Penggunaan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) pada mesin pembangkit di Kalimantan Barat terus meningkat dari tahun ke tahun, sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pasokan aliran listrik guna menunjang kelancaran aktivitas usaha masyarakat.
Menurut Manajer Pembangkitan PLN UID Kalbar, Norman Sasono, pada tahun 2021 lalu total kWh produksi non BBM di Kalimantan Barat sebesar 21.001.686 kWh, sementara pada tahun 2022 meningkat menjadi sebesar 41.805.816 kWh, atau meningkat sebesar 199 persen.
"Peningkatan produksi kWh dengan memanfaatkan potensi EBT terbesar adalah pada pembangkit tenaga air, yakni sebesar 208 persen, dimana pada tahun 2021 lalu produksi kWh-nya sebesar 11.588.946 kWh dan pada tahun 2022 sebesar 24.127.061 kWh," ungkap Norman, sesuai rilis dari PLN Kalbar.
Selain air, pemanfaatan EBT lain yang juga turut meningkat adalah ; Pembangkit biogas sebesar 143 persen dan pembangkit biomassa sebesar 207 persen.
Diakuinya, upaya peningkatan performa mesin pembangkit EBT di Kalbar antara lain ; Melakukan pemeliharaan untuk optimalisasi PLTM (Mikrohidro) Bora di Nanga Pinoh, revitalisasi dan peningkatan daya PLTS (Surya) Temajuk Kabupaten Sambas, perbaikan PLTM (Mikrohidro) Sajingan, dan PLTM Merasap di Kabupaten Bengkayang.
"Optimalisasi pembangkit EBT sangat berdampak positif bagi kita semua. Selain ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi dampak rumah kaca, juga dapat menekan Biaya Pokok Produksi PLN," jelas Norman.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya meningkatkan pemanfaatan potensi Energi Baru Terbarukan yang ada di Kalimantan Barat dengan menggandeng berbagai pihak, baik para pelaku usaha maupun Akademisi.
"Di Kalimantan Barat ini masih banyak terdapat potensi EBT yang belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu kami memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin menjalin kerjasama dengan PLN dalam memanfaatkan EBT untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat," pungkas Norman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Menurut Manajer Pembangkitan PLN UID Kalbar, Norman Sasono, pada tahun 2021 lalu total kWh produksi non BBM di Kalimantan Barat sebesar 21.001.686 kWh, sementara pada tahun 2022 meningkat menjadi sebesar 41.805.816 kWh, atau meningkat sebesar 199 persen.
"Peningkatan produksi kWh dengan memanfaatkan potensi EBT terbesar adalah pada pembangkit tenaga air, yakni sebesar 208 persen, dimana pada tahun 2021 lalu produksi kWh-nya sebesar 11.588.946 kWh dan pada tahun 2022 sebesar 24.127.061 kWh," ungkap Norman, sesuai rilis dari PLN Kalbar.
Selain air, pemanfaatan EBT lain yang juga turut meningkat adalah ; Pembangkit biogas sebesar 143 persen dan pembangkit biomassa sebesar 207 persen.
Diakuinya, upaya peningkatan performa mesin pembangkit EBT di Kalbar antara lain ; Melakukan pemeliharaan untuk optimalisasi PLTM (Mikrohidro) Bora di Nanga Pinoh, revitalisasi dan peningkatan daya PLTS (Surya) Temajuk Kabupaten Sambas, perbaikan PLTM (Mikrohidro) Sajingan, dan PLTM Merasap di Kabupaten Bengkayang.
"Optimalisasi pembangkit EBT sangat berdampak positif bagi kita semua. Selain ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi dampak rumah kaca, juga dapat menekan Biaya Pokok Produksi PLN," jelas Norman.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya meningkatkan pemanfaatan potensi Energi Baru Terbarukan yang ada di Kalimantan Barat dengan menggandeng berbagai pihak, baik para pelaku usaha maupun Akademisi.
"Di Kalimantan Barat ini masih banyak terdapat potensi EBT yang belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu kami memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin menjalin kerjasama dengan PLN dalam memanfaatkan EBT untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat," pungkas Norman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023