Ketua Pelaksana Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), Yenny Wahid menyatakan perkembangan NU yang telah menginjak satu abad harus relevan dengan perkembangan zaman dan ke depan harus mampu menunjukkan eksistensi sebagai organisasi keagamaan yang melayani masyarakat.

Menurut Yenny, NU sekarang harus lebih merumuskan lagi perannya agar relevan dengan perkembangan zaman. Nu ke depan sebagai sebuah organisasi agar bisa tetap melayani masyarakat dan jamaahnya.

"NU juga harus memberikan kontribusi positif, baik bagi perkembangan bangsa maupun dunia, sehingga dengan momentum satu abad NU ini mengusung tema teknologi yang diselenggarakan di Malang, Jawa Timur," kata Yenny Wahid usai menghadiri acara jamuan makan malam peserta Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) NU di Pura Mangkunegaran Solo, Minggu malam.

Baca juga: Dua kunci dakwah yakni komitmen kebangsaan dan kemajuan umat

Baca juga: Yenny Wahid Ajak Ibu-ibu Kalbar Perangi Hoaks

Hal tersebut, kata Yenny, termasuk memberikan pelatihan di bidang digital, pendampingan start-up baru dan para hacker juga difasilitasi dengan hal positif, karena menatap masa depan teknologi menjadi bagian utama dari dunia digital.

Oleh karena itu, NU masa depan merupakan organisasi modern berbasis keagamaan. Dengan dasar yang kuat, sehingga mampu memberikan kontribusi positif membangun bangsa Indonesia.

Sementara itu, Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) NU menjadi simbol dari kebangkitan Bangsa Indonesia. Karena, sebuah bangsa yang besar merupakan bangsa yang dapat mengekspresikan melalui olahraga.

Menurut Yenny, Porseni NU menjadi simbol masyarakat Muslim di Indonesia sudah beranjak keluar dari persoalan sandang, pangan, papan. Artinya, sekarang sudah memikirkan tentang aktualisasi diri.

Olahraga tersebut menjadi simbol dari kebangkitan sebuah negara. Kalau sebuah bangsa bisa mengekspresikan dirinya atau masyarakatnya melalui olahraga, artinya sebetulnya persoalan-persoalan kesejahteraan yang paling dasar sudah selesai.

Baca juga: Konferwil VIII PWNU Kalbar berakhir namun tak membuahkan hasil

Masyarakat misalnya, tidak ada yang kelaparan, hal ini sudah terbukti. Indonesia secara ekonomi memang per kapita sudah meningkat jauh. Pendapatan negara meningkat jauh dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini.

Dahulu pendapatan Indonesia sekitar 100 miliar dolar AS dan sekarang 1,3 triliun dolar AS. Jadi, secara pendapatan Indonesia sudah masuk kategori negara dengan ekonomi besar atau nomor 16 dunia. Biasanya, masyarakatnya ingin punya sarana untuk aktualisasi diri dan olahraga menjadi satu ajang sarana itu.

"Kami makin bisa memfasilitasi mengekspresikan ini, makin banyak mekanisme yang positif yang bisa dipakai. Kami berharap dari anak-anak santri ini ada bibit-bibit atlet andal," kata Yenny.

Menurut Yenny, ke depan bukan hanya atlet yang secara fisik kuat, otot-otot bagus, juga mempunyai keterampilan yang memadahi. Tapi, kalau mereka dasarnya santri, dia mempunyai karakter yang baik dan punya jiwa akhlakul karimah.

"Kami berharap dapat menemukan bibit-bibit baru atau menjadi awal kebangkitan olahraga di NU setelah ada liga santri," kata Yenny.

Baca juga: Sutarmidji mengajak keluarga Nahdlatul Ulama bisinergi bangun Kalbar

Yenny mengakui sebagai Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia menyampaikan atlet-atletnya kelas dunia menang dalam kejuaraan dunia memecahkan rekor dunia dan banyak anak dari NU. Jadi, sebetulnya sudah ada bibit-bibit itu. Tapi, di pesantren belum dilombakan, karena belum dikenal olahraga itu. Nanti ada partisipasi panjat tebing, salah satunya dalam acara pembukaan.

Ke depan olahraga yang lebih merakyat dan mudah diakses, misalnya sepak bola, bola voli dan lain sebagainya bisa terus menjaring atlet-atlet baru, terutama dari kalangan pondok pesantren.

Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) Yenny Wahid opmistis atlet panjat tebing Merah Putih bisa berjaya dalam Olimpiade 2024 di Paris mengingat nomor speed yang menjadi andalan akan dilombakan secara terpisah.

Sesuai dengan keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC), cabang olahraga panjat tebing Olimpiade Paris akan ada empat nomor yang dilombakan yakni speed putra dan putri serta combined lead-boulder putra dan putri. Jumlah atlet yang ditargetkan pun 72 orang yang terdiri dari 36 putra dan 36 putri.

Dalam keterangan resminya, Rabu, Yenny mengatakan hal ini berbeda dengan Olimpiade Tokyo 2020 yang menggabungkan tiga disiplin speed, bouldering, dan lead sehingga hanya dua medali emas yang diperebutkan. Baca juga: Yenny Wahid yakin panjat tebing berjaya pada Olimpiade 2024

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023