Kelurahan Tambelan Sampit, Kota Pontianak atas prestasinya meraih penghargaan dari Pemerintah Provinsi Kalbar dalam kompetisi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tingkat Kalimantan Barat untuk kategori desa wisata rintisan "homestay" atau pondok wisata dan toilet pada momen Kalbar Award 2023.
"Capaian yang ada ini hasil kerjasama kolaborasi masyarakat dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di wilayahnya yang telah bahu-membahu melengkapi semua proses penilaian dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalbar sejak awal Juli 2023 yang lalu," ujar ujar Lurah Tambelan Sampit, Jimmy di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan melalui ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia Kalbar dan penghargaan yang diraih menjadi motivasi untuk terus meningkatkan lagi kualitas wisata di Kelurahan Tambelan Sampit.
Lurah mengajak warga Kota Pontianak untuk mendatangi dan menikmati waterfront segmen Tambelan Sampit. Khususnya pada sore hari dan malam Ramadhan, pemandangan menatap matahari terbenam dari sana amat memanjakan mata wisatawan.
"Apalagi di sana terdapat kuliner dari warga setempat. Harganya murah meriah, tapi mendapatkan pengalaman menatap keindahan tepi sungai terpanjang di Indonesia. Semakin banyak yang berkunjung juga meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat yang berjualan," jelas dia.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut inovasi menjadikan sektor pariwisata tetap tumbuh. Salah satunya adalah "homestay" yang merupakan sebuah potensi sektor wisata yang bisa dikembangkan seperti di Kelurahan Tambelan Sampit.
Homestay atau pondok wisata biasanya berlokasi di sebuah kawasan wisata parsial. Sebagaimana diketahui, ada beberapa komunitas masyarakat yang sudah menggeluti penyediaan homestay dengan membangun kawasan wisata secara parsial. Biasanya pondok wisata berlokasi di pinggiran kota dan jauh dari hiruk pikuk. Pondok wisata dikelilingi dengan suasana alam, baik yang sifatnya alami maupun buatan.
"Potensi apa yang bisa digali di tempat tersebut sehingga homestay itu akan menarik orang untuk berkunjung dan menginap di kawasan itu," kata dia.
Wisatawan yang menginap di homestay itu akan disuguhkan dengan pengalaman baru, terutama kehidupan keseharian masyarakat. Edi menyebut, sekarang ini adalah era serba virtual, akan tetapi untuk sektor pariwisata memang tidak mungkin dilakukan secara virtual.
"Masyarakat juga membutuhkan penyegaran atau berwisata yang bisa dinikmati langsung, tidak hanya secara virtual. Oleh sebab itu homestay yang ada di Indonesia penuh terisi oleh warga yang menghabiskan waktu. Mungkin selama ini merasa kejenuhan dalam pekerjaan, tentunya mereka juga butuh penyegaran dengan berwisata," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Capaian yang ada ini hasil kerjasama kolaborasi masyarakat dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di wilayahnya yang telah bahu-membahu melengkapi semua proses penilaian dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalbar sejak awal Juli 2023 yang lalu," ujar ujar Lurah Tambelan Sampit, Jimmy di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan melalui ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia Kalbar dan penghargaan yang diraih menjadi motivasi untuk terus meningkatkan lagi kualitas wisata di Kelurahan Tambelan Sampit.
Lurah mengajak warga Kota Pontianak untuk mendatangi dan menikmati waterfront segmen Tambelan Sampit. Khususnya pada sore hari dan malam Ramadhan, pemandangan menatap matahari terbenam dari sana amat memanjakan mata wisatawan.
"Apalagi di sana terdapat kuliner dari warga setempat. Harganya murah meriah, tapi mendapatkan pengalaman menatap keindahan tepi sungai terpanjang di Indonesia. Semakin banyak yang berkunjung juga meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat yang berjualan," jelas dia.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut inovasi menjadikan sektor pariwisata tetap tumbuh. Salah satunya adalah "homestay" yang merupakan sebuah potensi sektor wisata yang bisa dikembangkan seperti di Kelurahan Tambelan Sampit.
Homestay atau pondok wisata biasanya berlokasi di sebuah kawasan wisata parsial. Sebagaimana diketahui, ada beberapa komunitas masyarakat yang sudah menggeluti penyediaan homestay dengan membangun kawasan wisata secara parsial. Biasanya pondok wisata berlokasi di pinggiran kota dan jauh dari hiruk pikuk. Pondok wisata dikelilingi dengan suasana alam, baik yang sifatnya alami maupun buatan.
"Potensi apa yang bisa digali di tempat tersebut sehingga homestay itu akan menarik orang untuk berkunjung dan menginap di kawasan itu," kata dia.
Wisatawan yang menginap di homestay itu akan disuguhkan dengan pengalaman baru, terutama kehidupan keseharian masyarakat. Edi menyebut, sekarang ini adalah era serba virtual, akan tetapi untuk sektor pariwisata memang tidak mungkin dilakukan secara virtual.
"Masyarakat juga membutuhkan penyegaran atau berwisata yang bisa dinikmati langsung, tidak hanya secara virtual. Oleh sebab itu homestay yang ada di Indonesia penuh terisi oleh warga yang menghabiskan waktu. Mungkin selama ini merasa kejenuhan dalam pekerjaan, tentunya mereka juga butuh penyegaran dengan berwisata," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023