Kabupaten Ketapang memiliki kasus stunting jauh lebih rendah dibanding kondisi Kalimantan Barat (Kalbar) secara umum, ungkap Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Pintauli Romangasi Siregar saat rapat koordinasi percepatan penurunan stunting di Ketapang, Jumat.

"Karena Kalbar itu masih di angka 27,8 persen sedangkan di Ketapang sudah 23,3 persen. kasus stunting tertinggi saat ini berada di Kabupaten Melawi dengan prevalensi hampir menyentuh angka 44 persen," jelas Pintauli. 

Pintauli menekankan petugas wajib mengetahui secara jelas mengenai siapa dan di mana. Serta bagaimana kondisi sasaran dalam penanganan kasus gagal tumbuh kembang pada anak. "Jadi by name by address harus jelas, ini yang harus kita kejar," ujarnya. 

"Karena kalau kita tidak tahu itu siapa, ada di mana dan kondisinya sekarang seperti apa. Apakah perlu penanganan kesehatannya atau lingkungannya, ini harus jelas siapa yang harus kita tangani," lanjut Pintauli.

Pintauli menambahkan, pihaknya tak hanya fokus pada data kasus stunting, namun juga pada keluarga yang beresiko. Sebab itu validasi data dilakukan setiap tahun secara berkelanjutan.

"Juni atau Juli nanti kita akan ada lagi pembaharuan terhadap data keluarga. Kita juga sudah membentuk tim pendamping keluarga yang sudah dilatih diawal tahun," sebutnya.

Pewarta: Subandi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023