Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa dirinya mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo untuk berkonsultasi dengan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengenai status pandemi COVID-19.

"Presiden minta saya untuk konsultasi dengan Dirjen WHO. (Presiden juga) bilang kalau ada kebijakan-kebijakan lokal mengenai pengurangan pengetatan dari prokes (protokol kesehatan,red.) bisa dilakukan," kata Budi kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.

Berkenaan dengan status pandemi, Menkes mengingatkan bahwa hal tersebut tetap ada di tangan WHO yang berwenang untuk menyatakan kapan bisa dicabut secara resmi.

Baca juga: Joko Widodo: Mungkin sebentar lagi pandemi COVID-19 dinyatakan berakhir
Baca juga: Aplikasi PeduliLindungi kembali normal

"Khusus mengenai pandemi karena ini sifatnya dunia, nanti WHO yang akan memberikan timing-nya kapan," katanya.

"Pandemi itu di WHO ada namanya public health emergency of international concern. Itu nanti biasanya kapan dicabut dia akan diresmikan," ujar Budi menambahkan.

Menkes sempat menjawab pertanyaan wartawan mengenai rencana pengumuman masyarakat tak lagi diwajibkan menggunakan masker bergantung pada keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Usaha pelaku UMKM di Pontianak pasca pandemi terus meningkat

Sebelumnya, Senin pagi, Presiden Jokowi sempat mengatakan terdapat kemungkinan dalam waktu dekat Pemerintah Indonesia bakal menyatakan pandemi COVID-19 berakhir.

"Pandemi memang sudah mulai mereda. Mungkin sebentar lagi kita akan nyatakan pandemi sudah berakhir," ujar Presiden saat menghadiri Peluncuran Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas di Jakarta.

Baca juga: Vaksin Bivalen terobosan terbaru kendalikan COVID-19

Sejumlah negara di dunia telah menempuh langkah pencabutan berbagai pengetatan protokol kesehatan yang secara tidak langsung menandai beralihnya status pandemi COVID-19 menjadi endemi di wilayah mereka.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahkan sempat menyatakan bahwa "pandemi telah berakhir" dalam sebuah sesi wawancara Program 60 Minutes pada 18 September 2022.

Di Indonesia, berdasarkan data terakhir Kementerian Kesehatan pada Minggu (2/10) terdapat pertambahan 1.322 kasus positif COVID-19 dan secara nasional kasus aktif 17.434.

Produsen vaksin terbesar di China Sinopharm dan perusahaan farmasi terbesar di Amerika Serikat Merck Sharp & Dohme (MSD) menandatangani kesepakatan kerja sama, Rabu (28/9).

Dengan adanya kesepakatan tersebut, Sinopharm akan menjadi diler dan agen eksklusif obat anti-COVID-19 buatan MSD di China.

Kedua pihak juga akan menegosiasikan kelayakan transfer teknologi sehingga obat anti-COVID-19 Molnupiravir nantinya bisa diproduksi dan tersedia di pasaran China daratan, demikian pernyataan  Sinopharm dikutip Global Times. Baca selengkapnya: Obat anti-COVID-19 akan diproduksi di China

Pewarta: Gilang Galiartha

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022