Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat terus melakukan edukasi kepada masyarakat sebagai upaya mengendalikan penyakit demam berdarah dengue (DBD)
"Pencegahan DBD terus maksimalkan melalui komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes PPKB Kabupaten Bengkayang Arya H.M.Purba saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.
Ia mengatakan edukasi yang dilakukan terkait pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN tersebut melalui 3M plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, menimbun barang yang dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
"Kemudian, juga upaya pencegahan, yakni melakukan pengasapan fokus untuk wilayah yang terjadi penularan. Sejauh ini kasus DBD masih terkendali. Meskipun demikian, kami terus melakukan upaya-upaya pengendalian DBD, " ucap dia.
Terkait data DBD dari Januari hingga awal Agustus 2023, tercatat sebanyak 60 kasus. Dari jumlah tersebut, wilayah terbanyak mencatat kasus ada di Kecamatan Bengkayang dengan 15 kasus.
"Pada Januari 2023, tercatat ada 8 kasus, Februari dan Maret masing-masing 4 kasus, April 2 kasus, Mei 11 kasus, Juni 15 kasus, Juli 13 kasus, dan Agustus awal 3 kasus, " papar dia.
Ia mengimbau kepada masyarakat Bengkayang untuk tetap waspada dan menggunakan penghalang atau anti-nyamuk dan melakukan larvasida.
"Jika ada keluarga sakit dengan gejala DBD secepatnya dibawa ke pelayanan kesehatan, baik Puskesmas maupun rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Pencegahan DBD terus maksimalkan melalui komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes PPKB Kabupaten Bengkayang Arya H.M.Purba saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.
Ia mengatakan edukasi yang dilakukan terkait pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN tersebut melalui 3M plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, menimbun barang yang dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
"Kemudian, juga upaya pencegahan, yakni melakukan pengasapan fokus untuk wilayah yang terjadi penularan. Sejauh ini kasus DBD masih terkendali. Meskipun demikian, kami terus melakukan upaya-upaya pengendalian DBD, " ucap dia.
Terkait data DBD dari Januari hingga awal Agustus 2023, tercatat sebanyak 60 kasus. Dari jumlah tersebut, wilayah terbanyak mencatat kasus ada di Kecamatan Bengkayang dengan 15 kasus.
"Pada Januari 2023, tercatat ada 8 kasus, Februari dan Maret masing-masing 4 kasus, April 2 kasus, Mei 11 kasus, Juni 15 kasus, Juli 13 kasus, dan Agustus awal 3 kasus, " papar dia.
Ia mengimbau kepada masyarakat Bengkayang untuk tetap waspada dan menggunakan penghalang atau anti-nyamuk dan melakukan larvasida.
"Jika ada keluarga sakit dengan gejala DBD secepatnya dibawa ke pelayanan kesehatan, baik Puskesmas maupun rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023