Singkawang
 

Pewarta: Kasriadi, Norjani

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022