Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus mendorong perusahaan untuk melindungi pekerjanya dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) sehingga dapat memberikan perlindungan dan ketenangan bagi pekerja.
"Kami terus mendorong perusahaan di Kalbar untuk mendaftarkan kepesertaan pekerja dalam BPJAMSOSTEK. Hal itu dapat menjamin dan melindungi karena memiliki manfaat yang luas bagi pekerja maupun perusahaan itu sendiri," ujar Staf Ahli Gubernur Kalbar Bidang Pembangunan dan Ekonomi Christianus Lumano di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan Pemprov Kalbar sendiri telah menjangkau pekerja non-aparatur sipil negara untuk menjadi kepesertaan BPJAMSOSTEK. Menurutnya untuk kepesertaan itu pemerintah daerah menganggarkan Rp150 juta.
"Dengan kepesertaan itu dapat melindungi pekerja di lingkungan Pemprov Kalbar. Dari anggaran Rp150 juta itu, klaim dari risiko jaminan itu senilai Rp700 juta dari BPJAMSOSTEK. Artinya dengan premi kecil namun manfaat dari risiko ditanggung BPJAMSOSTEK sangat besar," kata dia.
Dengan luasnya manfaat BPJAMSOSTEK, ia mengajak kepada perusahaan dan termasuk pekerja bukan penerima upah masuk dalam program BPJAMSOSTEK. Dengan hal itu risiko dapat dijamin.
"Harapan bersama tentu tidak ada terjadi risiko yang tidak diinginkan. Namun potensi itu ada di setiap aktivitas pekerjaan kita. Potensi risiko itu yang mesti diperhatikan," kata dia lagi.
Terkait hadirnya layanan atau pusat orthose dan prothese pertama di Kalbar di Rumah Sakit (RS) Medika Djaya Pontianak sangat diapresiasi. Hal itu lebih memudahkan dan mendekatkan layanan peserta BPJAMSOSTEK ke pusat kesehatan.
"Pusat orthose dan prothese di Kalbar memberikan kemudahan bagi akses peserta BPJS yang mengalami kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan disabilitas," ucap dia.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang BPJAMSOSTEK Pontianak Ryan Gustaviana menyebutkan bahwa saat ini peserta BPJAMSOSTEK sekitar 35 persen atau 600 ribu peserta dari total angkatan kerja di Kalbar sebesar 1,7 juta pekerja.
"Untuk 2023 ini target kami peserta ada 45 persen dari total 1,7 juta angkatan kerja di Kalbar yang terlindungi program kepesertaan. Terkait tantangan secara umum memang bagi pekerja mereka belum paham mengenai program BPJAMSOSTEK ini. Dari pihak pengusaha menganggap masih sebagai biaya dan beban. Jadi, kita terus edukasi baik para pengusaha maupun pekerjanya. Untuk itu, kami mengajak masyarakat dan pelaku usaha untuk mendaftarkan pekerjanya di program kami sebagai perlindungan pekerja," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Kami terus mendorong perusahaan di Kalbar untuk mendaftarkan kepesertaan pekerja dalam BPJAMSOSTEK. Hal itu dapat menjamin dan melindungi karena memiliki manfaat yang luas bagi pekerja maupun perusahaan itu sendiri," ujar Staf Ahli Gubernur Kalbar Bidang Pembangunan dan Ekonomi Christianus Lumano di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan Pemprov Kalbar sendiri telah menjangkau pekerja non-aparatur sipil negara untuk menjadi kepesertaan BPJAMSOSTEK. Menurutnya untuk kepesertaan itu pemerintah daerah menganggarkan Rp150 juta.
"Dengan kepesertaan itu dapat melindungi pekerja di lingkungan Pemprov Kalbar. Dari anggaran Rp150 juta itu, klaim dari risiko jaminan itu senilai Rp700 juta dari BPJAMSOSTEK. Artinya dengan premi kecil namun manfaat dari risiko ditanggung BPJAMSOSTEK sangat besar," kata dia.
Dengan luasnya manfaat BPJAMSOSTEK, ia mengajak kepada perusahaan dan termasuk pekerja bukan penerima upah masuk dalam program BPJAMSOSTEK. Dengan hal itu risiko dapat dijamin.
"Harapan bersama tentu tidak ada terjadi risiko yang tidak diinginkan. Namun potensi itu ada di setiap aktivitas pekerjaan kita. Potensi risiko itu yang mesti diperhatikan," kata dia lagi.
Terkait hadirnya layanan atau pusat orthose dan prothese pertama di Kalbar di Rumah Sakit (RS) Medika Djaya Pontianak sangat diapresiasi. Hal itu lebih memudahkan dan mendekatkan layanan peserta BPJAMSOSTEK ke pusat kesehatan.
"Pusat orthose dan prothese di Kalbar memberikan kemudahan bagi akses peserta BPJS yang mengalami kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan disabilitas," ucap dia.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang BPJAMSOSTEK Pontianak Ryan Gustaviana menyebutkan bahwa saat ini peserta BPJAMSOSTEK sekitar 35 persen atau 600 ribu peserta dari total angkatan kerja di Kalbar sebesar 1,7 juta pekerja.
"Untuk 2023 ini target kami peserta ada 45 persen dari total 1,7 juta angkatan kerja di Kalbar yang terlindungi program kepesertaan. Terkait tantangan secara umum memang bagi pekerja mereka belum paham mengenai program BPJAMSOSTEK ini. Dari pihak pengusaha menganggap masih sebagai biaya dan beban. Jadi, kita terus edukasi baik para pengusaha maupun pekerjanya. Untuk itu, kami mengajak masyarakat dan pelaku usaha untuk mendaftarkan pekerjanya di program kami sebagai perlindungan pekerja," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023