Tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia pada Jumat (17/11) menyampaikan pernyataan sikap atas agresi militer yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Berdasarkan rilis pers dari organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang diterima di Jakarta, Jumat, pernyataan sikap itu meliputi pesan duka cita yang mendalam atas tewasnya ribuan warga sipil Palestina akibat agresi Israel yang membabi buta di Jalur Gaza.
Serangan bertubi-tubi Israel sejak 7 Oktober disebutkan telah menewaskan lebih dari 11.180 warga Palestina, termasuk 7.700 anak-anak dan perempuan. Sementara itu, korban luka-luka telah mencapai lebih dari 28.200 orang. Serangan Israel tersebut dinilai sebagai genosida terburuk yang terjadi pada abad ini.
Selanjutnya, pernyataan sikap tersebut juga meliputi kutukan terhadap serangan Israel terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan yang mengakibatkan terhentinya layanan total di sejumlah rumah sakit di Gaza.
Total 22 rumah sakit dan 49 pusat kesehatan di Jalur Gaza disebutkan terpaksa berhenti beroperasi akibat arogansi Israel.
Serangan terhadap rumah sakit dan tenaga kesehatan, menurut mereka, merupakan bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional, sebagaimana tercantum dalam Konvensi Jenewa pertama pada 12 Agustus 1949 dan protokol tambahan pada 1977.
Para tenaga kesehatan juga dalam pernyataan sikap tersebut mendesak PBB, organisasi, dan komunitas kesehatan internasional untuk mengambil langkah-langkah konkret dan segera untuk menghentikan serangan Israel terhadap fasilitas dan tenaga medis di Gaza.
PBB juga diminta untuk secepat mungkin mengupayakan pemulihan layanan medis yang terhenti dan membuka akses bantuan kesehatan berupa obat-obatan guna membantu korban-korban yang terkena dampak serangan Israel.
Selain itu, para tenaga kesehatan juga meminta Pemerintah Indonesia untuk melakukan diplomasi secara tegas di kancah internasional guna menekan Israel agar mereka menghentikan agresi di Gaza, Palestina.
Sementara itu, mereka juga mengajak rekan sejawat medis untuk memberikan bantuan terbaik, meliputi bantuan tenaga, dana, hingga doa bagi para korban di Gaza.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Berdasarkan rilis pers dari organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang diterima di Jakarta, Jumat, pernyataan sikap itu meliputi pesan duka cita yang mendalam atas tewasnya ribuan warga sipil Palestina akibat agresi Israel yang membabi buta di Jalur Gaza.
Serangan bertubi-tubi Israel sejak 7 Oktober disebutkan telah menewaskan lebih dari 11.180 warga Palestina, termasuk 7.700 anak-anak dan perempuan. Sementara itu, korban luka-luka telah mencapai lebih dari 28.200 orang. Serangan Israel tersebut dinilai sebagai genosida terburuk yang terjadi pada abad ini.
Selanjutnya, pernyataan sikap tersebut juga meliputi kutukan terhadap serangan Israel terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan yang mengakibatkan terhentinya layanan total di sejumlah rumah sakit di Gaza.
Total 22 rumah sakit dan 49 pusat kesehatan di Jalur Gaza disebutkan terpaksa berhenti beroperasi akibat arogansi Israel.
Serangan terhadap rumah sakit dan tenaga kesehatan, menurut mereka, merupakan bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional, sebagaimana tercantum dalam Konvensi Jenewa pertama pada 12 Agustus 1949 dan protokol tambahan pada 1977.
Para tenaga kesehatan juga dalam pernyataan sikap tersebut mendesak PBB, organisasi, dan komunitas kesehatan internasional untuk mengambil langkah-langkah konkret dan segera untuk menghentikan serangan Israel terhadap fasilitas dan tenaga medis di Gaza.
PBB juga diminta untuk secepat mungkin mengupayakan pemulihan layanan medis yang terhenti dan membuka akses bantuan kesehatan berupa obat-obatan guna membantu korban-korban yang terkena dampak serangan Israel.
Selain itu, para tenaga kesehatan juga meminta Pemerintah Indonesia untuk melakukan diplomasi secara tegas di kancah internasional guna menekan Israel agar mereka menghentikan agresi di Gaza, Palestina.
Sementara itu, mereka juga mengajak rekan sejawat medis untuk memberikan bantuan terbaik, meliputi bantuan tenaga, dana, hingga doa bagi para korban di Gaza.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023