Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mencanangkan gerakan menanam sayur dengan membagikan seribu bibit kepada setiap perangkat daerah ke Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungannya.

"Pencanangan Gerakan Menanam Sayur oleh ASN ini merupakan upaya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak bersama Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Barat (Kalbar) untuk menekan angka inflasi yang mulai naik beberapa bulan belakangan," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Senin.

Edi mengatakan, komoditas sayuran penyumbang inflasi di Kota Pontianak antara lain adalah cabai rawit, sawi, kangkung dan lainnya. Selain itu terdapat komoditas penyumbang inflasi lainnya. Menurut Edi, idealnya angka inflasi harus stabil di bawah empat persen.

"Seluruh ASN, ibu-ibu PKK, Dharma Wanita ikut menyemarakkan gerakan ini. Harapan kami dapat dilaksanakan secara masif dan bukan hanya kegiatan simbolis," kata Edi.

Ia mengimbau ASN di lingkungan Pemkot Pontianak yang terpilih mengikuti gerakan menanam agar menjadi teladan di lingkungan kerja maupun rumah tangga masing-masing. Wali Kota yang senang menanam itu mengingatkan visi dan misi Kota Pontianak yang menjadikan lingkungan hidup sebagai prioritas.

Untuk mencapai tujuan itu, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan akademisi sekaligus mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dan Universitas Panca Bhakti. 

Menurut Edi, sejak di canangkan nya mulai hari ini, setiap ASN memiliki waktu selama tiga bulan untuk menanam. Tanaman tersebut nantinya akan dilombakan dan mendapat hadiah untuk penanaman terbaik. Pengumuman lomba akan dilakukan saat Peringatan Hari Jadi ke-252 Kota Pontianak, 23 Oktober mendatang. Mahasiswa serta akademisi turut mengawasi. 

Terkait hal itu sebelumnya, ASN di lingkungan Pemkot Pontianak mendapat pembekalan dari para pakar lewat capacity building beberapa waktu lalu. Edi mengajak masyarakat Pontianak untuk memiliki semangat menanam. “Sebagai ASN harus memberikan contoh di tengah masyarakat juga,” ujarnya.

Kepala Perwakilan BI Kalbar, Nur Asyura Anggini Sari menambahkan, dampak buruk inflasi dapat menurunkan pendapatan riil masyarakat. Tak hanya itu, jika inflasi terus dibiarkan tinggi, kesejahteraan dari masing-masing individu juga menurun. Tak ingin angka inflasi tinggi, pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya ASN, untuk menggalakkan gerakan menanam ASN seperti yang sudah dicanangkan.

“Naik dan turunnya inflasi menandakan keadaan ekonomi yang tidak stabil. Pelaku usaha pun ragu untuk memulai usahanya atau mungkin berinvestasi,” kata Anggini.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023