Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa memastikan bahwa oknum prajurit TNI yang terbukti melakukan kekerasan di luar kewenangannya dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam, akan diberikan sanksi pidana.
"Kami tidak akan mengarah pada disiplin, tidak, tetapi pidana karena memang itu sudah sangat berlebihan. Itu bukan dalam rangka mempertahankan diri atau (yang lain) misalnya. Itu bagi saya masuk ke tindak pidana," ujar Andika kepada wartawan, usai mengikuti rapat koordinasi bersama sejumlah kementerian dan lembaga, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin.
Ia pun menyampaikan tim TNI telah mulai melakukan investigasi mengenai kemungkinan keterlibatan beberapa oknum prajurit TNI yang melakukan kekerasan pada beberapa suporter di area lapangan Kanjuruhan, sebagaimana terlihat dalam beberapa video yang beredar di tengah masyarakat.
Baca juga: Kericuhan di Stadion Kanjuruhan mengakibatkan 127 orang kehilangan nyawa
Baca juga: Ricuh setelah Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya
"Ya, kami sudah sejak kemarin sore melakukan investigasi sekaligus kami lanjutkan dengan proses hukum. Karena apa? Karena memang yang viral itu, itu kan sangat jelas tindakan di luar kewenangan (prajurit TNI)," ujar Andika.
Meskipun begitu, kata dia, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan identitas oknum TNI tersebut. Ia lalu berjanji akan menyampaikan identitas oknum TNI itu maksimal pada besok sore.
"Kami di satuan akan telusuri dulu. Biarkan kami tuntaskan sampai dengan besok sore. Kami janji," ujar Andika.
Selanjutnya, dia juga menyampaikan bahwa masyarakat dapat membantu pengusutan kasus ini. Andika mengatakan, bagi masyarakat yang mengetahui adanya oknum prajurit TNI yang melakukan kekerasan di lapangan Stadion Kanjuruhan, mereka bisa mengirim bukti berupa video kepada Pusat Penerangan (Puspen) TNI.
Baca juga: Tim bekerja usut tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Arema kerja keras untuk keluar dari jurang degradasi
"Kami juga sambil menunggu nih apabila ada video-video lain yang bisa dikirim ke kami. Siapa tahu ada penonton yang saat itu juga mengambil video yang bisa jadi bahan melengkapi investigasi dan proses hukum. (Video dikirim) Ke Puspen boleh, ke saya boleh," ujar dia.
Sebelumnya, permintaan pengusutan keterlibatan oknum prajurit TNI itu telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam.
Ia mengatakan bahwa berdasarkan hasil rapat koordinasi terkait dengan pengusutan tragedi di Kanjuruhan, salah satunya disepakati bahwa Pemerintah meminta Jenderal Andika untuk melakukan tindakan cepat sesuai dengan aturan yang berlaku dalam mengusut kebenaran mengenai keterlibatan oknum TNI, sebagaimana terlihat dalam beberapa video yang beredar di tengah masyarakat.
“Di dalam video-video yang beredar, ada juga TNI yang nampaknya melakukan tindakan berlebih dan di luar kewenangannya. Apakah video itu benar atau tidak, Panglima TNI akan segera meneliti dan mengumumkannya kepada kita semua,” ujar Mahfud.
Baca juga: Mahfud MD gelar rapat koordinasi terkait tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Valentino Jebret Simanjutak mundur sebagai komentator Liga 1
Baca juga: Kompetisi lain tetap berjalan pascakerusuhan pada Liga 1
Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Ibrahim Tompo mengatakan tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, jadi pelajaran berharga bagi masyarakat, khususnya para pendukung Persib Bandung yang dikenal sebagai Bobotoh.
"Ini mungkin akan jadi pelajaran berharga bagi kita semua ke depan dan pelajaran berharga bagi pendukung sepak bola," kata Ibrahim di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Ibrahim juga menyampaikan belasungkawa atas banyaknya korban jiwa, termasuk dua anggota polisi yang gugur dalam tragedi usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya itu. Baca selengkapnya: Tragedi Kanjuruhan jadi pelajaran berharga
Baca juga: Bus milik klub Arema FC dirusak oleh sekelompok orang
Baca juga: Jelang laga Persibaya dan Arema, sejumlah kendaraan dibakar massa
Baca juga: Manajemen Arema FC membentuk Crisis Center
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Kami tidak akan mengarah pada disiplin, tidak, tetapi pidana karena memang itu sudah sangat berlebihan. Itu bukan dalam rangka mempertahankan diri atau (yang lain) misalnya. Itu bagi saya masuk ke tindak pidana," ujar Andika kepada wartawan, usai mengikuti rapat koordinasi bersama sejumlah kementerian dan lembaga, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin.
