Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mengimbau warga di kabupaten tersebut untuk mewaspadai lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) menyusul adanya temuan lima kasus pada minggu pertama 2024 ini.
"Ada lima kasus DBD, dua orang di antaranya sedang dirawat di rumah sakit," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengadilan Penyakit pada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu Kastono, kepada ANTARA di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat.
Dia mengatakan, lima kasus DBD itu tersebar di Kecamatan Semitau dua orang, Bunut Hilir satu orang, Putussibau Utara satu orang dan Embaloh Hilir satu orang.
Menurutnya, kasus DBD tersebut perlu diwaspadai agar tidak terjadi lonjakan pada awal 2024.
Kastono membandingkan lonjakan DBD sepanjang Tahun 2023 yang berjumlah 563 kasus dengan dua orang meninggal dunia akibat DBD.
Dua orang yang meninggal akibat DBD pada Tahun 2023 itu berasal dari Kecamatan Bunut Hulu anak berusia 3 tahun dan di Kecamatan Seberuang anak berusia 4 tahun.
"Tentu kita tidak ingin kasus DBD pada awal Januari ini meluas, sehingga perlu kerja sama semua pihak dalam mengantisipasi terutama kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pola hidup yang bersih dan sehat," katanya.
Ia menyebutkan untuk mengatasi persoalan DBD tidak cukup hanya pengasapan atau fogging saja oleh petugas kesehatan, tetapi perlu juga peran masyarakat untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Pada lingkungan pemukiman penduduk, masyarakat tidak boleh membiarkan sampah yang membuat air tergenang, sebab bisa saja tempat nyamuk berkembang biak.
Oleh sebab itu, lanjutnya lagi, masyarakat diminta untuk menerapkan 3M plus yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
"Yang terpenting juga apabila ada keluarga ataupun anak mengalami demam tinggi harus segera dibawa kepada tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk penanganan medis dan cek darah," katanya.
Sehingga jika positif DBD, maka dengan cepat mendapatkan penanganan medis terutama untuk menghindari kasus kematian akibat DBD.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Ada lima kasus DBD, dua orang di antaranya sedang dirawat di rumah sakit," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengadilan Penyakit pada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu Kastono, kepada ANTARA di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat.
Dia mengatakan, lima kasus DBD itu tersebar di Kecamatan Semitau dua orang, Bunut Hilir satu orang, Putussibau Utara satu orang dan Embaloh Hilir satu orang.
Menurutnya, kasus DBD tersebut perlu diwaspadai agar tidak terjadi lonjakan pada awal 2024.
Kastono membandingkan lonjakan DBD sepanjang Tahun 2023 yang berjumlah 563 kasus dengan dua orang meninggal dunia akibat DBD.
Dua orang yang meninggal akibat DBD pada Tahun 2023 itu berasal dari Kecamatan Bunut Hulu anak berusia 3 tahun dan di Kecamatan Seberuang anak berusia 4 tahun.
"Tentu kita tidak ingin kasus DBD pada awal Januari ini meluas, sehingga perlu kerja sama semua pihak dalam mengantisipasi terutama kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pola hidup yang bersih dan sehat," katanya.
Ia menyebutkan untuk mengatasi persoalan DBD tidak cukup hanya pengasapan atau fogging saja oleh petugas kesehatan, tetapi perlu juga peran masyarakat untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Pada lingkungan pemukiman penduduk, masyarakat tidak boleh membiarkan sampah yang membuat air tergenang, sebab bisa saja tempat nyamuk berkembang biak.
Oleh sebab itu, lanjutnya lagi, masyarakat diminta untuk menerapkan 3M plus yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
"Yang terpenting juga apabila ada keluarga ataupun anak mengalami demam tinggi harus segera dibawa kepada tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk penanganan medis dan cek darah," katanya.
Sehingga jika positif DBD, maka dengan cepat mendapatkan penanganan medis terutama untuk menghindari kasus kematian akibat DBD.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024