Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan akses jaringan listrik dan telekomunikasi masih terganggu di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Provinsi Sumatera Selatan yang dilanda banjir sejak sepekan terakhir.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta Rabu mengatakan, gangguan jaringan listrik masih dirasakan oleh para korban banjir di wilayah Kecamatan Karang Jaya, Rupit, dan Karang Dapo.
"Sedangkan akses jaringan telekomunikasi masih terganggu di Kecamatan Karang Dapo dan Rawas Ilir," katanya.
Menurut dia, masalah gangguan tersebut dilaporkan oleh tim siaga darurat bencana di Muratara, pada Selasa (16/4) malam, yang cukup menghambat upaya penanganan dampak bencana di daerah itu.
Atas kondisi tersebut, BNPB berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi untuk mengatasi gangguan yang ada sehingga upaya penanganan dampak bencana bisa baik.
"Terlebih banjir mulai surut sejak semalam, karena itu tim di lapangan mendorong warga yang mengungsi untuk membersihkan material yang terbawa banjir di rumah dan bisa segera ditempati kembali," katanya.
Berdasarkan data terkini dari tim Pusdalops BNPB diketahui bahwa tercatat ada 2.839 rumah warga yang tergenang banjir sehingga penghuninya harus dievakuasi.
Selain itu, banjir juga mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum antara lain enam jembatan penyeberangan putus, lima rumah ibadah, dan 10 unit fasilitas kesehatan rusak berat.
Sementara jumlah keluarga yang mengungsi mencapai 12.953 keluarga atau 51.812 jiwa.
Banjir yang terjadi setelah adanya hujan lebat pada Selasa (16/4) malam itu juga mengakibatkan empat warga meninggal dunia. Tiga di antaranya merupakan warga Kecamatan Karang Jaya, sedangkan satu korban dari Kecamatan Ulu Rawas.
BNPB memastikan semua korban jiwa telah dievakuasi petugas dan diserahkan kepada pihak keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta Rabu mengatakan, gangguan jaringan listrik masih dirasakan oleh para korban banjir di wilayah Kecamatan Karang Jaya, Rupit, dan Karang Dapo.
"Sedangkan akses jaringan telekomunikasi masih terganggu di Kecamatan Karang Dapo dan Rawas Ilir," katanya.
Menurut dia, masalah gangguan tersebut dilaporkan oleh tim siaga darurat bencana di Muratara, pada Selasa (16/4) malam, yang cukup menghambat upaya penanganan dampak bencana di daerah itu.
Atas kondisi tersebut, BNPB berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi untuk mengatasi gangguan yang ada sehingga upaya penanganan dampak bencana bisa baik.
"Terlebih banjir mulai surut sejak semalam, karena itu tim di lapangan mendorong warga yang mengungsi untuk membersihkan material yang terbawa banjir di rumah dan bisa segera ditempati kembali," katanya.
Berdasarkan data terkini dari tim Pusdalops BNPB diketahui bahwa tercatat ada 2.839 rumah warga yang tergenang banjir sehingga penghuninya harus dievakuasi.
Selain itu, banjir juga mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum antara lain enam jembatan penyeberangan putus, lima rumah ibadah, dan 10 unit fasilitas kesehatan rusak berat.
Sementara jumlah keluarga yang mengungsi mencapai 12.953 keluarga atau 51.812 jiwa.
Banjir yang terjadi setelah adanya hujan lebat pada Selasa (16/4) malam itu juga mengakibatkan empat warga meninggal dunia. Tiga di antaranya merupakan warga Kecamatan Karang Jaya, sedangkan satu korban dari Kecamatan Ulu Rawas.
BNPB memastikan semua korban jiwa telah dievakuasi petugas dan diserahkan kepada pihak keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024