Perhelatan Ide Kuliner Lokal Festival 2023 yang dihadirkan Kelompok Sadar Wisata Kampung Caping, Kota Pontianak ikut mengenalkan atau mempromosikan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kalimantan Barat (Kalbar) agar dikenal secara luas.
"Dalam kegiatan ini kurang lebih ada 100 merek lokal di Kalbar dihadirkan dan dikenalkan untuk diketahui secara luas oleh masyarakat," ujar Pengelola Kampung Caping Beny Tan Heri di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan dalam Ide Kuliner Lokal Festival 2023 sejumlah rangkaian acara digelar mulai dari bincang santai, pameran produk UMKM, demo masak kuliner dan temu UMKM, serta acara lainnya.
"Nah, di kegiatan ini berbagai hal dilakukan berkaitan bagaimana UMKM produknya berkualitas dan laris. Kemudian melalui ini pelaku UMKM bisa berkolaborasi dan saling membesarkan," kata dia.
Pada hari pertama pengunjung selain disajikan produk UMKM berkaitan kuliner untuk dibeli juga ada sesi bincang santai. Pada sesi bincang santai perdana penyelenggara menghadirkan dua penggiat UMKM yakni Dedi A Khansa selaku inisiator produk lada bubuk, Lada Batu Layar dari Sendoyan, Kabupaten Sambas dan Dede dari Pesona Kalbar Hijau dari penggiat kopi liberika Kalbar.
Dalam bincang santai yang dihadiri peserta dari Kampus Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Kalbar tersebut, Dedi berbagi informasi mulai dari gagasan hadirnya produk, pemberdayaan petani dan masyarakat hingga peluang serta pasar dari lada bubuk di Kalbar.
"Sejauh ini lada bubuk kemasan di Kalbar didatangkan dari luar daerah. Pada sisi lainnya kita adalah penghasil lada. Jadi miris kondisi itu. Untuk itulah produk ini hadir," kata dia.
Ia menambahkan produk lada bubuk sebagai jawaban terhadap bagaimana harga lada bulat bisa lebih baik di tingkat petani. Kemudian menggali potensi daerah dan meningkatkan nilai tambah petani.
"Produk ini menjadi inovasi desa dan Kabupaten Sambas karena mampu meningkatkan nilai tambah dari barang mentah ke barang jadi sebesar 350 persen. Di sini juga ada pemberdayaan petani. Alhamdulillah usaha yang didukung pemerintah desa hingga pusat seperti adanya pabrik pengelolaan lada dari KemenkopUKM. Kami juga didukung PLN," kata dia.
Sementara itu, Dede memaparkan soal potensi dan keunikan kopi liberika Kalbar. Saat ini pihaknya telah membina petani kopi di Kabupaten Kayong Utara. Menurutnya sudah tugas masyarakat Kalbar bersama dan menjadi kebanggaan dengan adanya kopi liberika yang permintaannya sangat luas.
"Kopi liberika di minati di luar. Pasarnya luas dan kami kewalahan untuk penuhi pasokan. Kami melakukan pemberdayaan dan mengenalkan kopi Kalbar yang cocok tumbuh di dataran rendah. Budaya ngopi kita di setiap momen, namun pasok lokal minim," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Dalam kegiatan ini kurang lebih ada 100 merek lokal di Kalbar dihadirkan dan dikenalkan untuk diketahui secara luas oleh masyarakat," ujar Pengelola Kampung Caping Beny Tan Heri di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan dalam Ide Kuliner Lokal Festival 2023 sejumlah rangkaian acara digelar mulai dari bincang santai, pameran produk UMKM, demo masak kuliner dan temu UMKM, serta acara lainnya.
"Nah, di kegiatan ini berbagai hal dilakukan berkaitan bagaimana UMKM produknya berkualitas dan laris. Kemudian melalui ini pelaku UMKM bisa berkolaborasi dan saling membesarkan," kata dia.
Pada hari pertama pengunjung selain disajikan produk UMKM berkaitan kuliner untuk dibeli juga ada sesi bincang santai. Pada sesi bincang santai perdana penyelenggara menghadirkan dua penggiat UMKM yakni Dedi A Khansa selaku inisiator produk lada bubuk, Lada Batu Layar dari Sendoyan, Kabupaten Sambas dan Dede dari Pesona Kalbar Hijau dari penggiat kopi liberika Kalbar.
Dalam bincang santai yang dihadiri peserta dari Kampus Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Kalbar tersebut, Dedi berbagi informasi mulai dari gagasan hadirnya produk, pemberdayaan petani dan masyarakat hingga peluang serta pasar dari lada bubuk di Kalbar.
"Sejauh ini lada bubuk kemasan di Kalbar didatangkan dari luar daerah. Pada sisi lainnya kita adalah penghasil lada. Jadi miris kondisi itu. Untuk itulah produk ini hadir," kata dia.
Ia menambahkan produk lada bubuk sebagai jawaban terhadap bagaimana harga lada bulat bisa lebih baik di tingkat petani. Kemudian menggali potensi daerah dan meningkatkan nilai tambah petani.
"Produk ini menjadi inovasi desa dan Kabupaten Sambas karena mampu meningkatkan nilai tambah dari barang mentah ke barang jadi sebesar 350 persen. Di sini juga ada pemberdayaan petani. Alhamdulillah usaha yang didukung pemerintah desa hingga pusat seperti adanya pabrik pengelolaan lada dari KemenkopUKM. Kami juga didukung PLN," kata dia.
Sementara itu, Dede memaparkan soal potensi dan keunikan kopi liberika Kalbar. Saat ini pihaknya telah membina petani kopi di Kabupaten Kayong Utara. Menurutnya sudah tugas masyarakat Kalbar bersama dan menjadi kebanggaan dengan adanya kopi liberika yang permintaannya sangat luas.
"Kopi liberika di minati di luar. Pasarnya luas dan kami kewalahan untuk penuhi pasokan. Kami melakukan pemberdayaan dan mengenalkan kopi Kalbar yang cocok tumbuh di dataran rendah. Budaya ngopi kita di setiap momen, namun pasok lokal minim," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023