Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat menyiapkan dokter spesialis kandungan untuk Rumah Sakit Badau di Kecamatan Badau, sebagai upaya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia.
"Tahun ini direncanakan dokter spesialis kandungan untuk Rumah Sakit Badau dan Rumah Sakit Umum Daerah Semitau," kata Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan pada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu Nanang Padli, di Putussibau Kapuas Hulu, Sabtu.
Disampaikan Nanang, pemerintah daerah terus berupaya melakukan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, baik itu pemenuhan kebutuhan dokter dan tenaga medis serta sarana dan prasarana pendukung lainnya.
Bahkan, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu juga bekerja sama dengan fakultas kedokteran beberapa universitas, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan Kementerian Kesehatan untuk program pendayagunaan dokter spesialis
"Makanya Tahun 2022 kita sudah dapat dokter spesialis anestesi satu orang dan dokter spesialis kandungan satu orang," ucapnya.
Dikatakan dia, Kabupaten Kapuas Hulu telah memiliki tiga rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Diponegoro Putussibau, Rumah Sakit Umum Daerah Semitau di Kecamatan Semitau daerah pesisir sungai Kapuas dan Rumah Sakit Badau yang berada di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Selain itu, Kabupaten Kapuas Hulu juga memiliki 23 Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), 114 Puskesmas pembantu (Pustu) dan 152 Pos kesehatan desa (Poskesdes).
Diakui Nanang, terkait tenaga kesehatan di Rumah Sakit Badau sangat kurang dan PNS hanya tiga orang, dokter spesialis tidak ada, namun tahun ini telah direncanakan untuk dokter spesialis kandungan.
Untuk menunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Badau pemerintah daerah mengupayakan pengangkatan Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dan tenaga kontrak daerah sebanyak 20 orang
Kemudian, untuk tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Semitau juga sama dan tidak ada dokter spesialis. Tenaga kontrak daerah sebanyak 40 orang
Sedangkan, di Rumah Sakit Umum Daerah dr Achmad Diponegoro Putussibau, untuk dokter spesialis penyakit dalam ada tiga orang, dokter spesialis anak dua orang, dokter spesialis anestesi satu orang, dokter spesialis kandungan tiga orang.
"Yang tidak ada saat ini dokter spesialis syaraf, dokter spesialis mata dan dokter spesialis THT," katanya.
Dia juga menyebutkan kendala yang dihadapi saat ini masih terdapat enam Puskesmas di Kapuas Hulu yang bangunannya maupun prasarana termasuk alat kesehatan tidak standar, seperti yang tertuang dalam Permenkes nomor 43 Tahun 2019 Tengang Puskesmas yaitu Puskesmas Embaloh Hilir, Boyan Tanjung, Pengkadan, Silat Hilir, Selimbau dan Semitau.
"Sedangkan 17 Puskesmas lainnya sudah standar sesuai prototype Kemenkes hanya saja untuk alkes masih belum memadai, artinya masih perlu penambahan," tutur Nanang.
Dia berharap agar pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan dapat mengalokasikan tenaga kesehatan lebih banyak lagi baik melalui program Nusantara Sehat, PPPK dan program pendayagunaan dokter spesialis.
Selain itu, diharapkan juga agar Kementerian Kesehatan dapat mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk peningkatan sarana, prasarana dan alkes untuk fasilitas kesehatan tingkat pertama yaitu puskesmas maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan atau rujukan yaitu rumah sakit.
"Yang jelas kami terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, bahkan kami juga melakukan pelayanan kesehatan keliling untuk sejumlah daerah terpencil secara rutin dengan harapan dapat memenuhi hak pelayanan kesehatan masyarakat di tengah keterbatasan daerah," kata Nanang.
Diketahui, Kabupaten Kapuas Hulu memiliki 278 desa dan empat kelurahan serta 23 kecamatan yang merupakan kabupaten yang berada di ujung bagian Timur Provinsi Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan Negara Malaysia dan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Tahun ini direncanakan dokter spesialis kandungan untuk Rumah Sakit Badau dan Rumah Sakit Umum Daerah Semitau," kata Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan pada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu Nanang Padli, di Putussibau Kapuas Hulu, Sabtu.
Disampaikan Nanang, pemerintah daerah terus berupaya melakukan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, baik itu pemenuhan kebutuhan dokter dan tenaga medis serta sarana dan prasarana pendukung lainnya.
Bahkan, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu juga bekerja sama dengan fakultas kedokteran beberapa universitas, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan Kementerian Kesehatan untuk program pendayagunaan dokter spesialis
"Makanya Tahun 2022 kita sudah dapat dokter spesialis anestesi satu orang dan dokter spesialis kandungan satu orang," ucapnya.
Dikatakan dia, Kabupaten Kapuas Hulu telah memiliki tiga rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Diponegoro Putussibau, Rumah Sakit Umum Daerah Semitau di Kecamatan Semitau daerah pesisir sungai Kapuas dan Rumah Sakit Badau yang berada di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Selain itu, Kabupaten Kapuas Hulu juga memiliki 23 Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), 114 Puskesmas pembantu (Pustu) dan 152 Pos kesehatan desa (Poskesdes).
Diakui Nanang, terkait tenaga kesehatan di Rumah Sakit Badau sangat kurang dan PNS hanya tiga orang, dokter spesialis tidak ada, namun tahun ini telah direncanakan untuk dokter spesialis kandungan.
Untuk menunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Badau pemerintah daerah mengupayakan pengangkatan Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dan tenaga kontrak daerah sebanyak 20 orang
Kemudian, untuk tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Semitau juga sama dan tidak ada dokter spesialis. Tenaga kontrak daerah sebanyak 40 orang
Sedangkan, di Rumah Sakit Umum Daerah dr Achmad Diponegoro Putussibau, untuk dokter spesialis penyakit dalam ada tiga orang, dokter spesialis anak dua orang, dokter spesialis anestesi satu orang, dokter spesialis kandungan tiga orang.
"Yang tidak ada saat ini dokter spesialis syaraf, dokter spesialis mata dan dokter spesialis THT," katanya.
Dia juga menyebutkan kendala yang dihadapi saat ini masih terdapat enam Puskesmas di Kapuas Hulu yang bangunannya maupun prasarana termasuk alat kesehatan tidak standar, seperti yang tertuang dalam Permenkes nomor 43 Tahun 2019 Tengang Puskesmas yaitu Puskesmas Embaloh Hilir, Boyan Tanjung, Pengkadan, Silat Hilir, Selimbau dan Semitau.
"Sedangkan 17 Puskesmas lainnya sudah standar sesuai prototype Kemenkes hanya saja untuk alkes masih belum memadai, artinya masih perlu penambahan," tutur Nanang.
Dia berharap agar pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan dapat mengalokasikan tenaga kesehatan lebih banyak lagi baik melalui program Nusantara Sehat, PPPK dan program pendayagunaan dokter spesialis.
Selain itu, diharapkan juga agar Kementerian Kesehatan dapat mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk peningkatan sarana, prasarana dan alkes untuk fasilitas kesehatan tingkat pertama yaitu puskesmas maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan atau rujukan yaitu rumah sakit.
"Yang jelas kami terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, bahkan kami juga melakukan pelayanan kesehatan keliling untuk sejumlah daerah terpencil secara rutin dengan harapan dapat memenuhi hak pelayanan kesehatan masyarakat di tengah keterbatasan daerah," kata Nanang.
Diketahui, Kabupaten Kapuas Hulu memiliki 278 desa dan empat kelurahan serta 23 kecamatan yang merupakan kabupaten yang berada di ujung bagian Timur Provinsi Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan Negara Malaysia dan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023