Untuk pertama kalinya Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak- Kalimantan Barat, melaksanakan pengukuhan guru besar dengan jumlah 11 guru besar secara bersamaan.
"Sebagai Rektor Universitas Tanjungpura saya menyampaikan ucapan selamat kepada 11 guru besar Untan yang hari ini dilakukan pengukuhan," ungkap Rektor Universitas Tanjungpura, Garuda Wiko di Auditorium Untan di Pontianak, Kamis.
Rektor Untan mengatakan, pengukuhan 11 guru besar itu diantara Prof. Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah, M.Sc, OAM, IPU, Prof. Dr. Tomo Djudin, M.Pd, Prof. Dr. Ing. Seno D. Panjaitan, ST, MT, IPM, Prof. H. A. Oramahi, S.TP, MP, Prof. Dr. Rugiah G.P. Panjaitan, S.Si., M.Si, Prof. Dr. Eng. Rudi Kurnianto, ST, MT, IPM, Prof. Dr. Henny Herawati, ST, M.T, IMP, PU-SDA, Prof. Dr. Martono, M.Pd, Prof. Dr. Jamaliah, SE, M.Si, Prof. Dr. Sri Haryaningsih, M.Si dan Prof. Hj. Risa Nofiani, S.Si, M.Si, Ph.D.
Sementara itu saat temui usai sidang terbuka senat pengukuhan guru besar bidang Ilmu Teknik, Fakultas Teknik Untan, Prof. Dr. Henny Herawati, ST, MT, IMP, PU-SDA, menyampaikan ucapan terima kasih dan hormat nya kepada ketua, sekretaris, dan anggota senat, Rektor Untan, Rektor Perguruan Tinggi Swasta, Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat serta para undangan.
Prof. Henny Herawati menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka pengukuhannya sebagai guru besar yang berjudul "Sinergisitas Pengolahan Sumber Daya Air Terpadu yang Adaptif untuk Pembangunan Berkelanjutan".
Menurut Prof Henny, Kalbar mempunyai potensi sumber air yang sangat besar, yaitu Sungai Kapuas. "Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia, dengan panjang 1.143 km, yang melintasi 8 kabupaten/kota," ungkap Henny.
Dia mengatakan, di Kalbar asal mula penyebaran penduduk menggunakan transportasi air, sehingga pemukiman penduduk berada di sekitar Sungai Kapuas, namun seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk, maka penyebaran penduduk bergerak menjauhi daerah sungai. Namun, pusat pemerintah masih berada di sekitar Sungai Kapuas.
"Ini tentu menyebabkan pengelolaan sumber daya air terpadu dalam satu daerah aliran sungai menjadi sangat penting," ujar Henny.
Menurutnya, air merupakan sumber daya yang terbatas dan rentan, penting untuk kelangsungan kehidupan, pembangunan dan lingkungan. Karena itulah keberadaannya harus di dasarkan pada upaya untuk mempertahankan secara berkelanjutan.
"Sumber daya air dapat kita maknai sebagai pusat eksistensi ekosistem," ucap Henny.
Henny juga mengungkapkan bahwa sumber daya air merupakan bagian dari ekosistem, sekaligus tempat berlangsungnya kehidupan flora dan fauna.
"Sumber daya air diperlukan untuk kepentingan umum, yang dapat di daya gunakan untuk menunjang kegiatan usaha, dan air juga sebagai aset publik sehingga dibutuhkan pengelolaan sumber daya air secara terpadu," ujarnya.
Henny menambahkan untuk pengelolaan sumber daya air terpadu yang adaptif secara berkelanjutan, yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air yang memiliki asas kemampatan umum, keadilan, keseimbangan, kearifan lokal, wawasan lingkungan serta lainnya.
"Untuk melaksanakan asas tersebut perlu dilakukan sinergisitas semua stakeholder. Seluruh sektor perlu bersinergi dalam penanganan daya rusak air, upaya pengelolaan sumber daya air yang lain adalah pengendalian daya rusak semakin ditingkatkan serta masyarakat perlu tangguh untuk beradaptasi terhadap lingkungan," ungkapnya.
Henny juga berharap upaya pengelolaan perlu melibatkan seluruh stakeholder, termasuk perguruan tinggi. Salah satu bentuk pengabdian insan perguruan tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat (PKM).
"Melalui kegiatan PKM, kami telah melakukan upaya mewujudkan pengelolaan sumber daya air yang adaptif, contohnya kegiatan PKM di Desa Wajok Hilir Kabupaten Mempawah yang merupakan desa dengan lahan gambut, guna mencapai kemandirian pemenuhan kebutuhan air bersih dan kebutuhan air untuk masyarakat pertanian," tutup Henny.COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022