Direktur Guru Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Rachmadi Widdiharto menyatakan film dokumenter berjudul Niti Kaweruh menggambarkan bagaimana sebuah transformasi pembelajaran.

"Bagaimana mengedukasi masyarakat kita untuk tetap mengedepankan pendidikan dan kearifan lokal," kata Rachmadi dalam keterangan yang diterima di Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Hal itu dikemukakan menanggapi film dokumenter "Niti Kaweruh, Menggapai Harapan di Lereng Bromo," hasil Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), sebuah kemitraan pendidikan antara Australia-Indonesia.

Film ini menggambarkan semangat tidak kenal menyerah masyarakat Tengger-Bromo dalam menghadapi tantangan pendidikan di daerah yang terpencil.

Peluncuran film ini merupakan bagian dari kegiatan Kunjungan Pemantauan Bersama Implementasi Program INOVASI di Jawa Timur yang berlangsung pada 3-4 Oktober 2023 di Sidoarjo dan Probolinggo.

Rachmadi Widdiharto menilai luar biasa menyaksikan bagaimana transformasi belajar bisa dilakukan. "Kita juga telah menyaksikan bagaimana INOVASI membuat semacam terobosan dengan multigrade teaching," katanya.

Jika dikaitkan dengan Kurikulum Merdeka,  kata dia, multigrade itu dapat memastikan keberlanjutan pembelajaran (learning continue) meskipun ada keterbatasan-keterbatasan.

"Kalau kita coba kaitkan dengan Kurikulum Merdeka ini akan mengawal learning journey anak-anak kita," katanya.

Film ini, kata dia, juga menyoroti peran penting orang tua dalam mendorong anak-anak mereka untuk bersekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi.

Orang tua yang dulu menjemput anaknya di sekolah untuk diajak ke pasar atau ladang ataupun aktivitas lainnya, katanya, kini mendorong anak-anaknya untuk bersekolah hingga ke tingkat yang lebih atas.

Rachmadi menekankan pentingnya melanjutkan program bersama INOVASI untuk menguatkan ekosistem perbaikan kualitas pendidikan di Pemkab Probolinggo.

Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program ini pada masa mendatang dan menciptakan program "Ayo Kembali ke Sekolah" guna meningkatkan keaktifan siswa di sekolah.

Sementara itu Manajer INOVASI, Erix Hutasoit, mengatakan Niti Kaweruh yang menjadi judul film dokumenter ini diambil dari bahasa Suku Tengger yang artinya mencari ilmu yang bermanfaat.

"Ini adalah sebuah kisah inspiratif yang membuktikan bahwa semangat dan tekad dapat mengatasi rintangan melalui dedikasi dan kerja keras," katanya.
 
Pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 02 Kabupaten Melawi wilayah Kalimantan Barat melakukan gerakan kampanye tentang bahaya pergaulan bebas dengan membagikan atau menyebarkan video kreasi dan pendapat mengenai pergaulan bebas.

"Para pelajar membuat video tentang pendapat mengenai pergaulan bebas, yang direkam dan diunggah ke akun sosial media mereka masing-masing," kata Kepala MTsN 02 Melawi Wiwik Setiyorini, menghubungi ANTARA, di Melawi Kalimantan Barat, Selasa.    

Wiwik mengatakan kampanye gerakan bahaya pergaulan bebas melalui video itu juga bertujuan untuk mengajak masyarakat terutama pelajar di seluruh Indonesia untuk sadar dan berani berpendapat tentang bahayanya pergaulan bebas.

Menurut Wiwik, perkembangan teknologi informasi yang saat ini begitu pesat dapat berdampak negatif terhadap pergaulan bebas generasi muda, sehingga perlu ada gerakan yang melibatkan anak muda itu sendiri untuk mengantisipasi dan mencegah agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.

Dia berharap melalui kampanye berupa video di media sosial tersebut dapat menyadarkan generasi muda Indonesia untuk membentengi diri dari hal negatif dan memantapkan sikap agar terhindar dari bahaya pergaulan bebas.Baca juga: Pelajar MTsN 02 di Melawi sebarkan video terkait dampak pergaulan bebas

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023