Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menyiagakan 188 personel penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu.
Kepala BPBD OKU Januar Efendi di Baturaja, Kamis, mengatakan ratusan personel ini disiapkan sebagai upaya penanggulangan karhutla sedini mungkin.
"Ratusan personel ini disiapkan menghadapi potensi karhutla yang diprediksi meningkat selama musim kemarau tahun ini," katanya.
Hal itu dilakukan sebagai antisipasi karhutla agar tidak menimbulkan bencana kabut asap seperti tahun lalu.
"Kami tidak ingin kecolongan. Seperti kemarau tahun lalu selama periode September-Oktober 2023 tercatat 64 kasus karhutla di OKU dengan luas lahan sekitar 200 hektare yang terbakar," katanya.
Personel yang tergabung dalam satgas karhutla ini bertugas memantau titik api melalui aplikasi Lapan, SiPongi, dan Lancang Kuning selama 24 jam di posko masing-masing.
Sebanyak tujuh posko dibentuk di kecamatan yang dipetakan rawan karhutla, yakni Ulu Ogan, Pengandonan, Lengkiti, Muara Jaya, Semidang Aji, dan Sinar Peninjauan.
Januar juga memastikan bahwa peralatan dan kendaraan yang dimiliki BPBD telah siap digunakan untuk memadamkan api serta mengantisipasi penyebaran kebakaran lahan.
Selain persiapan internal, BPBD OKU telah menjalin komitmen dengan beberapa perusahaan dan pemangku kepentingan setempat untuk bersama-sama mengantisipasi karhutla selama musim kemarau.
"Mereka juga menyiapkan posko di setiap kecamatan guna memonitor dan merespons cepat setiap potensi kebakaran yang mungkin terjadi," ujarnya.
Melalui langkah-langkah preventif yang telah dilakukan ini diharapkan dapat meminimalisasi dampak buruk karhutla.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Kepala BPBD OKU Januar Efendi di Baturaja, Kamis, mengatakan ratusan personel ini disiapkan sebagai upaya penanggulangan karhutla sedini mungkin.
"Ratusan personel ini disiapkan menghadapi potensi karhutla yang diprediksi meningkat selama musim kemarau tahun ini," katanya.
Hal itu dilakukan sebagai antisipasi karhutla agar tidak menimbulkan bencana kabut asap seperti tahun lalu.
"Kami tidak ingin kecolongan. Seperti kemarau tahun lalu selama periode September-Oktober 2023 tercatat 64 kasus karhutla di OKU dengan luas lahan sekitar 200 hektare yang terbakar," katanya.
Personel yang tergabung dalam satgas karhutla ini bertugas memantau titik api melalui aplikasi Lapan, SiPongi, dan Lancang Kuning selama 24 jam di posko masing-masing.
Sebanyak tujuh posko dibentuk di kecamatan yang dipetakan rawan karhutla, yakni Ulu Ogan, Pengandonan, Lengkiti, Muara Jaya, Semidang Aji, dan Sinar Peninjauan.
Januar juga memastikan bahwa peralatan dan kendaraan yang dimiliki BPBD telah siap digunakan untuk memadamkan api serta mengantisipasi penyebaran kebakaran lahan.
Selain persiapan internal, BPBD OKU telah menjalin komitmen dengan beberapa perusahaan dan pemangku kepentingan setempat untuk bersama-sama mengantisipasi karhutla selama musim kemarau.
"Mereka juga menyiapkan posko di setiap kecamatan guna memonitor dan merespons cepat setiap potensi kebakaran yang mungkin terjadi," ujarnya.
Melalui langkah-langkah preventif yang telah dilakukan ini diharapkan dapat meminimalisasi dampak buruk karhutla.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024