Pemerintah Pontianak, Kalimantan Barat, berkolaborasi dengan Perhimpunan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Kalbar dalam memfasilitasi pelajar mengembangkan kapasitas diri di sektor ekonomi kreatif di antaranya melalui workshop film pendek festival film pelajar khatulistiwa 2022.
"Saat ini kita hidup di era gelombang keempat peradaban yang dicirikan dengan tumbuh dan berkembang sektor ekonomi kreatif. Unsur kreativitas, inovasi dan kolaborasi penentu daya saing. Workshop film pendek festival film pelajar khatulistiwa 2022 adalah sarana nyata untuk menggali kreativitas tersebut," ujar Plt Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Pontianak, Aswin Djafar di Pontianak, Kalbar, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa perfilman Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang positif. Setelah pandemi yang berlangsung lebih dari dua tahun, industri film terus menggeliat.
Bangkitnya perfilman Indonesia dalam beberapa waktu belakangan ini, ujar dia, mulai menunjukkan langkah progresif dengan terbitnya beberapa film antara lain KKN di Desa Penari yang menembus angka 9,2 juta penonton dan mencatat rekor sebagai film terlaris dalam sejarah perfilman Indonesia.
"Audio visual kini menjadi salah satu media yang paling berpengaruh di era digital seperti sekarang. Hanya dengan satu klik, karya audio visual seperti film dalam sekejap mata bisa dinikmati oleh pengguna media sosial di seluruh dunia. Kemudahan berpadu dengan kecepatan akses ini membawa dampak positif sekaligus negatif, baik bagi kreator maupun konsumennya. Untuk itu workshop ini sangat tepat menggali dan memfasilitasi pelajar di kota ini," ucap dia.
Ia menegaskan bahwa pemerintah kota terus mewadahi generasi muda, khususnya pelajar dalam mengembangkan minat dan bakatnya dalam bidang perfilman.
"Sehingga nantinya siswa tidak hanya terfokus dalam bidang akademik, namun juga dapat mengembangkan kreativitasnya dalam bidang non akademik. ini juga merupakan wadah dalam mengembangkan bakat dan potensi siswa di bidang perfilman, jadi manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin," ucap dia.
Sementara itu, Ketua P3I Kalbar, Zulfydar Zaidar Mochtar menjelaskan workshop yang didukung penuh Pemkot Pontianak menjadi rangkaian dari perhelatan akbar Festival Film Pelajar Khatulistiwa III yang digelar pihaknya. Selain itu festival juga menjadi bagian dalam menyambut HUT Ke-251 Pontianak.
"Dalam Festival Film Pelajar Khatulistiwa III ada tujuh kategori yang bakal direbutkan yakni penulisan naskah terbaik, sinematografi terbaik, pemeran terbaik,sutradara terbaik, film terbaik, poster film terbaik dan ada iklan terbaik," katanya.
Ia menambahkan, Kegiatan Festival Film Pelajar Khatulistiwa III sendiri terbuka untuk pelajar hingga mahasiswa seluruh Indonesia. Namun pihaknya berharap Kalbar sebagai tuan rumah harus lebih banyak berpartisipasi.
"Tahun lalu ada 60 karya berpartisipasi dan kualitasnya sudah baik. Harapan tahun ini lebih ramai dan kualitas lebih baik lagi. Lomba video pendek itu durasinya 7 - 15 saja dan iklan hanya 30 detik. Pembuatan melalui kamera telepon pintar juga diperbolehkan karena kualitas kameranya saat ini sudah semakin baik," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Saat ini kita hidup di era gelombang keempat peradaban yang dicirikan dengan tumbuh dan berkembang sektor ekonomi kreatif. Unsur kreativitas, inovasi dan kolaborasi penentu daya saing. Workshop film pendek festival film pelajar khatulistiwa 2022 adalah sarana nyata untuk menggali kreativitas tersebut," ujar Plt Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Pontianak, Aswin Djafar di Pontianak, Kalbar, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa perfilman Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang positif. Setelah pandemi yang berlangsung lebih dari dua tahun, industri film terus menggeliat.
Bangkitnya perfilman Indonesia dalam beberapa waktu belakangan ini, ujar dia, mulai menunjukkan langkah progresif dengan terbitnya beberapa film antara lain KKN di Desa Penari yang menembus angka 9,2 juta penonton dan mencatat rekor sebagai film terlaris dalam sejarah perfilman Indonesia.
"Audio visual kini menjadi salah satu media yang paling berpengaruh di era digital seperti sekarang. Hanya dengan satu klik, karya audio visual seperti film dalam sekejap mata bisa dinikmati oleh pengguna media sosial di seluruh dunia. Kemudahan berpadu dengan kecepatan akses ini membawa dampak positif sekaligus negatif, baik bagi kreator maupun konsumennya. Untuk itu workshop ini sangat tepat menggali dan memfasilitasi pelajar di kota ini," ucap dia.
Ia menegaskan bahwa pemerintah kota terus mewadahi generasi muda, khususnya pelajar dalam mengembangkan minat dan bakatnya dalam bidang perfilman.
"Sehingga nantinya siswa tidak hanya terfokus dalam bidang akademik, namun juga dapat mengembangkan kreativitasnya dalam bidang non akademik. ini juga merupakan wadah dalam mengembangkan bakat dan potensi siswa di bidang perfilman, jadi manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin," ucap dia.
Sementara itu, Ketua P3I Kalbar, Zulfydar Zaidar Mochtar menjelaskan workshop yang didukung penuh Pemkot Pontianak menjadi rangkaian dari perhelatan akbar Festival Film Pelajar Khatulistiwa III yang digelar pihaknya. Selain itu festival juga menjadi bagian dalam menyambut HUT Ke-251 Pontianak.
"Dalam Festival Film Pelajar Khatulistiwa III ada tujuh kategori yang bakal direbutkan yakni penulisan naskah terbaik, sinematografi terbaik, pemeran terbaik,sutradara terbaik, film terbaik, poster film terbaik dan ada iklan terbaik," katanya.
Ia menambahkan, Kegiatan Festival Film Pelajar Khatulistiwa III sendiri terbuka untuk pelajar hingga mahasiswa seluruh Indonesia. Namun pihaknya berharap Kalbar sebagai tuan rumah harus lebih banyak berpartisipasi.
"Tahun lalu ada 60 karya berpartisipasi dan kualitasnya sudah baik. Harapan tahun ini lebih ramai dan kualitas lebih baik lagi. Lomba video pendek itu durasinya 7 - 15 saja dan iklan hanya 30 detik. Pembuatan melalui kamera telepon pintar juga diperbolehkan karena kualitas kameranya saat ini sudah semakin baik," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022