Ia pun menyampaikan tim TNI telah mulai melakukan investigasi mengenai kemungkinan keterlibatan beberapa oknum prajurit TNI yang melakukan kekerasan pada beberapa suporter di area lapangan Kanjuruhan, sebagaimana terlihat dalam beberapa video yang beredar di tengah masyarakat.
Baca juga: Kericuhan di Stadion Kanjuruhan mengakibatkan 127 orang kehilangan nyawa
Baca juga: Ricuh setelah Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya
"Ya, kami sudah sejak kemarin sore melakukan investigasi sekaligus kami lanjutkan dengan proses hukum. Karena apa? Karena memang yang viral itu, itu kan sangat jelas tindakan di luar kewenangan (prajurit TNI)," ujar Andika.
Meskipun begitu, kata dia, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan identitas oknum TNI tersebut. Ia lalu berjanji akan menyampaikan identitas oknum TNI itu maksimal pada besok sore.
"Kami di satuan akan telusuri dulu. Biarkan kami tuntaskan sampai dengan besok sore. Kami janji," ujar Andika.
Selanjutnya, dia juga menyampaikan bahwa masyarakat dapat membantu pengusutan kasus ini. Andika mengatakan, bagi masyarakat yang mengetahui adanya oknum prajurit TNI yang melakukan kekerasan di lapangan Stadion Kanjuruhan, mereka bisa mengirim bukti berupa video kepada Pusat Penerangan (Puspen) TNI.
Baca juga: Tim bekerja usut tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Arema kerja keras untuk keluar dari jurang degradasi
"Kami juga sambil menunggu nih apabila ada video-video lain yang bisa dikirim ke kami. Siapa tahu ada penonton yang saat itu juga mengambil video yang bisa jadi bahan melengkapi investigasi dan proses hukum. (Video dikirim) Ke Puspen boleh, ke saya boleh," ujar dia.
Sebelumnya, permintaan pengusutan keterlibatan oknum prajurit TNI itu telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam.
Ia mengatakan bahwa berdasarkan hasil rapat koordinasi terkait dengan pengusutan tragedi di Kanjuruhan, salah satunya disepakati bahwa Pemerintah meminta Jenderal Andika untuk melakukan tindakan cepat sesuai dengan aturan yang berlaku dalam mengusut kebenaran mengenai keterlibatan oknum TNI, sebagaimana terlihat dalam beberapa video yang beredar di tengah masyarakat.
“Di dalam video-video yang beredar, ada juga TNI yang nampaknya melakukan tindakan berlebih dan di luar kewenangannya. Apakah video itu benar atau tidak, Panglima TNI akan segera meneliti dan mengumumkannya kepada kita semua,” ujar Mahfud.
Baca juga: Mahfud MD gelar rapat koordinasi terkait tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Valentino Jebret Simanjutak mundur sebagai komentator Liga 1
Baca juga: Kompetisi lain tetap berjalan pascakerusuhan pada Liga 1
Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Ibrahim Tompo mengatakan tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, jadi pelajaran berharga bagi masyarakat, khususnya para pendukung Persib Bandung yang dikenal sebagai Bobotoh.
"Ini mungkin akan jadi pelajaran berharga bagi kita semua ke depan dan pelajaran berharga bagi pendukung sepak bola," kata Ibrahim di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Ibrahim juga menyampaikan belasungkawa atas banyaknya korban jiwa, termasuk dua anggota polisi yang gugur dalam tragedi usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya itu. Baca selengkapnya: Tragedi Kanjuruhan jadi pelajaran berharga
Baca juga: Bus milik klub Arema FC dirusak oleh sekelompok orang
Baca juga: Jelang laga Persibaya dan Arema, sejumlah kendaraan dibakar massa
Baca juga: Manajemen Arema FC membentuk Crisis Center
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022