Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Melawi Kluisen saat memberi laporan pada kegiatan workshop Percepatan Penurunan Stunting mengatakan cukup banyaknya anak remaja putus sekolah dan tingginya menikah di usia muda merupakan salah satu pemicu terjadinya kasus stunting di Kabupaten  Melawi.  

"Hingga saat ini jumlah remaja putus sekolah dan pernikahan dini di Melawi ini sangat tinggi. Sehingga itu menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting," kata Kluisen di Melawi, Selasa.

Kluisen menjelaskan pernikahan di usia muda di Melawi itu terdapat banyak faktor. Kadang anak putus sekolah, lalu merantau ke kota. Kemudian sampai di kota terpengaruh dengan hal negatif seperti pergaulan bebas sehingga terjadi pernikahan dini.

Kluisen mengatakan, selain itu rendahnya partisipasi orang tua membawa anaknya ke posyandu membuat Organisasi Perangkat Daerah yang menangani sulit mendeteksi. Dengan minim nya data laporan di posyandu, turut menjadi kendala yang dihadapi di Melawi ini.

"Belum lagi persoalan masyarakat yang tidak semua memahami tentang pentingnya menjalani pola hidup sehat dengan asupan gizi seimbang. Lalu kurangnya kesadaran ibu untuk memberikan ASI ekslusif turut menjadi persoalan. Ini yang terjadi di masyarakat. Bahwa banyak warga ke ladang. Pergi pagi pulang hingga sore nanti. Sehingga ibu yang memiliki bayi tak sempat memberikan ASI nya,” kata Kluisen

Kemudian Kluisen menambahkan, budaya masyarakat yang belum sepenuhnya mengkonsumsi air bersih dan minim nya persentase rumah tangga berakses air minum masih ditemukan di Melawi. Belum lagi tingginya persentase rumah tidak  layak huni dan belum teratasi nya komplek pemukiman kumuh menjadi persoalannya.

Untuk itu, Kluisen berharap dalam kegiatan workshop ini, ke depan mampu mendapatkan pemahaman bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting di Melawi.

"Beberapa kegiatan intervensi telah kami lakukan dalam percepatan penurunan stunting. Seperti pemanfaatan dana desa buat dialokasikan buat penanganan stunting. Lalu pemberian pemahaman pada PKB dan PKR tentang stunting diharap mampu mempertajam pencerahan stunting pada masyarakat," ujarnya.

Pencegahan stunting dari hulu juga sudah dilakukan. Salah satunya dengan pemberian obat tambah darah pada remaja perempuan di sekolah.

"Adanya intervensi tersebut, diharap ke depan angka stunting di Melawi bisa turun," tutup Kluisen.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Evi Ratnawati


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023