Komandan Pos SAR Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Konawe Utara Dedi Irawan menyebut tiga buaya sering terpantau di Sungai Lalindu Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), dampak banjir bandang.
"Buaya ini terlihat waktu subuh dan nampak kembali pada jam 14.30 Wita di sekitar rakit," katanya saat dihubungi melalui telepon di Kendari, Kamis.
Dia menjelaskan kemunculan buaya itu dampak banjir bandang karena air yang meluap dari sungai membanjiri habitat satwa tersebut.
Akibatnya, buaya keluar dari tempat persembunyian dan bergerak mencari mangsa yang terdampar karena banjir.
Pemantauan petugas sejak 3-15 Mei 2024, katanya, situasi penyeberangan sungai dengan jasa rakit di daerah itu relatif kondusif.
Selama banjir di daerah tersebut, pihaknya menurunkan delapan personel untuk bertugas, mulai pukul 08.00 hingga 18.00 Wita, membantu masyarakat di daerah itu.
"Kami imbauan kepada masyarakat karena adanya kemunculan binatang buas harus berwaspada, terutama yang beraktivitas dalam membantu pengendara untuk melintasi luapan sungai, khususnya jasa rakit," kata Dedi.
Ia berharap, warga yang melakukan penyeberangan dengan jasa rakit tetap berhati-hati saat melintasi jalan yang tertutup akibat banjir bandang luapan Sungai Lalindu.
Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara hingga saat ini masih sulit dilalui akibat banjir bandang luapan Sungai Lalindu melanda Kabupaten Konawe Utara.
Kendaraan roda empat dan dua, yaitu minibus dan sepeda motor masih antre untuk naik rakit karena ketinggian air di atas satu meter, sehingga kendaraan belum bisa melintasi daerah tersebut.
"Untuk saat ini, jalur yang putus akibat banjir bandang sepanjang 700 meter, kini tinggal 400 meter untuk melintas dengan menggunakan rakit di daerah tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Buaya ini terlihat waktu subuh dan nampak kembali pada jam 14.30 Wita di sekitar rakit," katanya saat dihubungi melalui telepon di Kendari, Kamis.
Dia menjelaskan kemunculan buaya itu dampak banjir bandang karena air yang meluap dari sungai membanjiri habitat satwa tersebut.
Akibatnya, buaya keluar dari tempat persembunyian dan bergerak mencari mangsa yang terdampar karena banjir.
Pemantauan petugas sejak 3-15 Mei 2024, katanya, situasi penyeberangan sungai dengan jasa rakit di daerah itu relatif kondusif.
Selama banjir di daerah tersebut, pihaknya menurunkan delapan personel untuk bertugas, mulai pukul 08.00 hingga 18.00 Wita, membantu masyarakat di daerah itu.
"Kami imbauan kepada masyarakat karena adanya kemunculan binatang buas harus berwaspada, terutama yang beraktivitas dalam membantu pengendara untuk melintasi luapan sungai, khususnya jasa rakit," kata Dedi.
Ia berharap, warga yang melakukan penyeberangan dengan jasa rakit tetap berhati-hati saat melintasi jalan yang tertutup akibat banjir bandang luapan Sungai Lalindu.
Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara hingga saat ini masih sulit dilalui akibat banjir bandang luapan Sungai Lalindu melanda Kabupaten Konawe Utara.
Kendaraan roda empat dan dua, yaitu minibus dan sepeda motor masih antre untuk naik rakit karena ketinggian air di atas satu meter, sehingga kendaraan belum bisa melintasi daerah tersebut.
"Untuk saat ini, jalur yang putus akibat banjir bandang sepanjang 700 meter, kini tinggal 400 meter untuk melintas dengan menggunakan rakit di daerah tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024