Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi adanya penurunan titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), dari 132 titik pada Selasa (17/10) menjadi 79 titik pada Rabu (18/10).

"Sebanyak 79 titik panas tersebut terpantau sepanjang Rabu kemarin mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman - Sepinggan BMKG Stasiun Balikpapan, Diyan Novrida di Balikpapan, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, yakni dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.

Untuk itu, ia mengimbau semua pihak saling menjaga dan waspada, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan agar tidak terjadi karhutla, karena banyak lahan kering yang mudah terbakar.

Sebaran titik panas ini telah diinformasikan ke pihak terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten agar mendapat penanganan lebih lanjut.

Sebelumnya yang terpantau 132 titik panas, tersebar pada tujuh kabupaten yakni Kabupaten Paser terdeteksi 35 titik, Penajam Paser Utara dua titik, Kutai Barat delapan titik, Kutai Timur 58 titik, Kutai Kartanegara 23 titik, Berau empat titik, dan Kabupaten Mahakam Ulu dua titik panas.

Sedangkan 79 titik panas yang terpantau sepanjang Rabu kemarin tersebar pada satu kota dan enam kabupaten, yakni di Kota Bontang dua titik, Kabupaten Paser tiga titik, Kutai Barat sembilan, Kutai Timur 43, Kutai Kartanegara 13, Berau tujuh, dan Kabupaten Mahakam Ulu dua titik.

"Rinciannya antara lain di Kabupaten Kutai Barat yang terpantau sembilan titik, tersebar pada lima kecamatan yakni Linggang Bigung, Damai, dan Nyuatan masing-masing satu titik, kemudian Muara Lawa satu titik, dan Kecamatan Siluq Ngurai empat titik," kata Diyan.

Baca juga: Dongeng hingga bernyanyi: Cara pelajar mengenal bahaya karhutla sejak dini
 

Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah Alman P Pakpahan mengatakan, sejak awal Januari sampai 4 Oktober 2023 luas lahan gambut di daerah setempat yang terbakar mencapai 655,08 hektare.

"Jumlah ini tersebar di empat dari lima kecamatan di Palangka Raya, dengan jumlah 475 kali kejadian kebakaran lahan," kata Alman di Palangka Raya, Kamis.

Kejadian kebakaran lahan itu berasal terjadi di wilayah Kecamatan Jekan Raya dengan jumlah 251 kejadian, Kecamatan Pahandut 67 kejadian, Kecamatan Sabangau 151 kejadian dan Kecamatan Bukit Batu enam kejadian. Sementara di Kecamatan Rakumpit tidak ditemukan adanya kejadian kebakaran lahan.

"Berdasar pengalaman dan paparan para ahli, diduga kuat penyebab awal kebakaran lahan ini karena unsur kesengajaan atau juga karena adanya campur tangan manusia. Meski demikian, untuk menentukan itu pihak kepolisian yang berwenang memastikannya," kata Alman.

Dia mengimbau masyarakat untuk turut melakukan antisipasi kebakaran hutan dan lahan dengan tidak membakar lahan dengan tujuan apapun, selain itu juga memastikan lahan di sekitar miliknya juga tidak terbakar.Baca juga: 655 hektare lahan gambut terbakar di Palangka Raya Kalimantan Tengah
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023