Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa operasionalisasi pabrik pupuk NPK PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) merupakan komitmen BUMN memperkuat ketahanan pangan.

"Pengoperasian pabrik pupuk khusus NPK ini bukti komitmen, sekaligus menjalankan amanat konstitusi dan arahan Presiden dalam penyediaan pupuk yang strategis dalam ketahanan pangan demi mendukung visi Indonesia Emas 2045," ujar Erick dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat..

Menurut dia, keberadaan pabrik ini diharapkan tidak hanya memenuhi sebagian kebutuhan pupuk nasional untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tapi juga menjaga stabilitas harga pangan nasional.

Baca juga: Media massa berperan penting dorong transformasi bisnis

Dia menyampaikan saat ini total kapasitas produksi pupuk jenis NPK di Pupuk Indonesia Group mencapai 3,2 juta ton per tahun.

Kehadiran pabrik NPK baru menjadikan total kapasitas produksi Pupuk Indonesia (PI) Group menjadi 3,7 juta ton. Proyeksi kebutuhan NPK nasional mendekati 13,5 juta ton yang sebagian besar dipenuhi produsen NPK swasta dan produk impor.

Erick Thohir juga memberikan apresiasi karena dalam pendayagunaan pabrik pupuk NPK tersebut semua proses kimia yang digunakan merupakan hasil karya anak bangsa karena dikerjakan oleh Petrokimia Gresik yang juga anak perusahaan Pupuk Indonesia, dan kontraktornya adalah BUMN, yaitu PT PP. Terlebih pabrik yang dibangun dengan nilai investasi Rp 1,67 triliun ini juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.189 orang selama masa proyek dan 240 orang di fase operasional.

“Dengan segala keunikan dan kelebihannya, proyek ini akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat Aceh dan diproyeksikan menambah produk domestik regional bruto (PDRB) Aceh sebesar 4,13 persen,” kata Erick.

Baca juga: Pupuk Indonesia siap dukung ketahanan pangan nasional

Tak hanya pembangunan pabrik NPK, Erick menyampaikan PT PIM juga berhasil melakukan reaktivasi pabrik urea PIM-1. Pabrik berkapasitas terpasang 570 ribu ton per tahun ini sebelumnya berhenti beroperasi sejak 2012 karena kehabisan pasokan gas. "Dengan pengaktifan kembali, PIM-1 siap membantu memenuhi kebutuhan urea nasional," katanya.

Erick Thohir menegaskan perusahaan BUMN yang berkepentingan dalam penyediaan pupuk siap menjaga amanat konstitusi berupa penguatan industri pupuk yang berperan strategis dalam ketahanan pangan nasional.

Kementerian BUMN akan konsisten dalam menetapkan peta jalan, kolaborasi, dan aliansi strategis yang berkelanjutan dalam penyediaan pupuk berkualitas untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kebutuhan pangan.

Baca juga: 1.009.177 ton pupuk subsidi disalurkan ke seluruh wilayah Indonesia
 

Baca juga: Menteri BUMN ingin petani Lampung dapat pendampingan Makmur Pupuk Indonesia

PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyalurkan pupuk bersubsidi di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 55.022 ton hingga 21 Juni 2022 atau sekitar 39 persen dari total alokasi pupuk bersubsidi di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), yakni sebanyak 140.273 ton.

Senior Vice President PSO Wilayah Timur, Muhammad Yusri di Pontianak, Kalbar, Rabu, mengatakan bahwa penyaluran pupuk tersebut terdiri dari lima jenis pupuk bersubsidi, yaitu pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK, dan Organik Granul, dengan rinciannya, pupuk Urea sebesar 17.815 ton, NPK 28.352 ton, SP-36 2.506 ton, ZA 1.978 ton, dan organik 4.372 ton.

"Selain itu, kami juga telah menyalurkan pupuk organik cair sebanyak 684 liter kepada petani di Kalimantan Barat," kata Yusri. Baca juga: Pupuk Indonesia telah salurkan 55 ribu ton pupuk bersubsidi di Kalbar


Baca juga: Petani Lada Perbatasan Indonesia - Malaysia Keluhkan Harga Pupuk Mahal

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023