Rumah Sakit Badau di Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, membutuhkan tambahan tenaga medis untuk mengoptimalkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di dekat perbatasan wilayah Indonesia dengan Malaysia.
Rumah sakit yang berada sekitar lima kilometer dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau dan sekitar 670 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak, tersebut saat ini belum memiliki dokter spesialis.
Pelaksana Tugas Direktur Rumah Sakit Badau Muhammad Dimas Haryoko kepada ANTARA di Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Sabtu, mengatakan bahwa Rumah Sakit Badau memiliki empat dokter umum, 10 perawat, tiga bidan, dua tenaga farmasi, serta dua tenaga laboratorium.
Dengan dukungan sumber daya manusia yang ada saat ini, menurut dia, rumah sakit belum bisa memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat di daerah perbatasan.
Baca juga: Pemerintah siapkan dokter spesialis kandungan untuk Rumah Sakit Badau
"Kekurangan tenaga itu membuat pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum bisa maksimal serta membuat beban kerja tenaga saat ini menjadi berlebihan karena harus merangkap berbagai tugas," katanya.
Dia berharap pemerintah menugaskan dokter spesialis untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Badau.
Menurut dia, Rumah Sakit Badau minimal harus memiliki satu dokter spesialis agar bisa melanjutkan kemitraan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam menyediakan pelayanan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Selain itu, dia mengharapkan pemerintah membantu melengkapi sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan di Rumah Saki Badau serta memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan yang bertugas di daerah perbatasan.
Ia mengatakan bahwa sejak mulai dioperasikan pada tahun 2012 sampai sekarang Rumah Sakit Badau belum memiliki fasilitas akses Internet.
Baca juga: Rumah Sakit Badau di perbatasan Indonesia - Malaysia belum miliki dokter spesialis
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Rumah sakit yang berada sekitar lima kilometer dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau dan sekitar 670 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak, tersebut saat ini belum memiliki dokter spesialis.
Pelaksana Tugas Direktur Rumah Sakit Badau Muhammad Dimas Haryoko kepada ANTARA di Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Sabtu, mengatakan bahwa Rumah Sakit Badau memiliki empat dokter umum, 10 perawat, tiga bidan, dua tenaga farmasi, serta dua tenaga laboratorium.
Dengan dukungan sumber daya manusia yang ada saat ini, menurut dia, rumah sakit belum bisa memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat di daerah perbatasan.
Baca juga: Pemerintah siapkan dokter spesialis kandungan untuk Rumah Sakit Badau
"Kekurangan tenaga itu membuat pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum bisa maksimal serta membuat beban kerja tenaga saat ini menjadi berlebihan karena harus merangkap berbagai tugas," katanya.
Dia berharap pemerintah menugaskan dokter spesialis untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Badau.
Menurut dia, Rumah Sakit Badau minimal harus memiliki satu dokter spesialis agar bisa melanjutkan kemitraan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam menyediakan pelayanan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Selain itu, dia mengharapkan pemerintah membantu melengkapi sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan di Rumah Saki Badau serta memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan yang bertugas di daerah perbatasan.
Ia mengatakan bahwa sejak mulai dioperasikan pada tahun 2012 sampai sekarang Rumah Sakit Badau belum memiliki fasilitas akses Internet.
Baca juga: Rumah Sakit Badau di perbatasan Indonesia - Malaysia belum miliki dokter spesialis
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023