Warga negara Indonesia di Malaysia bersiap “merandang” atau membuat rendang guna menyajikan hidangan istimewa untuk dapat merayakan Idul Fitri 1444 Hijriah.

“Oh saya sudah siap, semua sudah di pendingin, beku. Dari daging sampai kelapa parut,” kata Kusiati, pekerja migran asal Gresik, ketika ditemui di Kampung Baru, Kuala Lumpur, Kamis.

Belajar dari Lebaran tahun sebelumnya, ketika pemerintah Malaysia menetapkan 1 Syawal lebih cepat sehari dari perkiraan sebelumnya, ia mengatakan telah menyiapkan semua bahan makanan yang dibutuhkan untuk perayaan Idul Fitri seminggu sebelum hari H.

Meski berasal dari Jawa Timur, Kusiati yang sudah cukup lama tinggal di Malaysia mengatakan rendang menjadi menu selalu ada di setiap hidangan Lebaran di keluarganya.

Tidak lupa menu favorit lainnya dari mulai sambal goreng udang, dan tentu saja dinikmati bersama dengan ketupat, kata dia. “Saya sudah buat ketupatnya. Tinggal dimasak”.

Persiapan serupa juga dilakukan Sahria. Ibu asal Madura, yang logatnya sudah sangat Melayu, itu mengaku sudah menyiapkan semua bahan makanan untuk hidangan istimewa usai shalat Idul Fitri nanti.

Menunya, menurut dia, kurang lebih sama dengan Kusiati. Tidak ada sambal goreng ati, karena memang mengikuti ciri khas Jawa Timur yang biasanya memadukan ketupat dengan sambal goreng udang.

“Kalau nanti malam diumumkan Lebarannya besok, ya nanti malam kita masak semuanya. Supaya besok pagi siap,” kata Sahria yang sudah 18 tahun tinggal dan bekerja di Malaysia.

Mahasiswa Indonesia asal Sumatera Barat Wiffy Zalina Putri mengatakan “merandang” biasa keluarganya lakukan sehari sebelum Idul Fitri. Dari sejak pagi hingga malam, mereka sibuk menyiapkan hidangan untuk esok hari.

Ketupat, lemang, rendang, opor, kuah sate padang, semua harus disiapkan sehari sebelum perayaan, hingga esok pagi sudah dapat dihidangkan setelah shalat Idul Fitri, kata Wiffy yang biasa disapa Fifi.

Tidak hanya bersiap “merandang” menjelang hari raya. Fifi, yang tinggal bersama keluarganya di Malaysia, mengatakan  tradisi menjelang hari raya lainnya antara lain adalah menyiapkan baju baru, yang biasanya dibuat dengan warna yang sama untuk sekeluarga.

Tradisi itu, menurut dia, juga biasa dilakukan masyarakat Malaysia saat mempersiapkan perayaan Idul Fitri. Baju baru menjadi suatu yang jarang tertinggal.

Tradisi mempersiapkan perayaan Idul Fitri menjadi kegiatan serupa yang dilakukan masyarakat Indonesia dan Malaysia.

Tradisi tersebut menjadi perekat kebersamaan masyarakat di kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia, seperti yang diusung melalui tema keketuaan ASEAN Indonesia 2023  “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.

Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XIV Kalimantan Barat (Kalbar) I Ketut Suhartana mengatakan puncak arus mudik terjadi pada H-3 Lebaran, meskipun kesibukan lalu lintas angkutan darat sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu.

“Puncak arus mudik Lebaran ini diprediksi memang meningkat sebelum H-3. Terkait juga karena adanya program mudik gratis dari Pemprov Kalbar dan Polda Kalbar pada hari ini,” kata Ketut Suhartana di Kubu Raya, Rabu.

Ia mengharapkan program mudik gratis angkutan Lebaran tersebut dapat memberangkatkan 1.000 penumpang sesuai kuota yang telah ditentukan.

Sementara berdasarkan catatan BPTD pada Selasa (18/4) terdapat 13 unit bus yang datang dan 10 unit bus yang berangkat. 

Adapun jumlah kendaraan yang datang itu sebanyak 322 unit bus dengan jumlah penumpang berangkat sebanyak 205 orang. 

“Sampai hari Selasa total penumpang yang datang itu sebanyak 1.383 penumpang dan yang berangkat totalnya 2.197 penumpang. Untuk bus Damri tidak ada penambahan, hari Selasa telah diberangkatkan 13 unit,” katanya

Baca selengkapnya: Puncak arus mudik pada H-3 Lebaran

Pewarta: Virna P Setyorini

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023