Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengajak warga Kabupaten Mempawah melestarikan tradisi Robo'-robo' karena keunikannya menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke daerah tersebut.

"'Event' (kegiatan) budaya Robo'-robo' ini merupakan unjuk kepedulian dan rasa cinta terhadap leluhur dan warisan budaya serta sejarah yang telah ditinggalkan. Saya minta kegiatan ini bisa dikemas dengan baik agar bisa menjadi daya tarik wisata tahunan dan mendatangkan wisatawan dari luar Kalbar," kata Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar Alfian di Mempawah, Rabu.

Tradisi ritual tersebut diselenggarakan masyarakat setempat setiap Rabu terakhir pada Bulan Safar, dalam penanggalan Hijriah.

Tradisi Robo’-robo’ ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia sejak 14 September 2016. Robo’-robo’ salah satu tradisi budaya Istana Amantubillah Mempawah, Kabupaten Mempawah, untuk mengenang kedatangan Opu Daeng Manambon yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Matan (Kabupaten Ketapang) ke Kerajaan Mempawah (Kabupaten Mempawah) pada 1737 M/1448 H.

Kedatangan Opu Daeng Manambon Raja Pertama bersama isteri dan pengawalnya bagian dari sejarah terbentuk Kerajaan Mempawah yang saat ini menjadi Kabupaten Mempawah.

Pada kesempatan ini, Alfian juga menyampaikan pentingnya pemerintah kabupaten dan kota di Kalbar terus berupaya mengabadikan dan melestarikan tradisi budaya masing-masing.

Dia juga mengajak masyarakat untuk terus mempertahankan dan melestarikan budaya, termasuk tradisi Robo'-robo'.

"Salah satu japin di Mempawah yaitu Japin Langkah Penibung sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada Tahun 2023," katanya.

Bupati Mempawah Erlina berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi karena menetapkan tradisi Robo'-robo' sebagai WBTB.

"Dengan adanya penetapan ini, kita sebagai masyarakat harus menyambut dengan sukacita dan harus terus dijaga, dilestarikan dan terus dikembangkan," katanya.

Ia mengemukakan pentingnya menjaga kelestarian tradisi Robo'-robo', khususnya oleh masyarakat setempat, sehingga tetap memiliki daya tarik wisatawan.

"Jangan sampai 'event' budaya Robo'-robo' yang dibanggakan tersebut, kehilangan budayanya karena unsur bisnis. Untuk itu para panitia pasar rakyat dapat lebih meningkatkan kearifan yang berbeda tiap tahunnya, sehingga 'event' budaya Robo'-robo' akan diminati oleh seluruh masyarakat maupun wisatawan," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023