Direktur Mobilisasi Sumber Daya, Yayasan Alam Lestari (ASRI) Nur Febriani Wardi mengatakan program kesehatan melalui Klinik ASRI telah membantu 45.060 orang untuk mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau dari ASRI, sebagiannya membayar menggunakan bibit.

"Setelah 16 tahun berdiri upaya-upaya ini menunjukkan hasil yang baik dimana saat ini kami sudah melayani 45.060 orang, baik warga sekitar kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Palung di daerah Ketapang dan Kayong Utara, maupun masyarakat dari luar daerah," katanya di Pontianak, Kamis.

Dia mengatakan klinik itu mungkin satu-satunya klinik di Indonesia yang menerima pembayaran non-tunai, dimana masyarakat yang berobat dapat membayar dengan bibit pohon, kerajinan tangan, kulit telur, dedak, sekam, tenaga kerja, bahkan dengan kotoran hewan.

Alat tukar tersebut kemudian dihargai dengan sejumlah uang, tapi tak diberikan dalam bentuk tunai, melainkan sebagai pengganti biaya berobat atau menjadi tabungan yang kelak dapat digunakan untuk berobat pasien dan keluarganya.

"ASRI juga memberikan diskon berobat bagi desa atau dusun yang berkomitmen untuk menjaga kelestarian hutan," tuturnya.

Bibit-bibit pohon sebagai pembayaran berobat di Klinik ASRI inilah yang juga digunakan untuk menanami hutan-hutan yang terdegradasi.

Sejak 2009 sudah 358,9 hektare hutan ditanami dengan 559.386 bibit pohon. Program reboisasi ini telah menampakkan hasil yang nyata, karena tidak hanya hutan terdegradasi yang kini jadi hijau kembali, tetapi satwa-satwa yang dulu pergi kini sudah datang lagi, katanya.

Dari 50 tangkapan gambar kamera jebak yang diperoleh ASRI, tampak beberapa satwa terancam punah seperti orangutan, enggang badak, dan beruang madu. Juga ada beruk, monyet ekor panjang, kelasi, rusa, kancil, sempidan, dan lain-lain.

"Ini semua bisa tercapai berkat kolaborasi bersama dengan mitra, seperti Balai Taman Nasional Gunung Palung dan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, serta masyarakat di sekitar hutan yang terlibat langsung dalam melestarikan hutan dan menjaganya," kata Nur Febriani.

Pihaknya berkeyakinan bahwa kesehatan masyarakat dan kelestarian hutan juga harus ditopang dengan kesejahteraan masyarakat.

"Karenanya melalui program konservasi dan mata pencarian, ASRI membantu masyarakat untuk menghijaukan kembali kawasan Taman Nasional dengan program Kebun Menjadi Hutan, dimana masyarakat bisa memanfaatkan hasil buah dari ratusan pohon buah yang ditanam di lahan, membantu memberdayakan ibu-ibu janda melalui Program Kambing untuk Janda, serta mendukung petani di sekitar hutan memperoleh hasil yang baik dengan menerapkan model pertanian berkelanjutan," katanya.

Atas kontribusinya, ASRI telah mendapatkan penghargaan Kalpataru Penyelamat Lingkungan (2016), Ashden Award Natural Climate Solutions (2022), dan Anugerah Konservasi Alam dari KLHK (2023).

"Setelah berhasil di hutan Kalimantan dengan berbagai capaiannya, ASRI ingin membawa aksi kesehatan ke hutan-hutan lain di Indonesia," tuturnya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023