Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan lembaga pendidikan di semua jenjang pendidikan harus menjadi tempat aman bagi anak didik tanpa perundungan (bullying) untuk mereka dapat belajar dan membentuk karakter dengan optimal.

"Lembaga pendidikan baik pada institusi pendidikan dasar, menengah maupun tinggi sejatinya harus menjadi tempat aman bagi anak didik untuk mendapatkan pengetahuan dan menanamkan karakter baik," katanya dalam kegiatan Bincang Pembangunan Seri IX: Membangun Pendidikan Ramah dan Berkarakter Menuju Indonesia Emas 2045 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan hasil survei lingkungan belajar yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada 2021 menunjukkan 24,4 persen peserta didik diprediksi rentan terhadap perundungan di satuan pendidikan. Oleh karena itu, pencegahan perundungan harus menjadi perhatian semua pihak.

Baca juga: Ajari anak sikap asertif untuk mencegah perundungan

"Ini yang menjadi perhatian dan keprihatinan kita. Bahkan memasuki semester pertama 2022, Komisi Perlindungan Anak Indonesia mencatat ada sejumlah kasus kekerasan, berupa perundungan dan kekerasan fisik. Kasus tersebut dilakukan baik oleh pendidik, maupun sesama peserta didik," katanya.

Ia mengatakan perundungan dan kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan akan menjadi faktor penghambat dalam membangun pendidikan ramah dan berkarakter menuju Indonesia Emas 2045.

Oleh karena itu, semua pemangku kepentingan baik institusi pendidikan, pemerintah, akademisi, warga sekolah, dan masyarakat harus saling bersinergi menciptakan kawasan pendidikan yang ramah dan berkarakter demi menciptakan generasi unggul bangsa.

Diharapkan berbagai pemikiran, contoh terbaik dan solusi dari masalah di dunia pendidikan saat ini dapat menjadi masukan untuk melahirkan kebijakan strategis bagi pendidikan yang ramah dan berkarakter menuju Indonesia Emas 2045, demikian Laksana Tri Handoko.

Baca juga: Kejari Kapuas Hulu berikan penyuluhan hukum di kalangan pelajar

Baca juga: Palangka Raya siapkan program antiperundungan di sekolah

 
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menyosialisasikan cyber bullying di lingkungan sekolah dalam upaya mencegah terjadinya tindakan kekerasan, penelantaran dan eksploitasi kepada anak.

Asisten III Sekretaris Daerah Kota Kendari Makmur di Kendari, Rabu, mengungkapkan salah satu kekerasan terhadap anak dikarenakan ada bullying yang dapat mengakibatkan trauma terhadap mental anak, dan kekerasan tersebut juga dapat mempengaruhi proses tumbuh kembangnya anak sebagai penerus harapan bangsa. Baca selengkapnya: Sosialisasi "cyber bullying" di kalangan guru-siswa cegah terjadinya kekerasan
 

Baca juga: Anak yang sering dipeluk lebih tangguh menghadapi perundungan

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022