Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memuji Kabupaten Kubu Raya atas prestasi di dalam meningkatkan pemanfaatan informasi geospasial.
Pujian itu disampaikan Menteri Suharso saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial (Rakornas IG) Tahun 2023 di Jakarta, yang juga dihadiri Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan yang tampil sebagai salah satu narasumber.
Menurut Suharso, pemanfaatan sistem informasi berbasis geospasial atau ruang kebumian akan memudahkan di dalam perencanaan-perencanaan pembangunan.
"Di Kabupaten Kubu Raya itu peta rumah tangganya sudah tersedia. Jadi kita berharap seluruh intervensi program benar-benar langsung kepada mereka para penerima manfaat dengan tepat," katanya.
Suharso menuturkan sistem data berbasis geospasial yang lebih akurat dan aktual akan dapat menekan tingkat kesalahan di dalam perencanaan sasaran subyek dan obyek. Sehingga tidak terjadi salah sasaran dan alokasi anggaran.
"Kita bisa menurunkan dengan baik tingkat kesalahan sehingga orang yang memang seharusnya berhak mendapatkan manfaat akan bisa menerimanya dan yang tidak sebagai penerima manfaat memang tidak akan menerimanya. Kalau kita sudah melakukan sistem berbasis geospasial, ini akan memudahkan di dalam perencanaan-perencanaan pembangunan," tuturnya.
Sementara itu Bupati Muda Mahendrawan dalam paparannya menyebut pentingnya meningkatkan pemanfaatan informasi geospasial di setiap daerah. Menurutnya, sistem informasi berbasis geospasial sangat membantu di dalam proses pembangunan. Mulai dari perencanaan hingga pengawasan.
"Harapan kita, semua daerah di Indonesia punya kebijakan itu, maka di pusat ini akan mudah dalam menavigasi seluruh program di semua sektor, sehingga akan memberikan kebahagiaan bagi masyarakat. Bisa mengurangi ketimpangan karena semua program terdistribusi dengan tepat dan tidak mubazir," katanya.
Lebih rinci Muda menerangkan di dalam sistem informasi data berbasis geospasial, semua data atas subyek dan obyek tidak hanya disuguhkan dalam bentuk tabel, tapi juga dalam bentuk nama, alamat, lokasi, posisi koordinat, dan informasi berbasis peta ruang kebumian. Sehingga lebih lebih akurat, mutakhir, terpadu, lengkap, dan langsung dari sumbernya.
"Jadi di dalam perencanaan, kualitas data itulah yang menjamin ketepatan sehingga tidak ada kemubaziran. Yang pasti semuanya juga jadi bergerak serempak dari kabupaten sampai desa," tuturnya.
Sistem berbasis geospasial itu, kata Muda menavigasi semua kebijakan. Misalnya dalam proses perlindungan sosial, kesehatan, kebencanaan, lingkungan, rumah tidak layak huni, dan sebagainya.
"Intinya, bagaimana kita melakukan transformasi dari yang tidak layak menjadi layak dan tidak terdidik menjadi terdidik," kata Muda.
Muda mengungkapkan hasil dari pemanfaatan informasi geospasial di Kubu Raya terlihat jelas. Di antaranya dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kubu Raya yang tertinggi di antara semua kabupaten di Kalimantan Barat. Begitu pula angka kemiskinan yang terendah dan angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
"Nah, hasilnya IPM kita dalam tiga tahun ini luar biasa peningkatannya. Sebab dengan sistem infomasi berbasis geospasial ini, semuanya jadi terukur. Yang kita kejar kan muaranya adalah IPM. Karena di situ ada dimensi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Nah, standar layak hidup ini akhirnya jadi baik dan sekarang tertinggi di antara semua kabupaten di Kalimantan Barat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Pujian itu disampaikan Menteri Suharso saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial (Rakornas IG) Tahun 2023 di Jakarta, yang juga dihadiri Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan yang tampil sebagai salah satu narasumber.
Menurut Suharso, pemanfaatan sistem informasi berbasis geospasial atau ruang kebumian akan memudahkan di dalam perencanaan-perencanaan pembangunan.
"Di Kabupaten Kubu Raya itu peta rumah tangganya sudah tersedia. Jadi kita berharap seluruh intervensi program benar-benar langsung kepada mereka para penerima manfaat dengan tepat," katanya.
Suharso menuturkan sistem data berbasis geospasial yang lebih akurat dan aktual akan dapat menekan tingkat kesalahan di dalam perencanaan sasaran subyek dan obyek. Sehingga tidak terjadi salah sasaran dan alokasi anggaran.
"Kita bisa menurunkan dengan baik tingkat kesalahan sehingga orang yang memang seharusnya berhak mendapatkan manfaat akan bisa menerimanya dan yang tidak sebagai penerima manfaat memang tidak akan menerimanya. Kalau kita sudah melakukan sistem berbasis geospasial, ini akan memudahkan di dalam perencanaan-perencanaan pembangunan," tuturnya.
Sementara itu Bupati Muda Mahendrawan dalam paparannya menyebut pentingnya meningkatkan pemanfaatan informasi geospasial di setiap daerah. Menurutnya, sistem informasi berbasis geospasial sangat membantu di dalam proses pembangunan. Mulai dari perencanaan hingga pengawasan.
"Harapan kita, semua daerah di Indonesia punya kebijakan itu, maka di pusat ini akan mudah dalam menavigasi seluruh program di semua sektor, sehingga akan memberikan kebahagiaan bagi masyarakat. Bisa mengurangi ketimpangan karena semua program terdistribusi dengan tepat dan tidak mubazir," katanya.
Lebih rinci Muda menerangkan di dalam sistem informasi data berbasis geospasial, semua data atas subyek dan obyek tidak hanya disuguhkan dalam bentuk tabel, tapi juga dalam bentuk nama, alamat, lokasi, posisi koordinat, dan informasi berbasis peta ruang kebumian. Sehingga lebih lebih akurat, mutakhir, terpadu, lengkap, dan langsung dari sumbernya.
"Jadi di dalam perencanaan, kualitas data itulah yang menjamin ketepatan sehingga tidak ada kemubaziran. Yang pasti semuanya juga jadi bergerak serempak dari kabupaten sampai desa," tuturnya.
Sistem berbasis geospasial itu, kata Muda menavigasi semua kebijakan. Misalnya dalam proses perlindungan sosial, kesehatan, kebencanaan, lingkungan, rumah tidak layak huni, dan sebagainya.
"Intinya, bagaimana kita melakukan transformasi dari yang tidak layak menjadi layak dan tidak terdidik menjadi terdidik," kata Muda.
Muda mengungkapkan hasil dari pemanfaatan informasi geospasial di Kubu Raya terlihat jelas. Di antaranya dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kubu Raya yang tertinggi di antara semua kabupaten di Kalimantan Barat. Begitu pula angka kemiskinan yang terendah dan angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
"Nah, hasilnya IPM kita dalam tiga tahun ini luar biasa peningkatannya. Sebab dengan sistem infomasi berbasis geospasial ini, semuanya jadi terukur. Yang kita kejar kan muaranya adalah IPM. Karena di situ ada dimensi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Nah, standar layak hidup ini akhirnya jadi baik dan sekarang tertinggi di antara semua kabupaten di Kalimantan Barat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023