Pemimpin Taiwan Lai Ching-te pada Minggu (26/5) mengatakan dia siap bekerja sama dengan Beijing, meski ada latihan militer China di sekitar pulau tersebut minggu ini.
Lai mengatakan kepada wartawan di Taipei bahwa dia ingin Taiwan dan China "bersama-sama memikul tanggung jawab penting atas stabilitas regional," lapor CNA.
China, yang mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya, melakukan latihan militer pada Kamis (23/5) dan Jumat (24/5), tiga hari setelah Lai dilantik.
"Saya juga berharap dapat meningkatkan saling pengertian dan rekonsiliasi melalui pertukaran dan kerja sama dengan China ... dan bergerak menuju posisi damai dan kemakmuran bersama," katanya.
Pernyataan Lai bertepatan dengan dugaan deteksi sejumlah pesawat dan kapal China di sekitar Taiwan pada Minggu (26/5).
Kementerian pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan mengatakan tujuh pesawat Tentara Pembebasan Rakyat dan 18 kapal terlacak beroperasi di sekitar pulau itu.
Sebagai tanggapan, kata kementerian itu, angkatan bersenjata Taiwan memantau dan merespon situasi tersebut dengan tepat.
Komunikasi antara China dan Taiwan terputus pada 2016 setelah mantan pemimpin Tsai Ing-wen menjabat. Tsai saat itu berjanji untuk mempertahankan kedaulatan Taiwan.
Lai, yang berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP), berjanji untuk mempertahankan kebijakan pendahulunya itu dalam membangun kemampuan pertahanan Taiwan.
Pada saat yang sama, dia tetap terbuka untuk berdialog dengan China dan memperkuat hubungan dengan mitra Taiwan --khususnya AS.
China telah berulang kali menyebut Lai, yang memenangkan pemilu pada Januari, sebagai "separatis".
Sumber: Anadolu
Baca juga: KBRI Beijing promosikan lokasi wisata RI ke wartawan China
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Lai mengatakan kepada wartawan di Taipei bahwa dia ingin Taiwan dan China "bersama-sama memikul tanggung jawab penting atas stabilitas regional," lapor CNA.
China, yang mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya, melakukan latihan militer pada Kamis (23/5) dan Jumat (24/5), tiga hari setelah Lai dilantik.
"Saya juga berharap dapat meningkatkan saling pengertian dan rekonsiliasi melalui pertukaran dan kerja sama dengan China ... dan bergerak menuju posisi damai dan kemakmuran bersama," katanya.
Pernyataan Lai bertepatan dengan dugaan deteksi sejumlah pesawat dan kapal China di sekitar Taiwan pada Minggu (26/5).
Kementerian pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan mengatakan tujuh pesawat Tentara Pembebasan Rakyat dan 18 kapal terlacak beroperasi di sekitar pulau itu.
Sebagai tanggapan, kata kementerian itu, angkatan bersenjata Taiwan memantau dan merespon situasi tersebut dengan tepat.
Komunikasi antara China dan Taiwan terputus pada 2016 setelah mantan pemimpin Tsai Ing-wen menjabat. Tsai saat itu berjanji untuk mempertahankan kedaulatan Taiwan.
Lai, yang berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP), berjanji untuk mempertahankan kebijakan pendahulunya itu dalam membangun kemampuan pertahanan Taiwan.
Pada saat yang sama, dia tetap terbuka untuk berdialog dengan China dan memperkuat hubungan dengan mitra Taiwan --khususnya AS.
China telah berulang kali menyebut Lai, yang memenangkan pemilu pada Januari, sebagai "separatis".
Sumber: Anadolu
Baca juga: KBRI Beijing promosikan lokasi wisata RI ke wartawan China
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024