Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian dalam pertemuan koordinasi pemantapan penyediaan dan pengawasan peredaran benih kelapa sawit se- Kalimantan di Pontianak mengenalkan aplikasi Bank Benih Perkebunan (BabeBUN) untuk akselerasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
“Dengan adanya aplikasi BabeBUN ini mendorong capaian target program PSR karena bisa menjadi penghubung koperasi tani dengan produsen benih,” ujar Direktur Perbenihan Perkebunan, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gunawan di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan aplikasi BabeBUN memudahkan pekebun mengakses benih kelapa sawit langsung kepada 19 sumber benih kecambah yang menghasilkan 70 varietas benih unggul. Selain itu terdapat 216 produsen benih pembesaran yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga tidak ada alasan pekebun peserta PSR kesulitan mendapatkan benih kelapa sawit unggul, " jelas dia.
"Dengan adanya aplikasi BabeBUN koperasi bisa melihat atau mencari sumber benih yang terdekat. Itu penting mengingat kelapa sawit sebagai sumber devisa negara sehingga program PSR ini menjadi penting untuk memperbaiki produktivitas nasional, " kata dia.
Menurutnya dalam program PSR, penggunaan benih memiliki peran strategis dalam pelaksanaannya karena untuk proses penyiapan benih diperlukan waktu antara 3 sampai 24 bulan atau satu tahun sebelum penanaman.
"Selain itu, investasi yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan PSR sangat besar dengan harapan yang sangat besar juga, " jelas dia.
Menurutnya investasi dan harapan yang besar tersebut akan sia-sia manakala dalam pelaksanaan PSR menggunakan benih asalan atau benih ilegal. Dampak negatif penggunaan benih sawit ilegal antara lain tanaman lambat berbuah, produksi TBS sawit lebih rendah dari produksi normal, proses pengolahan tidak efisien dan kerugian finansial dan ekonomi.
“Melalui aplikasi BabeBUN PSR, penggunaan benih ilegal dapat diminimalisir, pemasaran atau bisnis benih sawit lebih terbuka atau tidak terjadi monopoli, distribusi benih sawit lebih terorganisir, pekebun memiliki kesempatan untuk memilih benih sawit sesuai dengan minat dan kesesuaian lokasi, serta pemerintah dalam hal ini Ditjenbun dan UPTD Perbenihan seluruh Provinsi dapat ikut mengawasi proses peredaran benih kelapa sawit khususnya untuk kegiatan PSR,” ungkapnya.
Ia menegaskan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan salah satu cara dilakukan dengan menggunakan benih unggul bermutu bersertifikat dan berlabel.
“Penggunaan benih unggul bermutu bersertifikat dan berlabel sangat penting karena sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman perkebunan,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar Heronimus Hero menyambut baik pertemuan koordinasi dan pengenalan aplikasi BabeBUN.
"Kami yakin dengan BabeBUN ada percepatan program PSR di Kalbar karena persoalan bisa menjadi mudah dalam hal informasi benih dan lainnya, " jelas dia.
Ia menyebutkan bahwa realisasi program PSR di Kalbar total sejauh ini sudah mencapai 16.709 hektare.
"Dari realisasi PSR tersebut menyasar 7.197 pekebun dari 115 lembaga petani di Provinsi Kalbar. Adapun dilihat nilai program PSR yang tersalur tersebut sebesar Rp461 miliar," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
“Dengan adanya aplikasi BabeBUN ini mendorong capaian target program PSR karena bisa menjadi penghubung koperasi tani dengan produsen benih,” ujar Direktur Perbenihan Perkebunan, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gunawan di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan aplikasi BabeBUN memudahkan pekebun mengakses benih kelapa sawit langsung kepada 19 sumber benih kecambah yang menghasilkan 70 varietas benih unggul. Selain itu terdapat 216 produsen benih pembesaran yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga tidak ada alasan pekebun peserta PSR kesulitan mendapatkan benih kelapa sawit unggul, " jelas dia.
"Dengan adanya aplikasi BabeBUN koperasi bisa melihat atau mencari sumber benih yang terdekat. Itu penting mengingat kelapa sawit sebagai sumber devisa negara sehingga program PSR ini menjadi penting untuk memperbaiki produktivitas nasional, " kata dia.
Menurutnya dalam program PSR, penggunaan benih memiliki peran strategis dalam pelaksanaannya karena untuk proses penyiapan benih diperlukan waktu antara 3 sampai 24 bulan atau satu tahun sebelum penanaman.
"Selain itu, investasi yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan PSR sangat besar dengan harapan yang sangat besar juga, " jelas dia.
Menurutnya investasi dan harapan yang besar tersebut akan sia-sia manakala dalam pelaksanaan PSR menggunakan benih asalan atau benih ilegal. Dampak negatif penggunaan benih sawit ilegal antara lain tanaman lambat berbuah, produksi TBS sawit lebih rendah dari produksi normal, proses pengolahan tidak efisien dan kerugian finansial dan ekonomi.
“Melalui aplikasi BabeBUN PSR, penggunaan benih ilegal dapat diminimalisir, pemasaran atau bisnis benih sawit lebih terbuka atau tidak terjadi monopoli, distribusi benih sawit lebih terorganisir, pekebun memiliki kesempatan untuk memilih benih sawit sesuai dengan minat dan kesesuaian lokasi, serta pemerintah dalam hal ini Ditjenbun dan UPTD Perbenihan seluruh Provinsi dapat ikut mengawasi proses peredaran benih kelapa sawit khususnya untuk kegiatan PSR,” ungkapnya.
Ia menegaskan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan salah satu cara dilakukan dengan menggunakan benih unggul bermutu bersertifikat dan berlabel.
“Penggunaan benih unggul bermutu bersertifikat dan berlabel sangat penting karena sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman perkebunan,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar Heronimus Hero menyambut baik pertemuan koordinasi dan pengenalan aplikasi BabeBUN.
"Kami yakin dengan BabeBUN ada percepatan program PSR di Kalbar karena persoalan bisa menjadi mudah dalam hal informasi benih dan lainnya, " jelas dia.
Ia menyebutkan bahwa realisasi program PSR di Kalbar total sejauh ini sudah mencapai 16.709 hektare.
"Dari realisasi PSR tersebut menyasar 7.197 pekebun dari 115 lembaga petani di Provinsi Kalbar. Adapun dilihat nilai program PSR yang tersalur tersebut sebesar Rp461 miliar," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023