Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak Kalimantan Barat gencar melakukan pencegahan anemia yang menyasar remaja putri di Kota Khatulistiwa itu dengan memberikan tablet tambah darah.

"Remaja putri memang memiliki risiko lebih tinggi mengalami anemia, salah satu penyebabnya adalah karena remaja putri mengalami siklus menstruasi setiap bulannya. Untuk itulah perlu intervensi pemerintah, " kata Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian saat membuka kegiatan aksi cegah stunting dengan pemberian tablet tambah darah di SMKN 4 Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan, remaja putri perlu dilakukan intervensi dengan pemberian tablet penambah darah. Terlebih ketika nanti sudah menikah dan mengandung, apabila darahnya berkurang maka akan mengalami anemia.

“Sehingga proses kelahirannya tidak normal dan kemungkinan besar berdampak pada bayinya akan mengalami stunting,” katanya.

Ia menuturkan, stunting merupakan kondisi tidak normal yang dialami oleh bayi dalam pertumbuhannya pada usia hingga dua tahun. Oleh karenanya, kegiatan ini perlu dilakukan supaya remaja putri nanti kelak ketika sudah menikah dan melahirkan anak, anak-anak yang dilahirkannya sehat dan cerdas sejalan dengan target pemerintah mewujudkan Generasi Indonesia Emas tahun 2045.

“Harapannya SDM kita berkualitas dan unggul serta memiliki daya saing,” katanya.

Ia berharap, pemberian tablet tambah darah secara rutin bagi remaja putri di Kota Pontianak nantinya akan bisa menurunkan jumlah kasus stunting. Selain itu remaja di Kota Pontianak akan tumbuh menjadi remaja yang sehat, cerdas dan berkualitas.

Ani juga menganjurkan agar selain meminum tablet tambah darah, sebaiknya juga mengkonsumsi protein sehingga hasilnya lebih maksimal.

"Misalnya makan makanan yang mengandung protein hewani minimal ada telur kalau bisa ikan atau ayam supaya kita pintar,” katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga memaparkan saat ini pemerintah gencar melakukan tiga hal krusial. Pertama, meningkatkan asupan sumber makanan zat besi seperti hati, ikan, daging, unggas, sayur berwarna hijau, dan kacang-kacangan. Hal ini sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi keluarga.

“Oleh karena itu, dalam hal mengonsumsi bahan makanan yang dianjurkan untuk meningkatkan kadar zat besi ini, juga harus bijak untuk memilih makanan yang dianjurkan,” katanya.

Kedua, terkait fortifikasi (penambahan untuk meningkatkan zat gizi tertentu) bahan makanan dengan zat besi, di antaranya tepung terigu, beras, minyak goreng dan mentega. Jenis bahan makanan tersebut juga harus dikonsumsi untuk menambah lemak yang ada di dalam tubuh.

Terakhir adalah memberikan suplemen zat besi. Salah satunya dengan pemberian tablet tambah darah seperti yang digelar hari ini di SMKN 4 Pontianak.

"Jadi nanti setelah adik-adik menerima tablet tambah darah, itu harus diminum secara rutin supaya sehat," kata Ani.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024