Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat menetapkan status tanggap darurat bencana terkait banjir yang saat ini merendam sejumlah desa di 10 kecamatan di wilayah tersebut.
"Pak Bupati sudah mengeluarkan surat keputusan dan menetapkan status tanggap darurat untuk mempermudah penanganan banjir dan kami imbau masyarakat untuk mengutamakan keselamatan pada saat banjir seperti ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu, Gunawan, ketika dihubungi ANTARA di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat malam.
Disampaikannya, pada Jumat (12/01) tercatat data sementara banjir merendam 35 desa di 10 kecamatan yang mengakibatkan ribuan warga di Kapuas Hulu terdampak.
Dikatakan dia, debit air hingga Jumat malam pukul 19.20 WIB masih naik dengan ketinggian air rata-rata 60 centimeter hingga 2 meter di atas permukaan tanah di dataran rendah.
"Kami masih menginput data terkait warga terdampak dan pemukiman penduduk terendam banjir. Nanti jika data sudah valid kami akan sampaikan," katanya.
Menurut dia, banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu dikarenakan intensitas curah hujan tinggi yang mengakibatkan sungai Kapuas meluap dan merendam sejumlah dataran rendah serta daerah pesisir sungai termasuk di beberapa titik di pusat Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu.
Gunawan berharap kerja sama semua pihak instansi terkait termasuk pihak kecamatan dan desa serta kelurahan baik dalam pendataan dampak banjir sampai dengan penanganan.
Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir dan waspada bencana alam lainnya.
Kepada para orang tua, dia juga mengingatkan agar lebih ketat mengawasi anak-anaknya pada kondisi banjir.
"Utamakan keselamatan, jika tidak memungkinkan segera menghubungi kami dan mengungsi ke tempat yang lebih aman dari banjir," kata Gunawan.
Sementara itu, pantauan ANTARA, pada Jumat (12/01) sore di sejumlah titik lokasi banjir masyarakat yang rumahnya terendam banjir memilih untuk bertahan dan membuat panggung di dalam rumah.
Di daerah Teluk Barak, Kelurahan Kedamin Hilir, Kecamatan Putussibau Selatan air masih naik, masyarakat menggunakan perahu sebagai alternatif sebab akses jalan terputus akibat banjir.
Irwan, salah satu warga Teluk Barak mengatakan banjir di daerahnya terjadi hampir sepekan terakhir dengan kondisi pasang surut.
Namun, debit air semakin tinggi sejak Kamis malam (11/01) rata-rata rumah warga sudah terendam banjir.
"Kami membuat panggung di dalam rumah untuk mengamankan barang dan tempat kami mengungsi," katanya.
Ia berharap agar ada langkah cepat dan tanggap dari pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana banjir, baik itu bantuan bagi warga terdampak maupun penanganan jangka panjang dan menengah terutama berkaitan dengan kondisi lingkungan.
"Bencana banjir seperti itu jangan sampai dianggap bencana biasa, mesti ada upaya kongkrit dalam penanganan dan tindakan, sebab banjir bukan semata-mata faktor alam saja, melainkan juga ada faktor kerusakan alam akibat ulah manusia," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Pak Bupati sudah mengeluarkan surat keputusan dan menetapkan status tanggap darurat untuk mempermudah penanganan banjir dan kami imbau masyarakat untuk mengutamakan keselamatan pada saat banjir seperti ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu, Gunawan, ketika dihubungi ANTARA di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat malam.
Disampaikannya, pada Jumat (12/01) tercatat data sementara banjir merendam 35 desa di 10 kecamatan yang mengakibatkan ribuan warga di Kapuas Hulu terdampak.
Dikatakan dia, debit air hingga Jumat malam pukul 19.20 WIB masih naik dengan ketinggian air rata-rata 60 centimeter hingga 2 meter di atas permukaan tanah di dataran rendah.
"Kami masih menginput data terkait warga terdampak dan pemukiman penduduk terendam banjir. Nanti jika data sudah valid kami akan sampaikan," katanya.
Menurut dia, banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu dikarenakan intensitas curah hujan tinggi yang mengakibatkan sungai Kapuas meluap dan merendam sejumlah dataran rendah serta daerah pesisir sungai termasuk di beberapa titik di pusat Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu.
Gunawan berharap kerja sama semua pihak instansi terkait termasuk pihak kecamatan dan desa serta kelurahan baik dalam pendataan dampak banjir sampai dengan penanganan.
Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir dan waspada bencana alam lainnya.
Kepada para orang tua, dia juga mengingatkan agar lebih ketat mengawasi anak-anaknya pada kondisi banjir.
"Utamakan keselamatan, jika tidak memungkinkan segera menghubungi kami dan mengungsi ke tempat yang lebih aman dari banjir," kata Gunawan.
Sementara itu, pantauan ANTARA, pada Jumat (12/01) sore di sejumlah titik lokasi banjir masyarakat yang rumahnya terendam banjir memilih untuk bertahan dan membuat panggung di dalam rumah.
Di daerah Teluk Barak, Kelurahan Kedamin Hilir, Kecamatan Putussibau Selatan air masih naik, masyarakat menggunakan perahu sebagai alternatif sebab akses jalan terputus akibat banjir.
Irwan, salah satu warga Teluk Barak mengatakan banjir di daerahnya terjadi hampir sepekan terakhir dengan kondisi pasang surut.
Namun, debit air semakin tinggi sejak Kamis malam (11/01) rata-rata rumah warga sudah terendam banjir.
"Kami membuat panggung di dalam rumah untuk mengamankan barang dan tempat kami mengungsi," katanya.
Ia berharap agar ada langkah cepat dan tanggap dari pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana banjir, baik itu bantuan bagi warga terdampak maupun penanganan jangka panjang dan menengah terutama berkaitan dengan kondisi lingkungan.
"Bencana banjir seperti itu jangan sampai dianggap bencana biasa, mesti ada upaya kongkrit dalam penanganan dan tindakan, sebab banjir bukan semata-mata faktor alam saja, melainkan juga ada faktor kerusakan alam akibat ulah manusia," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024